Extra Part

12.5K 911 51
                                    

"Arga! Bangun!"

Rena mengguncang tubuh Arga. Mencoba membangunkan pria itu. Sebenarnya sudah dari satu jam yang lalu ia bolak balik dapur ke kamar hanya untuk membangunkan Arga.

Keringat sudah membanjiri pelipisnya. Ia harus segera kembali lagi ke dapur karena tak ingin masakannya gosong.

Rena menghela nafas lega. Masakannya telah selesai. Sekarang tugasnya hanya membangunkan Arga saja.

Untuk kesekian kalinya ia kembali menaiki tangga menuju kamar. Tiba diujung tangga teratas, ia ngos-ngosan. Rena memilih istirahat sejenak sebelum melanjutkan kembali perjalanannya menuju kamar.

Lagi-lagi. Suami tukang paksanya itu belum juga bangun. Bahkan Arga tak bergerak sedikitpun dari tempatnya.

"Arga!! Kenapa belum bangun, sih?! Aku udah capek teriak-teriak. Rena siram air panas, mau?!" Ancamnya kejam.

Arga tetap tak bergeming. Pria itu masih nyenyak tidur dalam posisi telungkup.

"Ihhh Arga!!"

Rena mulai mencoba beberapa cara untuk membangunkan pria itu. Mulai dari menggoncang bahu Arga, memukul lengan kekar suaminya, hingga menjambak rambut pria itu.

Arga tetap diam.

"Arga! Woyy! Rena kalau kesel suka makan orang, loh! Mau Rena makan?!"

Melihat tak ada tanggapan, membuat emosi gadis itu naik hingga di ujung rambut. Kali ini ia sudah benar benar marah.

Rena mengigit bahu telanjang Arga. Kebiasaan pria itu jika tidur, tak pernah memakai atasan. Membuat Rena harus menahan matanya untuk tidak menatap pemandangan indah itu.

Rena sudah tak peduli lagi jika Arga akan marah. Ia sudah benar-benar ingin mencabik-cabik wajah suaminya itu sekarang. Tapi, Rena tidak tega, dunia akan kekurangan stok pria tampan nantinya. Dan lagi, ia tak punya keberanian.

Arga masih tetap tak bergerak. Sedikitpun tak ada reaksi dari pria itu. Rena memandang bengis. Sudahlah ia tidak peduli. Biar saja Arga terlambat menghadiri meeting penting yang suaminya katakan semalam.

Rena mengusap wajahnya lelah. Ia membanting tubuhnya begitu saja di atas punggung lebar Arga. Mencoba menenangkan nafasnya yang masih memburu.

Perlahan matanya mulai memberat. Mungkin ini akibat terlalu lelah. Membangunkan Arga sudah menguras banyak tenaganya.

Tiba-tiba Rena merasakan pergerakan dari Arga, membuat tubuhnya jatuh di atas kasur tepat disebelah Arga.

Rena tidak peduli lagi. Kantuk sudah sangat menguasainya. Samar-samar, ia mendengar suara Arga yang tertawa pelan. Menarik tubuhnya kedalam pelukan pria itu. Membuat kesadaran Rena sudah benar-benar hilang karena hangatnya pelukan pria itu.

Arga mengemas tubuh mungil Rena dalam pelukannya. Membiarkan sejenak istrinya untuk beristirahat. Sebelum ia memulai kembali aksi jailnya. Yaitu mengerjai Rena.

Arga sebenarnya sudah bangun sejak pertama kali Rena membangunkannya. Ia juga sengaja meminta gadis itu membangunkannya pagi-pagi sekali dengan alasan meeting penting.

Padahal itu adalah salah satu rencana Arga untuk mengelabui istrinya ini. Sedari tadi Arga berusaha menahan tawa mendengar setiap ocehan dari Rena.

Hingga, ia melihat betapa lelahnya Rena, membuat Arga mengakhiri sandiwaranya. Namun, ia merasa belum puas. Akhir-akhir ini hobi Arga adalah mengganggu istri kecilnya.

"Rena. Hey, bangun."

Arga membalik tubuh Rena hingga menghadap padanya. Pria itu menenggelamkan kepalanya di leher Rena. Menghirup aroma Rena yang selalu menjadi candunya.

Remember You (Selesai)Where stories live. Discover now