16

2.4K 356 67
                                    

Misa menatap ponselnya lama. Haruskah ia menghubungi Mark? Ini pukul satu pagi dan ia malah mengidam di jam-jam segini. Pantas Mas Doy menjauhinya, dirinya sangat merepotkan.

Gadis itu mengubah posisinya menjadi duduk. Mengusap perutnya, masih sambil berpikir. Dia sedang sendirian di rumah, Mas Doy masih di kantornya untuk lembur. Apa dia benar-benar harus merepotkan lelaki Kanada itu?

"Baby, nda mau makannya pagi aja?" Misa berusaha mengajak kompromi bayinya yang dibalas pergerakan ringan disana. Bayinya ingin sekarang. Dirinya ingin sekarang.

Tangan kecil Misa membuka ponselnya, mencari kontak lelaki itu dan menekan dial nomernya. Berharap Mark masih bangun dan memenuhi keinginannya malam ini.

Ponselnya masih mencari sambungan. Misa memainkan jemarinya, tampak gelisah karena keinginannya belum terpenuhi.

'Halo?' Suara serak khas orang yang baru bangun dari tidurnya. Sepertinya dia benar-benar mengganggu Mark pagi ini.

"MㅡMark." Misa mencicit dari tempatnya. Takut-takut Mark akan marah karena mengganggu waktu tidurnya. Apalagi lelaki itu memiliki pekerjaan penting besok. Misa tau karena Mark selalu memberi tahu semua jadwalnya pada si manis.

'Misa? Kenapa belum tidur?' Misa bisa denger Mark mulai sadar di seberang sana. Ada bunyi ranjang berdecit, Misa tebak Mark mengubah posisi tidurnya menjadi duduk.

"Mark.. aku pengen.."

'Pengen apa, babe? Mau aku kesana sekarang juga hm?'

"Aku mau eskrim. Bayinya mau eskrim. Ibunya juga." Misa lagi-lagi mencicit. Takut kalau Mark akan menolak keinginannya kali ini.

Misa bisa denger suara terkekeh dari seberang. Mark terkekeh. Apanya yang lucu?

"Markie?"

'I'm on my way, ice cream and myself only for you.' Ucapan itu menjadi akhir dari sambungan telefon mereka. Setelahnya sambungan itu terputus meninggalkan Misa sendiri yang tidak bisa menahan senyumannya.

Eskrim!

🎭🎭🎭

"Hey hey, lahap banget makannya." Mark nahan Misa yang udah mau suapin sendok besar kelima eskrim yang ia belikan dalam waktu satu menit. Mark tidak ingin Misa kenapa-kenapa baik karena gadis itu sendiri maupun dirinya.

Kali ini keduanya berada di kamar. Diatas ranjang lebih tepatnya. Mark masuk ke kamar Misa setelah mendapat ijin dari gadis itu. Mark memang ngga mau bikin Misa susah untuk turun dari tangga rumahnya yang kemungkinan bisa membahayakan gadis dan bayinya.

"Enak, aku suka rasa greentea!" Misa baru aja mau nyuapin dirinya lagi, tapi lagi-lagi ditahan oleh Mark. Misa menatap Mark memelas, ia ingin makan eskrim kesukaannya lagi.

"Janji sama aku kalo makannya pelan-pelan?" Mark ngeluarin kelingkingnya, ingin keduanya melakukan pinky promise yang disambut oleh si manis,

"Eung, janji."

Dan setelahnya, Mark melepaskan tangan Misa yang ia genggam sejak tadi. Membiarkan eskrim itu masuk kembali ke dalam mulut si manis. Pipi gembil itu memerah, Misa tampak sangat bahagia.

"Aku udah lama banget ngga liat kamu kayak gini." Mark menopang dagunya, menatap si manis yang fokus memakan eskrimnya. Misa menoleh, menatap Mark dengan tatapan bertanya, "kayak gimana?"

"Sebahagia ini."

"..." Misa menunduk. Memang benar, sudah lama sekali ia tidak sebahagia ini. Doyoung terlalu sibuk sampai melupakan dirinya yang benar-benar membutuhkannya sekarang.

Pandora Box [✔]Where stories live. Discover now