Tiga Puluh Satu

10.9K 886 93
                                    

"Argghh."

Tanpa diduga, Lily malah menusuk Devan, tak hanya sekali, tapi berkali-kali.

Arga terperangah tak percaya, bukankah Lily sangat menyukai pria itu, bukankah Lily rela melakukan apapun demi Devan, lalu apa yang sekarang ia lihat ini.

Ternyata gadis itu masih memiliki akal sehat. Arga bersyukur Lily tak sepenuhnya berpihak pada Devan. Akhirnya gadis itu sadar juga.

Lalu kepalanya kembali menatap Rena, saat kakinya akan melangkah, tiba-tiba Arga terdorong kesamping, membuat tubuhnya terbentur di dinding, luka dipunggungnya yang sengaja Lily tusuk semakin terasa perih.

Disana, ia melihat Aldo, pria itu menggoncang tubuh adiknya yang sudah tidak sadarkan diri. Aldo berdiri dengan Rena yang sudah berada di gendongannya, sekilas Arga bisa melihat tatapan benci pria itu pada dirinya.

Arga berusaha berdiri dengan bertopang di tembok, kaos putihnya pun sudah dipenuhi darah. Arga harus mengejar Aldo sebelum pria itu kembali membawa Renanya menjauh.

Sebelum Arga berhasil  berdiri sempurna, dua orang berbaju serba hitam datang membawanya secara paksa. Begitupun dengan Lily, dua orang suruhan Aldo juga menyeretnya pergi dari sana.

Wajah Arga semakin pucat akibat kehilangan banyak darah, ia sama sekali tak menutup luka itu semenjak Lily menusuknya. Arga sudah tidak peduli apapun lagi selain Rena. Bahkan ia lupa bagaimana sakitnya tusukan pisau itu saat melihat Renanya sesak kehilangan nafas.

Arga menyesal.

Lagi.

***

Aldo menidurkan Rena di pangkuannya, menyuruh supir pribadinya melajukan mobil secepat mungkin. Ia berpikir, Apakah Rena akan pergi lagi, meninggalnya seperti dulu, kesalahan apa yang telah ia lakukan, kenapa adiknya ingin pergi lagi darinya.

Aldo menangis, memeluk Rena seerat mungkin. Mulai sekarang tak ada yang boleh mendekati adiknya, ia akan jauh lebih posesif terhadap Rena nanti. Ia berjanji akan lebih memperhatikan adiknya daripada hal apapun lagi.

Setelah semalam ia tau Rena tidak bersama Arga, ia langsung menyuruh orang-orangnya melacak keberadaan adiknya. Esoknya, saat Aldo kalut mencari Rena, ia tak sengaja melihat mobil Arga yang berjalan kearah luar kota. Aldo mengikutinya hingga kesebuah tempat terpencil.

Ia fikir Arga yang menculik Rena, namun ia mengenyampingkan dulu pikiran itu. Hingga mobil Arga berhenti, membuatnya juga harus berhenti.

Aldo melihat Arga yang berjalan kaki memasuki hutan, ia yang bingung dengan pria itu langsung mengikuti Arga.

Hingga ia melihat sebuah bangunan kecil, Arga yang berlari masuk kedalam sana langsung membuat perasaannya jadi tidak enak, Aldo segera menelpon beberapa anak buahnya untuk datang, mengantisipasi jika terjadi sesuatu.

Pria itu menunggu, cukup lama hingga para anak buahnya datang, dengan cepat ia berlari kearah bangunan dimana Arga masuk sebelumnya.

Tubuh Aldo bergetar marah, tangannya mendorong kuat Arga sebelum pria itu menyentuh adiknya yang sudah tak berdaya. Aldo menggoncang tubuh Rena, ia seketika merasa takut saat menyentuh kulit adiknya yang terasa dingin.

Ia pun langsung menggendong Rena, membawa adiknya ke mobil untuk diantar ke rumah sakit, tapi sebelum itu ia telah memerintahkan orang-orangnya untuk menyeret Arga dan seorang gadis, serta menelpon polisi untuk menindaklanjuti kasus ini.

Devan? Ia sudah tidak peduli dengan pria itu. Biar polisi yang mengurusnya.

Pikiran Aldo terus terfokus pada keselamatan adiknya, bahkan ia tidak mengalihkan pandangannya dari wajah pucat itu.

Remember You (Selesai)Where stories live. Discover now