Satu

26.5K 1.6K 28
                                    

Mulmed : Clara

***
Seorang pengusaha yang mampu mengembangkan perusahaan sang Ayah di usia mudanya. Pekerjaannya sekarang ialah mengelolah perusahaan sang Ayah sekaligus menjadi Mahasiswa disalah satu Universitas terbaik.

Memiliki otak yang cerdas serta kekuasaan yang mutlak memang suatu kebanggaan untuknya.

Ia tak perlu pusing untuk memikirkan jadwal kuliahnya dengan pekerjaan kantor, statusnya sebagai CEO membuatnya bisa melakukan apapun yang ia inginkan.

Wajah tegas, serta mata hijau nan tajam mampu membuat siapapun tunduk padanya. Namun, tak ada yang bisa menolak pesona dari sang pemimpin. Garis wajah yang terpahat sempurna membuat siapapun yang menatapnya akan memuja dirinya.

Walau sang pemimpin hanya menampakkan wajah datar dan dingin, tak siapapun yang tau jika dilubuk hatinya menyimpan kerapuhan.

Sampai sekarang ia masih menunggu seseorang itu. Entah mengapa hatinya selalu meyakinkan dirinya.

Jika gadis itu pasti kembali.

***

"Ana."

"Hmm."

"Bangun, udah pagi! Jangan jadi pemalas!" tegas sang Kakak.

Yang dibangunkan malah semakin menenggelamkan dirinya dalam selimut.

"Ana. Clara sudah datang dan kamu belum juga bangun?"

"5 menit," Gumam Ana.

"Yasudah. Kakak suruh dia pulang aja."

Dengan secepat kilat Ana bangun. Matanya masih setengah terbuka, kakinya melangkah ke arah kamar mandi dengan malas.

"Kakak! Kak Claranya jangan disuruh pulang, Ana udah bangun kok," ucapnya sebelum berlalu masuk ke kamar mandi.

Sang Kakak terkekeh kecil "Iya."

Clara adalah guru privat Ana, mereka sangat dekat sejak beberapa tahun lalu, Ana sudah menganggap Clara sebagai kakak perempuannya sendiri.

***
"Semangat belajarnya. Kakak ke kantor dulu," pamit sang Kakak mencium pipi Ana.

"Kalau rajin nanti Kakak kasih hadiah. Jangan lupa makan siang, vitaminnya juga diminum, jangan kemana mana apalagi keluar rumah sendirian!" tegasnya.

Ana hanya mengangguk malas, ia sudah bosan mendengar kalimat itu setiap hari. Kakaknya selalu saja begitu.

Selepas kepergian Kakak Ana. Clara memulai pembelajarannya. Ia kembali mengulang materi agar Ana paham dengan jelas, tau jika Ana tipe orang yang lambat mengerti.

***
Arga Stevano. Cowok paling dingin dikampus. Sifatnya yang cuek membuat dirinya tak memiliki banyak teman. Namun, itu tak membuat dirinya dikucilkan.

Justru banyak mahasiswi yang mengagumi dirinya. Apalagi ada beberapa yang mengetahui jika ia adalah pewaris sekaligus pemimpin dari perusahaan ternama.

Tidak ada yang bisa menolak seorang Arga Stevano. Wajah datar yang nyaris tak tersentuh itu membuat kesan tersendiri untuk dirinya.

Setiap melalui koridor, ada saja yang berlagak seperti sangat kenal dengannya. Menyapa dirinya bak teman dekat. Bahkan, ada mahasiswi yang pernah memeluk lengannya menggoda.

Ia tau, mereka adalah anak dari rekan bisnisnya. Mereka mendekatinya dengan maksud lain. Arga sudah terbiasa dengan hal itu.

Ia menanggapi mereka dengan tatapan tajam yang bisa menusuk siapa saja orang yang berani mengganggu ketenangannya.

Remember You (Selesai)Where stories live. Discover now