Delapan belas

11.1K 1K 83
                                    

Happy Reading 💕

"DIA MEMANG RENA BUKAN ANA, PUAS!!"

Bughhh

Satu bogem kuat dari Aldo mendarat tetap di tulang pipinya

"Kenapa Brengsek!!" Aldo mendaratkan lagi tinjuan tepat di perut Devan

"Kenapa harus adik gua!!"

Bughh

"Lo penghianat!!"

Bughh

"Bajingan!!"

Bughh
Bughh

Devan sudah berada diambang batas kesabarannya, tangannya mulai mengepal kual, bahkan ia mengabaikan perih di wajahnya akibat pukulan brutal yang Aldo berikan

Devan bangkit, tangannya yang mengepal kuat itu berhasil mengenai sudut bibir Aldo, membuat pria itu oleng sesaat

"Gue gak berhianat, lo sendiri yang nyerahin Rena! Lo sendiri yang nyuruh gue bawa dia pergi! Apa gue salah?!"

Aldo tertawa sinis "Lo sahabat yang paling gue percaya, gue percayain Rena ke lo, karna dia dalam bahaya saat itu, gue udah siapin semua keperluan dia dan lo disana, belum cukup bantuan gue selama ini hah?!Ingat! Tanpa gue lo bukan apa apa!"

Devan tertawa, tawanya ini berbeda "Persetan dengan itu, Ana akan tetep milik gue!"

"Jangan harap!!" Aldo memberi isyarat kepada anak buahnya untuk menangkap Devan, kini pria itu tidak bisa bergerak

"Bunuh dia!"

BRAKK

Tiba tiba pintu terbuka, semua mata mengarah pada pintu tersebut, disana Ana menangis sesenggukan, semakin sedih saat melihat wajah Devan yang penuh dengan luka

"Jangan bunuh kakak" pintanya

Ia berjalan kearah Devan, memeluk pria itu dengan erat "Kakak jangan mati"

"Lepas!" Ana berusaha melepaskan pegangan orang orang itu dari tubuh Devan, dan mereka melepasnya setelah mendapat persetujuan dari sang bos

Devan langsung memeluk tubuh bergetar gadis dihadapannya ini, mencoba menyalurkan kerinduannya walau hanya sesaat tidak bertemu, ia benar benar takut sekarang

Apapun akan ia lakukan agar Ana nya tidak dibawa pergi oleh pria sialan itu, tugasnya sekarang adalah membuat gadis itu lebih berpihak kepadanya

"Ana sayang kakak kan?" Bisik Devan disela pelukannya

Gadis itu mengangguk, tangisnya masih terdengar "Jadi jangan tinggalkan kakak, jangan pergi sama orang itu, dia berusaha merebut kamu dari kakak"

Sejenak, Devan tak dapat mendengar isakan gadis itu lagi di dadanya, mungkin Ana sedang sibuk dengan pikirannya, tak lama ia mendongak menatap wajah kakaknya, gadis itu kembali menangis, menyentuh pelan wajah sang kakak

"Kenapa kakak bisa ada disini?"

Devan menyeringai ke arah Aldo, ini saat yang tepat untuk menjatuhkan pria itu "Kakak diculik, semua barang berharga, ponsel, kunci mobil, dompet, dll dirampas sama dia!" Tunjuknya tanpa rasa takut pada Aldo

"Kakak dibawa kesini, dihajar habis habisan sampai babak belur begini, Ana yakin mau pergi sama orang itu, dia penculik, bukan orang baik seperti yang kamu kira, sayang!" Devan mengusap lembut rambut Ana

Ana berbalik menatap Aldo sangat tajam, Devan sangat sangat bersyukur atas kepolosan dan keluguan adiknya ini, semua jadi terasa mudah baginya

Aldo menggeleng pelan, tatapannya melembut saat bertemu dengan mata adiknya, hatinya terasa sakit saat melihat gadis yang beberapa saat lalu sangat mempercayainya berpaling pada orang yang sangat ia benci

Remember You (Selesai)Where stories live. Discover now