Tiga Belas

11.6K 1K 21
                                    

Uhhh senengnya disemangatin sama kalian😊, thanks buat semangatnya😍

Update tiap sabtu malam ya👍

Happy Reading

"Ana sudah berapa lama minum vitamin ini?"

Ana mencoba berfikir, mengingat sudah berapa lama ia meminumnya. Namun, tak berhasil. Ia menggeleng. "Gak tau, Ana lupa. Yang jelas Ana udah minum obat itu sebelum ketemu kak Clara."

"Setelah minum obat ini, ada efek tertentu gak yang Ana rasa- "

Ucapan Sean belum selesai. Namun, seseorang terdengar mengetuk pintu hingga membuat ketiga orang itu menoleh kearah di mana asal suara berada.

"Kayaknya itu kak Devan, deh. Biar Ana yang buka."

Gadis itu berlari pelan menuju pintu yang dihadiahi peringatan keras dari Clara. Gadis itu hanya menyengir tanpa dosa.

Clara menatap kekasihnya bingung "Ada yang aneh ya sama obatnya?"

Sean mengangguk. "Aku yakin ini bukan vitamin."

"Jadi maksud kamu, Devan bohong?" tanya Clara berbisik.

"Bisa jadi." Sean mengambil satu butir obat tersebut, menyimpannya di saku celana lalu mengembalikan obat yang lain pada Clara.

Terlihat Ana kembali menghampiri mereka. Gadis itu berpamitan sebab Devan sudah datang menjemputnya. Kakaknya tak perlu masuk, hari sudah malam dan mereka akan langsung pulang.

Clara mengantar Ana hingga depan pintu. Tak lupa Devan mengucapkan terima kasih karena telah menjaga Ana. Setelah Clara mendapat kecupan di pipi dari Ana. Kedua kakak beradik itu pun pergi.

***

"Pak Bos tersayang, kenapa orang jelek kaya dia selalu di sini, sih?" tanya Lily dengan nada tak suka.

"Emang kenapa? Masalah buat lo!" Jawab Dimas sama sinisnya dengan Lily.

Kini mereka bertiga sedang makan siang di ruangan Arga. Awalnya hanya Arga dan Dimas yang ingin membicarakan rencana mereka terhadap Devan. Namun, tak lama Lily datang dan ikut bergabung.

"Gak masalah, sih. Cuma enek aja gitu tiap hari ketemu lo mulu!" Gadis itu sangat bersemangat mengejek pria itu.

"Salah sendiri mau kerja di sini!" Kata-kata Dimas berhasil membuat Lily diam. Gadis itu memilih melanjutkan makannya.

"Jadi rencana lo gimana?" Tanya Dimas pada Arga.

"Minggu depan gue ke sana," putus Arga.

Mata Dimas membulat. Sepertinya Arga benar-benar serius dengan Rena. Ia bahkan rela meninggalkan pekerjaan serta kuliahnya hanya untuk menjemput gadis itu.

Mereka mengabaikan Lily yang masih asik dengan makannya. Seakan gadis itu tidak mengerti dengan apa yang kedua pria itu bicarakan.

Mungkin kedua pria itu berfikir jika Lily memang tidak mengerti dengan obrolan mereka. Lily tidak tau apa-apa. Namun, mereka salah besar. Diam-diam gadis itu menajamkan pendengarannya. Ini informasi yang sangat menguntungkan baginya.

Tidak ada yang tau jika Lily adalah

Mata-mata dari Devan.

***

"Devan Brengsek!"

Pria itu tak henti-hentinya menelpon nomor milik Devan yang tak kunjung dijawab oleh pemiliknya.

Remember You (Selesai)On viuen les histories. Descobreix ara