65. Pencarian

84.2K 7.6K 1.5K
                                    

Waktu menunjukkan pukul lima pagi. Gio baru terbangun dari tidurnya. Jika bukan karena alarm pada ponselnya yang berbunyi, ia bisa kesiangan. Langkahnya pun berjalan menuju kamar kecil di dekat kamarnya. Sekilas, dilihatnya pintu kamar anak-anak yang masih tertutup rapat.

Pria itupun segera bersiap untuk pergi bekerja. Setelah sudah siap, diketuknya pintu kamar anak-anak.

Tidak ada jawaban. Namun, ia bisa mendengar suara Aji yang tertawa.

Gio menghela napasnya dan berteriak, "Ma, Papa berangkat, ya."

Kakinya pun melangkah menuju dapur. Tidak ada satupun makanan yang terhidang di atas meja. Biasanya, meski dalam keadaan marah, istrinya tetap menyiapkan sarapan untuknya. Ia memutuskan untuk segera pergi. Ia akan membeli makan di luar.

Ketika melewati ruang keluarga, dilihatnya bekas kekacauan semalam. Sobekan kertas yang sudah mengering terlihat sangat berantakan. Noda air yang membasahi meja pun terlihat membekas.

Perasaan kesal terhadap tingkah laku Mel yang bertindak nekat masih menyelimutinya. Ia pun memutuskan untuk segera pergi menuju kantor.

***

Waktu menunjukkan pukul sebelas malam. Ia memang harus kembali pulang malam karena harus memeriksa beberapa pekerjaan yang tak bisa diwakilkan. Dilihatnya ruang keluarga yang sudah rapi. Meski ada perasaan aneh ketika tidak melihat Qila tertidur di salah satu sofa dengan beberapa mainannya.

Kakinya pun melangkah menuju dapur, berharap ada beberapa makanan yang tersedia di sana. Lagi, ia harus dibuat kecewa ketika tidak ada satupun makanan di atas meja. Ia pun meletakkan sebuah plastik berisi buah-buahan di atas meja.

Gio memutuskan untuk tidur. Tubuhnya terasa sangat lelah. Ketika sampai di lantai atas, dilihatnya pintu kamar anak-anak yang tertutup rapat. Mungkin, anak-anaknya sudah tertidur.

Ia pun melangkah menuju kamarnya. Tidak ada istri dan bayinya di sana. Lagi-lagi, keduanya memilih tidur di kamar anak-anak.

***

Waktu menunjukkan pukul enam pagi. Gio terkejut karena tidak ada yang membangunkannya. Dering ponselnya pun tidak berhasil membangunkannya. Dengan tergesa, ia bersiap untuk pergi bekerja.

Selama bekerja pun, pikirannya tidak bisa fokus. Ia terus memikirkan tentang sifat istrinya yang keterlaluan. Tidak biasanya istrinya itu tidak membangunkannya. Bahkan, wanita itu tidak mengiriminya pesan singkat sejak kemarin.

Diambilnya ponsel yang berada di atas meja. Jemarinya pun mengetik nama istrinya dan menghubungi wanita itu. Tidak ada jawaban pada panggilan pertama. Begitu juga dengan panggilan-panggilan selanjutnya.

Ketika waktu makan siang tiba, ia memutuskan untuk pulang ke rumah. Hanya untuk memastikan keadaan keluarganya.

Setelah sampai di rumah, tujuan pertamanya adalah dapur. Istrinya pasti sedang memasak untuk makan siang. Senyuman terukir di wajahnya ketika membayangkan lezatnya masakan wanita itu. Dua hari tidak memakan masakan wanita itu, membuatnya merasa rindu.

Namun, dugaannya salah. Tidak ada seorang pun di dapur. Termasuk di halaman belakang rumah. Gio pun memeriksa kamar anak-anak. Ia tak bisa menutupi keterkejutannya ketika tidak menemukan seorang pun di dalam sana.

Tidak ada orang lain di rumah, selain dirinya.

Buru-buru ia menghubungi istrinya. Dering ponsel terdengar. Ternyata, wanita itu meninggalkan ponselnya di dalam kamar. Hal itu membuat Gio tidak bisa melacak keberadaan keluarga kecilnya.

Pria itupun menghubungi para pekerja di rumahnya untuk menanyai keberadaan keluarga kecilnya. Menurut informasi yang didapat, istri dan ketiga anaknya pergi menuju rumah Nadya dengan membawa dua koper milik anak kembarnya.

Oh Baby, Baby, Twins! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang