tujuh belas

11K 1K 41
                                    

Update cepat lagi gapapa ya😄, takut gak sempat kalau nanti malam, thanks😊

Happy reading

***

"Siapa?" Ia bertanya dengan suara bergetar

Pria itu tak menjawab, malah semakin mengeratkan pelukannya pada Ana

Anehnya, gadis itu merasa terlindungi, tak seperti sebelumnya saat ia benar benar sendiri

Sorot lampu tiba tiba terarah pada mereka, membuat gadis itu menyipitkan matanya karna silau

"Ayo!" Ajak pria itu

Ana masih tak bergerak, gadis itu berbalik menatap wajah orang yang memeluknya

Ia semakin di buat bingung, merasa tidak asing dengan wajah orang itu, Ana berdiri saat pria itu mengulurkan tangannya membantunya berdiri

Kemudian tangannya ditarik pelan, menuju kearah sorot lampu tadi yang ternyata adalah sorot lampu mobil

Ia tak merasa takut sama sekali dengan pria ini, bahkan tak ada penolakan apapun darinya

Mereka memasuki mobil, duduk berdampingan di kursi penumpang, tangannya tak pernah lepas dari genggaman pria itu

Rasanya hangat, seperti genggaman kakaknya Devan, matanya kembali berkaca kaca mengingat kakaknya itu, bahkan ia tak sadar jika pipi berisinya sudah basah oleh air mata

"Jangan menangis!" Pria itu mengusap air mata yang berada di wajahnya

Ana semakin terisak mengingat jahatnya Devan padanya "kenapa kakak jahat?"

"Kakak? Dia bukan kakak kamu!"

Ana menoleh, menatap pria disampingnya itu, ia menggeleng mengelak perkataannya barusan

"Kak Devan itu kakaknya Ana" Ia tetap mengatakan itu walau hatinya sudah mulai ragu, bagaimana jika Devan benar benar bukan kakaknya

Ana berberlik menatap kearah luar jendela, ia ingin berfikir sebentar, memikirkan Devan dan semua kejadian kejadian yang ia alami belakangan ini

Pria itu memutar tubuh mungil Ana menghadap kearahnya, menangkup kedua pipi Ana agar gadis itu menatap matanya

"Ini Abang Rena! Aldo, kakak kandung kamu"

Mata bulat Ana semakin membulat, ia ingat sekarang, Aldo! Pria itu yang selalu memanggilnya Aya saat ia memimpikan Rena

Ana menggeleng, kenapa semua orang memanggilnya Rena, ia Ana, sudah berapa kali Ana tegaskan

"Aku buka Rena, tapi Ana, Aku juga bukan adiknya kak Aldo, Ana adiknya Kak Devan!"

"Dia bohong, Devan gak pernah punya adik, dia anak tunggal, Devan yang sudah bawa kamu pergi dari Abang!"

Ana menatap mata Aldo, mencoba mencari kebohongan pria itu "kak Aldo tau darimana?"

Tangan lebar pria itu mengusap rambutnya dengan lembut "Dulu, kamu sering manggil kakak dengan sebutan 'abang' dan sekarang kakak pengen dengar itu lagi"

Ana seakan terlena dengan tutur Aldo yang sangat lembut, ia bahkan tak merasa khawatir saat ia satu mobil bersama orang asing

"Abang?"

Aldo mengangguk, senyum menawan dari wajahnya tak pernah luntur "Iya, Bang Aldo!"

"Bang Aldo?" Ana merasa pernah mendengar panggilan itu sebelumnya.

Aldo tertawa pelan saat menatap wajah adiknya yang masih terlihat bingung, ia mengambil ponselnya, membuka sesuatu disana dan menunjukkannya pada Ana

Remember You (Selesai)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz