Dua Puluh Empat

11.5K 1K 43
                                    

"Arga."

"Hmm." Pria itu memeluk Rena dari belakang, menenggelamkan kepalanya di bahu Rena.

Arga tidak tau jika gadis itu berusaha mati matian menenangkan jantungnya yang sudah tidak stabil.

Jerry dan Ian bahkan dibuat melongo dengan perlakuan Arga, inikah si pria datar itu?

"Arga jangan gini dong, Rena jadi deg-degan," ucap gadis itu dengan pipi memerah.

Satu lagi yang membuat Ian dan Jerry tambah melongo, gadis itu terlampau jujur.

Arga terkekeh lalu melepaskan pelukannya, Rena berbalik, langsung memeluk leher pria itu.

"Omaigat, Rena kangen banget banget banget sama Arga! Rena kira Arga udah lupain Rena karena udah terkenal, fans nya Arga udah banyak jadi lupa sama teman tercantiknya ini."

"Aku gak bisa lupain kamu, Ren," ucap Arga.

Rena menatap manik hijau itu sesaat "Maksudnya apa? Mau bikin Rena baper? No!"

Gadis itu melepas pelukannya lalu berpindah duduk di antara Jerry dan Ian, Rena kembali menatap Arga yang berada didepannya.

"Rena udah siapin banyak pertanyaan untuk Arga, dan harus dijawab dengan jujur. Itupun kalau Arga mau sih."

Brakkk.

Semua terlonjak kaget, pusat perhatian mereka kini tertuju pada seorang pria yang berdiri didepan pintu dengan nafas memburu.

"Woyy rumah gue ancur!!" Teriak Jerry saat pintu rumahnya ditutup dengan kencang oleh pria itu.

"Ampun, Jer. Gila, emak emak disini pada agresif banget, liat cowok ganteng dikit langsung di keroyok." Pria itu langsung merebahkan dirinya dilantai.

Rena berjalan mendekati pria itu, mencoba melihat dengan seksama, ia seperti kenal orang ini, Rena berjongkok didekat pria yang masih berbaring itu.

"Ini Dimas bukan sih? Kok mirip Dimas ketua kelas Rena dulu?"

Pria itu tersenyum, lalu ikut berjongkok didepan Rena "Gue emang Dimas, Renaa!!"

Mereka berpelukan, tak menyadari jika ada hati yang panas disana "Okee sekarang geng kita udah lengkap, ayokk makan!" Ajak Rena.

Gadis itu tiba tiba teringat sesuatu "Sean mana?"

Ian menepuk jidatnya, bagaimana ia bisa lupa dengan temannya yang satu itu "Dia udah gak di Indo, Ren."

"Oh ya? Trus Sean dimana sekarang, Alya juga ikut?"

"Mereka ada LA, kuliah." Itu bukan Ian, melainkan Arga, pria itu merasa cemburu saat Rena menanyakan kabar pria lain.

"Oh gitu, Rena boleh minta kontak kalian gak? Sekalian kontak Sean sama Alya ya!"

Pertama, gadis itu memberikan ponsel pemberian Abangnya pada Dimas, menyuruh pria itu menulis nomor ponsel disana, lalu beralih pada Jerry dan terakhir Arga.

Arga mengembalikan ponsel Rena pada sang pemilik, dengan hati senang Rena memeriksa kontak mereka, alisnya menyatu saat tak melihat nama kontak selain nama Arga disana.

"Kontak kalian kok gak ada?"

"Ada kok," ucap Dimas, pria itu kemudian ikut menatap ponsel Rena dan tidak menemukan nomornya yang sudah ia simpan tadi.

Jerry, Ian, serta Dimas kemudian menatap Arga yang terlihat santai bersandar pada kursi kayu disana.

"Kenapa?"

"Gak usah sok polos!" Serang Dimas.

***
Kedua insan itu kini berjalan sambil bergandengan tangan, pria yang memakai masker dan topi itu tampak seperti sedang menggandeng seorang keponakan karena tinggi yang berbeda jauh.

Remember You (Selesai)Where stories live. Discover now