25

2.7K 420 278
                                    

Double Update! Ayo komen yang banyak xixi

Doyoung baru saja sampai dikediamannya pukul 11 malam. Seperti biasa lelaki itu akan membuka terlebih dahulu jas dan dasi yang melekat pada tubuhnya kemudian mendudukan dirinya di sofa. Sedikit kelelahan dengan pekerjaannya di kantor.

Jarang-jarang lelaki itu mau pulang malam begini. Biasanya Doyoung memilih untuk lembur sampai pagi di kantor atau tidur di apartemen Aina. Tapi kejadian tadi pagi membawa Doyoung kembali kerumahnya.

Lelaki itu menatap sekeliling. Baru sadar kalau lampu rumah itu tidak sepenuhnya menyala. Biasanya lampu rumah akan menyala jam segini, apa Misa lupa menyalakannya?

Doyoung melepas sepatunya. Dengan cepat berjalan ke lantai atas untuk menemui Misa, ingin bertanya perihal lampu rumah yang tidak ia nyalakan.

Doyoung membuka pintu kamarnya dan mendapati ranjangnya kosong. Misa tidak ada disana. Dimana gadis itu?

Lelaki itu masuk dan menatap sekeliling, berpikir kalau Misa ada di toilet dan mungkin tidak mendengar suara mobilnya. Kakinya berjalan mendekati kamar mandi. Nihil, lampunya mati. Misa tidak ada disana.

Dimana istrinya itu?

Doyoung keluar dari kamarnya dan sedikit terkejut karena menemukan Misa tengah membuka pintu kamar di sebelah kamar mereka. Itu kamar untuk tamu, kenapa Misa berada disana?

"Kamu ngapain disitu?" Keduanya bertatapan. Sampai si manis menggeleng, menatap Doyoung dengan tatapan datar yang bahkan lelaki itu tidak pernah lihat dari Misa, "tidur."

"Kamar kamu disini."

"Kita mau pisah kan? Kalau begitu, aku pengen belajar pisah ranjang juga. Mas, kamu tidur sendiri aja disana, aku bakal tidur sendiri disini." Ucapan Misa sebagai penutup malam itu, gadis itu masuk kembali ke dalam kamar dan menguncinya. Tidak ada sambutan untuk Doyoung, sama sekali.

"Jadi dia bersungguh sungguh dengan apa yang ia katakan tadi pagi?"

🎭🎭🎭

Doyoung membuka kedua matanya ketika merasakan sinar matahari memasuki penglihatannya. Lelaki itu mengusap perlahan matanya yang kelelahan, setelahnya menatap dinding untuk mencari tahu jam berapa ia terbangun pagi ini.

"Pukul enam?" Doyoung terduduk. Biasanya Misa akan membangunkannya setengah enam, tapi kenapa hari ini Misa tidak membangunkannya?

Doyoung turun dari kasurnya, mencuci wajahnya kemudian keluar dari kamar. Turun kelantai dasar dan mendapati Misa tengah menikmati sarapannya sendirian.

"Mi?"

"Oh, udah bangun?"

Doyoung ngangguk, dia ngambil tempat disamping Misa. Udah lama banget dia ngga lakuin ini. Hampir dua minggu, mungkin?

Misa diam saja, sama sekali tidak memberi perhatian pada kehadiran lelaki itu. Malah dia lebih fokus pada makanannya dibanding harus bicara pada Doyoung pagi itu.

Doyoung berdeham, setelahnya menatap si manis, "kamu ngga siapin saya sarapan?"

"Biasanya sarapan dikantor kan?"

"..."

Misa selesai dengan sarapannya dan dengan cepat membersihkan peralatan makannya. Si manis dengan susah payah menaiki tangga. Tentu saja, perutnya semakin membesar.

Doyoung bangun dari duduknya, menggenggam lengan si manis, ingin membantunya untuk naik tangga, "biar saya banㅡ"

"Ngga usah." Misa liatin Doyoung. Perlahan melepas genggaman Doyoung pada lengannya, "aku bisa sendirian."

Dan tubuh kecil itu perlahan bergerak kembali. Walaupun susah, Misa berhasil sampai di lantai atas dan langsung memasuki kamarnya. Tidak mempedulikan Doyoung yang masih berdiri membeku di tangga.

"Misa.."

🎭🎭🎭

"Saya berangkat ke kantor dulu ya, Misa."

"Iya." Misa bahkan tidak menoleh kearah Doyoung yang kini telah berdiri di depan pintu rumahnya. Matanya masih fokus pada serial tv kesukaannya.

"Kamu.. ngga mau peluk saya?"

"..."

"Misa?"

"Berangkat aja."

Doyoung meremat tas kantornya. Misa tidak main-main dengan ucapannya kemarin pagi. Dia benar-benar ingin berhenti jatuh cinta pada dirinya.

Doyoung tidak tau dirinya harus senang atau sedih sekarang.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

🔔💌kalian bosen gak sih liat aku double update tiap hari? :( siapa tau kan ada..
recnjwin
16 Maret 2020.

Pandora Box [✔]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora