Tujuh

12.8K 1.1K 37
                                    

Lily Andreas, gadis cerewet itu kini diam. Ia sedang tak berniat mengatakan apapun, ia marah pada Arga yang telah mengacau di apartemennya pagi-pagi sekali.

Entah apa tujuan pria itu, yang jelas pagi tadi Lily masih tidur menikmati hari liburnya tanpa berkas-berkas serta jadwal yang harus ia susun untuk boss dinginnya. Namun, Arga datang merusak mimpinya yang indah. Menyuruhnya untuk segera bersiap.

Sekarang ia berada di dalam mobil Arga. Disebelahnya ada si pengacau yang sedang menyetir. Lily melirik sinis pria itu, masih mengumpat tidak terima di dalam hati.

"Mau kemana, sih?!"

Bukannya menjawab, Arga malah bertanya balik, "tau nama cewe yang hampir aku tabrak waktu itu gak?!" Matanya masih fokus pada jalan.

"Ana." Gadis itu menjawab dengan kesal. "Kepo banget!!"

Arga tersenyum tipis. Ternyata benar, Ana adalah Rena, tentu saja.

Lily menyatukan alisnya aneh. Sejak kapan Arga bertanya tentang seorang wanita. Bukankah pria itu tidak pernah tertarik dengan yang namanya perempuan.

Yang membuatnya semakin bingung adalah, Arga membawanya ke perumahan dimana mereka mengantar gadis itu.

Gawat.

Lily mencoba tetap santai. Namun, tangannya bergerak cepat mengetik pesan di ponselnya, berusaha tenang agar sang bos tidak curiga.

"Kita mau ngapain kesini?"

"Mencari seseorang!" Mata Arga sibuk menelusuri setiap rumah yang kemungkinan gadis itu berada.

Sambil terus berbalas pesan dengan seseorang diseberang sana, Lily masih mencoba memperlambat waktu Arga.

"Siapa? Ana? Emang Arga tau rumahnya yang mana? Gak liat apa semua rumah di sini sepi kaya gak ada penghuninya. Mending pulang aja, yuk. Lily merinding!"

"Li, coba telepon Dimas!" Perintah Arga.

Ekspresi Lily berubah menjadi jijik seketika. "Dihh, ngapain! Amit-amit teleponan sama dia!"

"Biar aku yang bicara."

"Tapi kan- "

"Lily!"

Gadis itu terdiam saat suara Arga berubah menjadi tegas dan dingin. Dengan cepat tangannya menekan nomor Dimas pada ponsel yang sedari tadi ia genggam.

"Hallo, beb. Tumben-tumbenan telpon akuh, kangen yahh??"

Lily langsung berekspresi seolah ia ingin muntah. "Alay lo!!" Ucapnya sebelum memberikan ponsel miliknya pada Arga.

Pria itu meraih ponsel Lily. Ia memelankan laju mobilnya lalu bertanya pada Dimas, "dimana?"

"Lo terlambat bro! Devan udah pergi bawa Ana."

"Sial!!" Geram Arga mematikan sambungan.

Dengan cepat Lily merampas ponselnya dari tangan Arga dan langsung memeluknya sayang. Ia tak mau ponselnya itu hancur berkeping-keping karena amukan Arga.

"Gila!!"

***
"Kak, Ana gak mau!"

"Ana, kita sudah bicarakan ini kemarin dan kamu setuju. Kenapa sekarang berubah pikiran?"

Gadis itu melangkah cepat mengikuti sang kakak yang sedang menarik sebuah koper serta membawa tas miliknya.

"Kak Devan pembohong!"

Langkah pria itu terhenti mendengar suara bergetar adiknya. "Ana jangan mulai! Ini di tempat umum."

Mereka sekarang memang berada di tempat umum. Banyak orang berlalu lalang dengan barang bawaan masing-masing. Ana dan kakaknya kini berada di bandara.

Remember You (Selesai)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα