69

2.1K 344 164
                                    

Udah beberapa hari sejak kejadian itu. Misa masih di rawat inap akibat tubuhnya yang terlalu lemah. Mark lagi suapin Misa bubur rumah sakit sekarang. Walaupun sang gadis tidak suka, Mark harus pintar-pintar cari cara supaya Misanya mau makan.

"Lima suap lagi sayang." Mark udah ngarahin sesendok penuh berisi bubur ke depan mulut Misa. Si manis menggeleng, dia sudah kenyang sekali. Rasanya dia tidak sanggup menelan bubur itu lagi. Selain karena rasanya hambar, Misa sudah bosan makan makanan rumah sakit.

"Kamu mau apa hm? Kalo lima suap ini habis, aku bakal nurutin tiga permintaan kamu. Gimana?" Mark mengusap pipi gembil Misa. Misa tampak berpikir sebelum akhirnya menggeleng, "lima baru mau!"

"Empat permintaan,"

"Tiga, terima atau tinggal?"

Mark terkekeh, mengecup bibir Misa cepat. Mark tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mencicipi bibir itu. Misa benar-benar luar biasa menggemaskan, "baiklah, tiga."

Misa melahap kembali bubur itu sampai lima sendok berikutnya dan sekarang si manis benar-benar lebih tampak kekenyangan di banding tadi. Sebenarnya Misa mau muntah, tapi dia tidak berani. Karena kalau dia muntah, Mark pasti akan memaksanya untuk makan lagi.

Misa diam sebentar untuk menurunkan makanannya kemudian kembali menatap Mark, sifat manja Misa telah kembali setelah beberapa hari. Mark bisa bernafas lega sekarang.

"Mau minta sesuatu sekarang atau nanti hm?" Mark memperbaiki rambut Misa yang berantakan. Setelahnya bangun dari duduknya dan menaruh mangkuk bubur yang ia pegang di atas nampan yang rumah sakit sediakan. Kembali lagi duduk di sisi ranjang, menatap Misa penuh cinta.

"Aku pengen minta sesuatu sama kamu, tapi aku gak tau mau minta apa." Misa membiarkan Mark mengusap pipi gembil gadisnya, "kalo gitu permintaannya di simpen aja."

"Mark,"

"Hm?"

"Kamu ngga capek rawat aku? Pulang kantor bukannya ke rumah kamu langsung kesini. Aku tau kamu capek, tolong jangan paksain diri kamu buat selalu ada buat aku." Misa mengusap pipi tirus Mark yang semakin tirus. Baik Mark dan Misa sama-sama kehilangan beberapa kilo berat badan mereka akibat masalah kemarin.

Menurut Misa tidak apa dirinya semakin ringan, tapi Mark? Lelaki itu sibuk, tetapi tubuhnya malah semakin kurus. Misa tidak ingin Marknya sampai sakit hanya karena mengurusnya.

"No, kapan aku bilang aku maksain diri buat selalu ada buat kamu? Aku disini karena hati aku. Cinta aku, ke kamu. Aku ngga bakal biarin orang yang aku cintai ngelewatin semuanya sendirian. Makanya aku selalu ada disini, sama kamu."

"Kamu tau kan kalo kamu deserve someone better than me? Tapi kenapa kamu milih aku?" Mata Misa mulai berair. Benar, Mark layak mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik darinya. Misa ini sudah pernah di miliki oleh orang lain, kenapa Mark masih mau menerimanya?

"You're my first love, aku jatuh cinta sama kamu bahkan lebih dulu di banding Mas Doyoung. Aku tau kamu ngga pernah lihat aku dulu, tapi sekarang beda, kamu udah jadi punyaku. Dan orang yang aku pengen selama ini ya cuma kamu. I deserve you, you deserve me. Aku juga udah pernah ngomong ini sebelumnya." Pipi Misa Mark tangkup, "gak ada yang bisa gantiin cinta pertamaku di hatiku. Kamu selalu punya tempat spesial sendiri, disini." Mark nunjuk dadanya.

Senyum Misa mengembang, dengan naiknya ujung bibir Misa cukup buat bikin air mata yang tadi Misa tahan jatuh.

Mark mengecup kedua mata Misa.

Cinta Mark memang sebesar itu, ya.

"Sini!" Misa membuka kedua tangannya. Mark menatap Misa dengan tatapan bertanya, "aku mau pelukin pacarku!"

Mark terkekeh, tangannya ia lingkarkan di pinggang Misa. Sekarang Misa dan Mark sudah tidak perlu membuat jarak di bagian perut. Tubuh mereka bisa menempel sepuasnya.

"Mark aku udah tau mau minta apa sama kamu!" Misa tersenyum. Mark mengangguk, siap mendengarkan permintaan gadisnya, "aku mau kamu tidur sama aku disini malem ini."

"Biasanya kamu usir aku? Tumben mau di temenin?"

"Jadi ngga mau sama tidur sama baby malem ini?"

"No no no," Mark mengecup bibir kekasihnya sayang, tampak khawatir karena salah sedikit saja Misa pasti merajuk padanya, "iya, daddy temenin ya."

Dan Misa memekik girang saat itu juga. Setidaknya sekarang, ada Mark yang mau terus menghiburnya dan mengembalikan seluruh kebahagiaannya yang sempat hilang kemarin.

Misa sama Mark ngga sadar kalau daritadi Ayah sama Bunda udah ngintipin dari luar. Emang hobi Ayah sama Bunda ini ngintipin putri kecilnya yang lagi mesra-mesraan sama seseorang ya.

"Masuk ngga?" Tanya Ayah pada Bunda yang masih fokus lihatin Misa sama Mark. Bunda menggeleng, "bentar lagi ya, Yah. Mending kita ke kantin rumah sakit dulu, beli jus semangka buat Mark sama Misa."

Ayah tersenyum, dirinya tahu kalau sang istri sedang tidak ingin merusak momen bahagia anaknya setelah beberapa hari bersedih. Bunda adalah seorang ibu yang pengertian sekali.

"Yuk." Ayah menggenggam erat tangan Bunda. Keduanya bertatapan sebelum akhirnya Bunda terkekeh, "ayo!" Dan meninggalkan pintu ruangan rawat inap itu.

🎭🎭🎭

Doyoung menatap Ayah dan Bunda yang berada sedikit jauh dari tempatnya berdiri sekarang. Sebenarnya Doyoung ingin datang jauh-jauh hari sebelum hari ini, tapi melihat kemarahan Ayah, Doyoung mengurungkan niatnya.

Dia hanya tidak ingin membuat keributan di rumah sakit. Sudah cukup dia merusak kebahagiaan keluarganya sendiri, sekarang biarkan Doyoung menerima balasan dari apa yang dirinya lakukan.

Melihat Ayah dan Bunda sudah hilang, Doyoung mendekat ke arah pintu ruang rawat inap Misa. Menatap kaca yang membatasi ruangan itu dan lorong rumah sakit.

Doyoung bisa lihat Mark di atas ranjang rumah sakit Misa terus tangannya ngusap perut rata.. Misa. Doyoung juga bisa lihat kalau Misa menikmati sentuhan kasih sayang Mark di perutnya.

Andai itu dirinya, pasti rasanya bahagia sekali walaupun mereka pastinya merasa kehilangan. Setidaknya dia ada untuk istrinya jika hal itu terjadi.

Tapi sekarang dirinya tidak bisa.

Semuanya sudah terlambat.

Tangannya memegang gagang pintu ruangan itu, membukanya cukup bikin kegiatan Mark sama Misa terganggu. Keduanya sama-sama menoleh dan mendapati Doyoung tersenyum tipis di depan pintu.

"Saya boleh.. bicara sebentar sama Misa?"

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

🔔💌hayooo Mas Doyi may ngomong apa ke Misa🤪
recnjwin
29 Mei 2020.

Pandora Box [✔]Where stories live. Discover now