Empat

15.1K 1.2K 41
                                    

"Tunggu!!"

Pria itu berlari mengejar Ana, namun langkahnya terhenti saat gadis itu tersenyum lebar menatapnya dari dalam lift yang mulai tertutup.

"Huffftt." Ana menghela nafas lelah. "Untung aja cepet cepet lari tadi."

Aneh. Setiap bertemu dengan Ana, pria itu pasti akan shock, seakan Ana adalah mayat yang hidup kembali.

Itu adalah pria yang bertemu dengan Ana di minimarket, pria yang membuat Ana harus berlari dari minimarket dan hampir tertabrak.

Tiba tiba teleponnya berbunyi, Ana segera mengangkatnya sebelum orang itu marah. Siapa lagi kalau bukan sang kakak.

"Dimana!!"

Bahaya jika suara kakaknya sudah seperti ini, dingin dan menusuk.

"Hehehe, Ana di lift kak. Mau turun kebawah cari udara segar. Ana bosen nungguin kakak."

"Ana!!" Geram sang kakak. "Tunggu di depan lift, jangan kemana mana lagi!!"

"Siap, Pak Boss."

Sesuai keinginan kakaknya, Ana menunggu didepan lift, ia diam berdiri disana memperhatikan orang orang yang berlalu lalang.

Tak lama suara lift berdenting, beberapa pengusaha keluar dari lift termasuk sang kakak.

Ana pura-pura tak melihat kakaknya yang sedari tadi melayangkan tatapan menusuk. Namun, matanya malah tak sengaja melihat salah satu pengusaha yang keluar setelah kakaknya tadi, itu pengusaha yang di idolakan oleh Ana.

Baru saja ia ingin mengejar pengusaha yang berjalan membelakanginya itu. Namun,  tangannya tiba-tiba ditarik oleh kakaknya, membawanya ke arah berlawanan dengan si pengusaha tampan idola barunya itu.

Ana hanya menurut, memasang wajah ditekuk karna gagal menemui pria tampan kesukaannya.

Namun, tak ayal hatinya senang, walaupun tak dapat berinteraksi bersama idolanya, setidaknya ia bisa melihat secara langsung sang idola.

Arga Stevano.

***
Entah kenapa, mulai dari ruang rapat hingga saat ia berada di lift sekarang ini. Perasaannya terasa sangat tenang, ada hal yang membuatnya senang, ada sesuatu dari lubuk hatinya yang bergejolak bahagia, seakan seseorang yang ia sayangi berada di dekatnya sekarang.

Sedari tadi Arga menatap pengusaha yang tengah berdiri didepannya. Tampak orang itu tengah menahan emosi, terlihat dari tangannya yang mengepal kuat.

Ia mengenal pria itu. Devano Refaldy, salah satu pengusaha muda yang menjadi saingannya.

Saat pintu lift terbuka, pria itu keluar dengan terburu-buru lalu diikuti oleh Arga. Sekilas ia melihat pria itu berdiri didepan seorang gadis, ia tidak tau wajah si gadis karna tertutup tubuh Devano yang membelakanginya.

Saat keluar dari lift perasaannya semakin membuncah, dengan cepat ia berjalan ke arah basement gedung. Namum entah mengapa dirinya refleks untuk menoleh ke arah belakang, penasaran dengan apa yang dilakukan seorang Devano Refaldy.

Arga hanya melihat Devano menarik tangan gadis yang membelakanginya. Si gadis terlihat pasrah dan mengikuti langkah lebar Devano dengan langkah kecilnya.

Arga tak ambil pusing, ia tak pernah mau mencampuri urusan orang lain, tapi didalam hatinya, ia sangat ingin mengetahui siapa gadis yang tengah ditarik oleh pengusaha muda itu.

***
"Kak, Ana pengen ketemu Arga!"

Ana kesal bukan main, saat impiannya hampir tercapai, semuanya lenyap begitu saja dalam sekejap.

Remember You (Selesai)Where stories live. Discover now