17

2.4K 367 121
                                    

Double Update!

'Mark?' Laki-laki yang terpanggil tersenyum ketika mendengar suara lugu dari seberang sana. Oh, rasanya Mark kembali jatuh cinta setiap mendengar suara Misa yang memanggilnya dengan cara yang menggemaskan seperti itu.

"Yes, babe?" Mark menahan ponselnya dengan tangan kiri sedangkan satu tangannya lagi ia gunakan untuk mengetik berkas-berkas penting kantornya. Iya, Mark milih buat lanjutin perusahaan ayahnya sekarang.

'Anu~' Mark mengangkat sebelah alisnya, sama sekali tidak dapat menyembunyikan senyumannya. Tidak peduli pada Woojin, sekretarisnya yang kini menatapnya seperti orang gila.

"Kenapa hm?"

'Aku boleh minta tolong sesuatu ngga?'

Mark kembali berdeham, sebagai jawaban dari pertanyaan Misa tadi. Tentu saja Misa boleh minta bantuan apapun darinya, Misa adalah cintanya.

'Eum.. aku lagi pengen banget makan yang asem-asem. Kamu mau ngga beliin aku mangga?'

"Jadi ibu hamil ini tengah mengidam lagi, hm?" Mark menggoda Misa, lelaki itu menaik turunkan alisnya bahkan ketika Misa sama sekali tidak melihatnya melakukan itu.

'Hing, Markli ngga mau beliin aku?'

"Aku sampai 15 menit lagi, jangan turun dari kasur."

'Hihi, ayay Markli! Jangan ngebut, aku ngga mau kamu kenapa-kenapa.'

"I'm on my way, princess!" Setelahnya sambungan telepon itu terputus. Mark cepat-cepat menyimpan berkas itu kemudian mematikan macbook yang ia gunakan.

"Mau kemana, Mark?" Woojin menatap bingung Mark yang kini tampak tergesa-gesa. Lelaki itu harus segera sampai di rumah Misa sebelum keinginan gadisnya untuk makan makanan asam hilang.

"Kerumah Misa, dia ngidam."

"Mark, dia bukan istri kamu lho." Ingat Woojin bikin langkah kaki Mark berhenti. Lelaki itu mendekati Woojin, menepuk perlahan bahu lelaki itu, "suaminya ngga bertanggung jawab buat dia. Kalo bukan aku, siapa lagi?"

Habis ngomong gitu, Mark ninggalin Woojin yang masih duduk sambil tersenyum pada pintu tempat Mark keluar tadi, "aku ngga pernah liat seseorang mencintai orang lain setulus ini."

🎭🎭🎭

Mark tampak memilih mangga ditumpukan mangga mangga lainnya. Mencari mangga yang belum matang di musim mangga seperti ini sulit, tapi Mark akan lakukan semuanya untuk Misa.

"Ini belum matang." Mark bakal ngomong gitu sambil masukin buah mangga itu ke dalem kantong plastik yang udah ia ambil tadi.

Waktu dia rasa udah cukup, Mark ke area susu ibu hamil dan mengambil beberapa produk yang biasa Misa minum. Mark bener-bener bertingkah seolah lelaki itu adalah suaminya.

Mark baru aja mau jalan ke kasir tetapi langkah kakinya tertahan karena melihat seseorang yang amat familiar di matanya.

Itu Doyoung, siapa gadis disebelahnya?

Mark menyipitkan matanya. Setelahnya memilih mendekat untuk mendengar sedikit percakapan mereka. Mark tidak akan gegabah. Dia tidak akan melakukan kesalahan sedikitpun.

"Habis ini kita makan apa Mas?"

"Kamu mau makan apa, hm? Saya beliin."

"Aku pengen banget makan sushi di foodcourt sini, boleh ya sayang?"

"Boleh, yuk sebelum masuk kantor lagi." Tangan keduanya bertautan. Tidak sadar kalau sejak tadi Mark membuntuti mereka dari belakang.

"BRENGSEK!"

Satu kepalan mendarat di pipi Doyoung. Mark menarik jas lelaki itu dan langsung melayangkan tinjuan disana. Mark benar-benar melakukan apa yang ingin ia lakukan sejak kemarin-kemarin, memukul Doyoung.

Doyoung tersungkur. Aina cepat-cepat berlutut, menahan bahu Doyoung. Lelaki itu terduduk, mengusap darah segar yang mengalir di sisi bibirnya.

"Lo gila ya? Pantes selama ini Misa bilang kalo lo ngga punya waktu buat dia. Ternyata gini kelakuan lo di belakang dia?"

"Ini bukan urusan kamu."

Mark narik kerahnya Doyoung, mata lelaki itu memerah tanda dirinya amat sangat marah kali ini, "kalo ada yang berani nyakitin Misa, orang pertama yang bakal maju lindungin dia itu gue." Mark mendorong tubuh tinggi lelaki di hadapannya itu. Keduanya masih bertatapan. Sama-sama menusuk.

Doyoung berdesis, setelahnya melayangkan tinjuan dipipi Mark juga, dia tidak akan kalah dengan anak kecil seperti Mark, "pertama kamu harus belajar sopan santun dulu, baru bicara pada saya."

"Gue harus sopan sama orang kayak lo? Cih." Mark berdecih, "bahkan mikirin buat ngelakuin itu aja gue gak ada. Mas inget omongan gue kali ini, lo bakal nyesel. Lo bakal nyesel karena udah main di belakang Misa." Lelaki itu menunjuk Doyoung tepat di wajahnya. Sama sekali tidak takut bahkan ketika ujung bibirnya sudah penuh darah sekarang.

Doyoung menatap datar Mark, sama sekali tidak peduli dengan ancaman dari lelaki itu. Dengan cepat memilih untuk membawa Aina pergi dari sana meninggalkan Mark yang kini memperbaiki jasnya.

 Dengan cepat memilih untuk membawa Aina pergi dari sana meninggalkan Mark yang kini memperbaiki jasnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jadi kayak gini.."

"Misa ngga layak diginiin, dia terlalu berharga.. buatku." Lirih Mark. Lagi-lagi di dalam hatinya Mark berjanji, dia akan selalu melindungi Misa. Dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun situasinya.

Mark akan selalu ada untuk Misa.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

🔔💌mark udah tau mas doy selingkuh huhu :(
recnjwin
12 Maret 2020.

Pandora Box [✔]Where stories live. Discover now