38

2.6K 362 123
                                    

Doyoung menatap ponselnya yang dirinya taruh di atas meja kerjanya. Haruskah dirinya menghubungi Ten? Dia sangat membutuhkan bantuan lelaki itu sekarang. Tanpa Ten, mungkin perusahaannya akan benar-benar bangkrut.

Doyoung mengalahkan egonya, mengambil ponselnya dan menekan dial nomer Ten. Menunggu lelaki itu menjawab panggilannya dari seberang sana.

'Halo?'

"Ten."

'Oh lo, gimana udah sadar?'

Doyoung meremat tangannya. Ten berusaha menyadarkannya sebelum dirinya terlambat, dia saja yang bodoh tidak menyadari hal itu. Ten adalah teman yang sesungguhnya.

"Sudah.. dan maaf."

'Minta maaf itu sama istri lo, bukan sama gue. Ada apa? Ngapain lo nelpon pagi-pagi gini?' Suara dari seberang sana tampak santai, sama sekali tidak tegang seperti dirinya.

"Saya boleh.. minta kamu kembali ke perusahaan saya?"

'Hah,' Ten berdesis dari seberang sebelum melanjutkan ucapannya, 'ngapain? pacar uler lo kemana?'

"Saham perusahaan ini turun, saya butuh kamu buat bantuin saya ngapus rumor jahat tentang kantor ini. Soal Aina, saya dan dia sudah berakhir." Doyoung menatap jalanan dari balik kaca, ruang kantornya yang berada di lantai 5 cukup untuk membuat kota tampak kecil dari atas.

Ten tertawa kencang dari seberang, 'see? Karma udah dateng ke lo, lo ngga bisa hindarin itu.'

Doyoung memejamkan matanya erat, dia pantas di tertawakan atas hal bodoh yang dirinya lakukan kemarin-kemarin.

"Maaf.." hanya itu, kata yang bisa keluar dari bibir Doyoung.

Ten menghela nafasnya setelah tawanya selesai. Menetralkan detak jantungnya akibat tawa kencangnya itu, 'yasudah.'

"Yasudah apa, Ten?"

'Iya, gue balik ke kantor lo. Tapi lo harus minta maaf sama istri lo, lo udah keterlaluan nyakitin dia.'

"Saya pasti lakuin itu."

'Oh ya satu lagi, hati-hati.'

"Buat apa?"

'Istri lo udah ada yang ngincer, dan yang ngincer gak bakal main-main lagi soal ini.'

Sekali lagi, Doyoung meremat tangannya.

🎭🎭🎭

"Saya harus ngapain, Ten?" Ten yang lagi ngurusin masalah rumor jahat itu menatap Doyoung yang bengong disampingnya.

Lelaki itu terus memikirkan Misa. Bahkan sekarang makan dan tidurnya mulai tidak teratur. Misa benar-benar membawa dampak sebesar itu pada hidupnya.

"Ngapain apa? Bantuin gue kek."

"Saya kepikiran omongan kamu." Doyoung menatap Ten yang kini balik menatapnya. Ten menyipitkan matanya, bingung dengan pembicaraan mereka.

"Gimana caranya bikin Misa balik lagi ke saya?"

Ten memutar bola matanya malas. Sudah terlalu lelah mengurusi urusan percintaan Doyoung dan Misa. Dari yang Misa cinta Doyoung duluan, saling cinta, sekarang lagi retak-retaknya, Ten mulu yang ngurus.

Dia kapan punya pacarnya.

"Makanya, lo sih. Dikasi hati minta jantung. Udah bagus punya Misa yang bener-bener mau tulus cintain lo, bahkan dia relain masa mudanya demi nikah sama lo, eh malah pacaran sama cewek lain. Uler pula. Sekarang apa? Ninggalin lo kan pas lo lagi jatuh kayak gini? Makanya gue bilang apa, karmaㅡ"

"Iya Ten, karma udah datang ke saya. Saya udah tau itu. Yang saya butuhin sekarang cara buat bikin Misa balik lagi ke saya. Saya ngga mau kehilangan dia. Udah cukup di mimpi aja, tolong jangan di kehidupan nyata."

"Kalo yang itu gue angkat tangan lah, bro. Misa punya orang yang mau cintain dia lebih tulus dari lo. Bahkan rela tanggung jawab atas anak yang bukan kewajiban dia."

"Mark Lianantha?"

"Iya, Mark Lianantha."

"Gue liat liat dia tulus banget. Bahkan kayaknya buat nyakitin Misa dia mikir berkali-kali. Ngga kayak lo yang ngga mikir sama sekali." Ten mengendikkan bahunya, setelahnya melanjutkan pekerjaannya.

Doyoung ngerasa tertampar banget waktu Ten ngomong gitu. Emang bener, dia sama sekali ngga mikirin perasaan dan dampak yang bakal terjadi pas dia selingkuh waktu itu.

"Ten, kalo saya minta dia balik lagi, gimana?"

"Gue ngga tau, tapi di coba aja. Misa tulus banget sama lo, mana tau dia mau buka hati dia buat lo sekali lagi. Tapi gue ngga jamin ya."

Doyoung mengangguk, setelahnya tersenyum, "Makasih Ten, kamu emang sahabat terbaik saya."

"Heleh, baru kayak gini bilang sahabat terbaik. Waktu itu aja lo ngusir-ngusir gue."

"Khilaf, hehe."

Dan mata Ten kembali berputar malas,

"Khilif hihi."

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

🔔💌ada yang bertanya-tanya ngga sih kenapa cerita ini kemarin ga double update? Awowowkok
recnjwin
22 Maret 2020.

Pandora Box [✔]Where stories live. Discover now