7O

2.4K 355 430
                                    

Double Update! Ayo komen yang banyak xixi🥺

"Saya boleh.. bicara sebentar sama Misa?"

Mark dan Misa saling pandang. Haruskah dirinya memberikan kesempatan untuk Doyoung bicara padanya? Apa yang Doyoung ingin bicarakan padanya lagi? Apa yang kemarin itu belum cukup?

Mark baru aja mau bangun dan ngusir Doyoung tapi lebih dulu di tahan oleh Misa. Ia genggam erat tangan lelaki itu, mengusap punggung tangannya dengan ibu jarinya, memberi ketenangan.

"Bicara, Mas."

"Saya ingin bicara berdua." Doyoung menatap Mark yang kini menatapnya dengan tatapan tidak suka. Doyoung adalah definisi di beri hati minta jantung. Misa sudah mau bicara padanya, sekarang kenapa dia harus pergi dan membiarkan keduanya berbicara empat mata?

Mark baru aja mau protes tapi lagi-lagi di tahan oleh Misa. Si manis menggeleng, "bicara, Mark ga akan kemana-mana." Kali ini Misa tidak akan membiarkan dirinya sendirian. Misa butuh Mark untuk selalu menopangnya sekarang.

"... saya mau minta maaf."

"Untuk?"

"Hari itu saya pergi ke restoran dan ingin membeli beberapa makanan untuk kamu santap di siang hari. Tapi disana saya ketemu sama Aina, dan tanpa saya tau dia udah ganti pesanan saya. Awalnya saya biasa saja, saya pikir kamu boleh makan makanan itu, tapi saya salah. Harusnya saya cari di internet dulu. Kalau saya cari, kita pasti gak akan kehilangan bayi kita."

Mark memicingkan matanya. Bayi kita? Bayi yang ada di perut Misa kemarin adalah anaknya dan Doyoung tidak boleh mengklaim hal itu darinya.

"Misa," tangan Misa Doyoung ambil. Lelaki itu menggenggam erat tangan itu. Tangan kecil yang selalu merawatnya sejak bertahun-tahun lalu, bahkan sampai sekarang. Tangan yang mau dia gunain buat cintain Doyoung selama ini. Tangan yang rela berpegang padanya bahkan tanpa tahu cintanya akan di balas. Tangan yang.. dengan bodohnya ia lepaskan begitu saja, "saya mau tanya ini sekali lagi.."

"Mau tanya apa?"

"Kalau saya.. minta kamu balik sama saya.. apa bener-bener udah ngga bisa? Karena tanpa kamu, kayaknya saya ngga bisa hidup. Saya baru sadar, saya yang salah disini. Ngga seharusnya saya pergi ke orang lain cuma karena rasa bosan. Saya tau kamu pernah bosan pada saya, tapi kamu tidak pernah meninggalkan saya. Saya ini lelaki brengsek, Misa. Tapi apa saya bener-bener ngga punya kesempatan itu lagi? Saya janji, kalau kamu mau terima saya lagi, saya bakal berubah. Kejadian ini gak bakal terulang dua kali. Cukup kali ini saja. Karena setelah ini, saya bakal cintain kamu dengan seluruh hidup saya."

Misa bergeming, tidak menjawab kalimat panjang yang baru saja keluar dari bibir suaminya. Misa tau, kalau Doyoung sudah mengatakan hal itu, artinya lelaki itu benar-benar akan berubah. Tapi.. Misa sendiri tidak bisa melawan hatinya.

"Mas,"

"Iya, Misa?"

"Ayo." Mark menatap Misa dengan tatapan terkejut. Tidak menyangka kata itu bakal keluar dari bibir Misa. Jadi sekarang.. Mark akan di tinggal lagi? Dia akan.. melihat Misanya kembali dengan suaminya?

Doyoung yang tadinya menunduk mendongak, dia menatap Misa dengan tatapan penuh harapan. Misanya akan kembali bersamanya kan? Iyakan?

"Ayo pisah."

Hening, ruangan itu hening. Tidak satupun mengeluarkan suaranya. Kedua lelaki itu masih memproses kalimat yang baru keluar dari bibir Misa.

"Bayiku udah ngga ada. Sekarang udah ngga ada halangan lagi. Kamu bisa lepasin aku sekarang. Kamu inget ngga waktu Bunda mau nginep di rumah kita, waktu aku udah tau semuanya tentang kamu, kamu bilang apa ke aku? Setidaknya kita bertahan sampai bayi itu lahir. Tapi bayinya sekarang udah ngga ada, artinya aku udah bisa hentiin pertahananku. Aku bisa lepasin diriku dari kamu. Kamu orangnya selalu nepatin omongan kamu kan? Sekarang waktunya kamu lepasin aku, sama kayak yang kamu omongin waktu itu."

Pandora Box [✔]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora