O3

3.1K 424 42
                                    

Seperti biasa setelah Doyoung berangkat, gadis manis itu akan disibuk-kan dengan pekerjaan rumahnya. Mulai dari mencuci piring, membersihkan kamar, mencuci pakaian, dan masih banyak sekali pekerjaan rumah yang Misa kerjakan setiap harinya.

Sebenarnya Doyoung berniat untuk memperkerjakan seorang pembantu. Tapi Misa bilang dia masih sanggup melakukan semua itu sendirian dan mengatakan jika ia sudah kewalahan, baru saat itu mereka akan mencari pembantu.

Rumah baru Misa dan Doyoung sudah terlihat sangat bersih. Misa menyelesaikan pekerjaannya beberapa jam setelah Doyoung pergi.

Misa menatap sekeliling rumahnya dengan lelah. Tidak seperti biasanya dia cepat lelah begini. Biasanya setelah membersihkan rumah Misa masih bisa melakukan aktivitas lainnya. Tapi entah kenapa kali ini, Misa memilih untuk mandi saja.

Gadis manis itu berlarian menuju kamarnya, hendak segera pergi mandi karena merasa tubuhnya benar-benar lengket pagi itu. Oh bagaimana tidak lengket, kemarin malam saja mereka berolahraga.

Misa menanggalkan pakaiannya kemudian masuk ke dalam bathtub yang telah diisi air olehnya beberapa saat tadi. Dan tentu saja seperti biasa Misa akan memainkan bebek karet mainan yang Doyoung berikan padanya dua bulan yang lalu.

"Hihi, bebeknya lucu." Misa benar-benar tidak bosan dengan mainan itu. Mainan ini mengingatkannya tentang Yena, sahabatnya di SMA dulu. Yena memang sangat menyayanginya, tentu saja Misa menyayanginya balik.

Ah, rasanya Misa mulai merindukan kenangan di masa SMAnya. Padahal baru beberapa bulan semenjak ia tamat, tapi rasanya sudah sangat lama.

Sebenarnya, Misa merasa sedikit... iri dengan teman-temannya yang kuliah? Tidak, Doyoung tidak melarangnya untuk kuliah, ini kemauannya sejak awal. Tapi kenapa rasanya mulai menyedihkan sekarang?

Misa diam sebentar sebelum akhirnya mulai bermain lagi dengan bebek karetnya. Terserahlah, yang penting hidupnya bahagia sekarang. Apalagi bersama laki-laki yang ia cintai.

🎭🎭🎭

"Bunda?" Misa menatap bundanya kaget ketika melihat wanita paruh baya itu telah berdiri di depan pintu rumahnya. Misa tampak bergembira dan mulai memeluk tubuh bundanya.

"Kenapa ngga bilang-bilang mau dateng? Kan Mimi bisa bikinin makanan buat Bunda." Bunda menggeleng, setelahnya mengusap rambut putrinya, "tidak perlu, Bunda sudah makan kok."

"Ayo masuk, Bun!" Misa menarik tangan Bundanya, membawa wanita itu untuk memasuki rumahnya. Misa tersenyum ke arah Bundanya, "Bunda tunggu disini ya, Misa bikinin minum dulu."

Bunda mengangguk, setelahnya membiarkan anaknya pergi meninggalkannya menuju dapur.

Suara pecahan yang terdengar nyaring dari arah dapur cukup membuat Bunda merasa terkejut dan dengan cepat berlarian menuju dapur. Menemukan putrinya jatuh terduduk di sisi kitchen set yang rumah itu miliki.

"Sayang!" Bunda cepat-cepat berjongkok di depan putrinya, memeluk tubuh kecil gadis itu, "ada apa? Kenapa bisa sampai jatuh?"

"Nda tau. Mimi pusing." Misa nenggelemin wajahnya di leher Bundanya. Memeluk tubuh wanita itu erat. Tidak berniat untuk melepaskan pelukan itu.

"Ayo bangun." Bunda pelan-pelan bangunin Misa, membawanya untuk duduk di kursi meja makan.

"Bunda ambilin minum."

Misa mengangguk, setelahnya menerima sebuah gelas berisi air minum yang dituangkan oleh Bundanya tadi.

"Pucet banget kamu lho ini. Sakit?" Bunda naruh tangannya di keningnya Misa. Setelahnya menggeleng pelan karena tubuh sang putri sama sekali tidak hangat.

"...."

"Kamu.. udah dateng bulan?" Bunda bertanya pelan. Menyentuh tangan putrinya, membawanya masuk kedalam genggaman.

"...."

"Mi?"

"Belum, Bunda."

"Ambil tas kamu, kita ke rumah sakit sekarang."

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

🔔💌hayolo, kira-kira Misa kenapa ya? Kalian nebaknya gimana nih?
Oh ya, aku ngerasa antusiasme pembaca di buku ini sedikit kurang. But gapapa, salahku yang hilang berbulan-bulan dan tiba-tiba balik bawa buku baru, hshs.
Ayo, semangatin aku dengan mengirim komentar di setiap part. Satu komentar sangat sangat berarti buat aku💘
recnjwin
25 Februari 2020.

Pandora Box [✔]Where stories live. Discover now