Dua

17.9K 1.4K 24
                                    

Yeyy Annoying Girl udah 1k, sesuai janji, aku publis next chapter

Happy Reading😘

*****

Ana bosan. Tak tau harus melakukan apa, yang ia lakukan hanya berguling di atas tempat tidurnya saja.

Sampai sekarang kakaknya belum juga pulang, padahal ia mengatakan hanya pergi sebentar.

Ana berjalan menuju dapur, mencari sesuatu yang bisa mengganjal perut dan menyenangkan hati.

Ia menekuk wajahnya saat melihat tak ada apapun di kulkas, dengan gontai Ana berjalan ke arah meja makan, duduk disana dan menenggelamkan kepala di antara lipatan tangannya.

Tiba tiba sebuah pikiran terlintas dikepalanya, ia tadi sempat melihat ada minimarket tak jauh dari rumahnya, bagaimana jika ia pergi membeli beberapa makanan disana.

Namun ia sedikit ragu, kakaknya sudah melarang dirinya agar tidak keluar rumah terlebih jika sedang sendiri, ia pasti akan dimarahi habis habisan jika kakaknya tau.

Ana masa bodoh, lagipula minimarket itu tak jauh dari rumahnya, jika berjalan kaki pun tak akan lama, ia juga hanya sebentar tak akan berlama lama, kakaknya pasti tidak akan tau.

Dengan segera ia berjalan kekamarnya, mengambil beberapa keperluan, setelah itu ia pergi meninggalkan rumah.

Sebenarnya, ini pertama kalinya Ana keluar rumah seorang diri, biasanya ia akan ditemani oleh sang kakak, jika tidak ada sang kakak, ia tidak perbolehkan pergi, kalau ingin sesuatu ia akan menyuruh pekerja rumah tangga yang membelinya.

Jujur ia sedikit tak terbiasa saat ditatap orang orang, jika dengan kakaknya semua orang akan menatap sang kakak dibanding dirinya.

Dalam hati Ana berdoa, semoga kakaknya tidak mengetahui kenekatannya ini.

Jujur, ia pernah mencoba pergi sendirian disaat kakaknya sedang sibuk diruang kerja, namun belum sampai membuka gerbang rumah, seseorang langsung menarik tangannya dan membawanya masuk kedalam rumah.

Orang itu adalah kakaknya, ia dimarahi habis habisan, yang ia tau jika kakaknya tak ingin ia kenapa napa, ia tak mau kejadian dulu terulang kembali.

Entah kejadian apa, Ana melupakannya, gadis itu tak tau apapun tentang kejadian masa lalu yang menimpanya, seingatnya kakaknya pernah mengatakan jika dulu dirinya pernah dirawat berbulan bulan dirumah sakit karna suatu kejadian.

Kejadian itu yang selalu Ana ingin ketahui, namun sang kakak tak pernah memberitahunya, hingga ia lupa sendiri dengan hal itu.

Ana tersenyum puas saat dirinya sampai didepan minimarket, ia masuk kedalam, kakinya langsung menuju ke rak makanan ringan.

Ana tidak tau cara memasak, itulah mengapa ia tak membeli makanan mentah untuk diolah dirumah, ia juga tidak terlalu suka makan makanan berat.

Ana harus dipaksa terlebih dahulu agar ia makan, bukan karna tak ingin gendut, ia hanya malas jika harus minum vitamin setelah makan.

Ia tak tau vitamin macam apa itu, yang kakaknya katakan hanya, vitamin itu akan membuatnya tak mudah diserang penyakit.

Sungguh ia merasa seperti anak kecil yang harus selalu diperhatikan, ia juga ingin merasa bebas, merasakan sesuatu yang dilakukan orang orang seusianya.

Mempunyai teman misalnya, Ana sama sekali tak mempunyai teman, kakaknya selalu mengatakan jika lebih baik tak usah punya teman.

Ana sampai jengah, apa apa harus dengan kakaknya, ia juga ingin mengenal orang baru, ia bahkan tak diperbolehkan membuat akun sosmed apapun.

Remember You (Selesai)Where stories live. Discover now