51

2.5K 356 100
                                    

Pagi menjelang siang ini Misa udah berdandan karena siang harinya dia dan Mark akan pergi ke rumah sakit untuk kontrol kehamilannya.

Misa udah pakai hoodie hitam kebesaran milik Mark yang lelaki itu tinggalkan di rumahnya. Katanya sih biar kalo Misa kangen aromanya Mark, dia bisa cium dari sana. Sedangkan untuk celana, Misa menggunakan celana pendek berwarna putih yang tidak terlalu ketat. Misa juga tidak nyaman kalau celananya terlalu menyentuh paha.

Sekarang Misa udah di lantai dasar rumahnya. Menonton kartun sambil makan cemilan ditemani susu ibu hamilnya. Ayah lagi di taman belakang, ngurusin kebun. Kalo Bunda lagi di dapur, bikinin Misa kue. Jadi ya si manis sendirian di ruang keluarga.

"Ih rocky menang!" Misa tampak senang karena peliharaan patrick memenangkan perlombaan binatang peliharaan. Si manis bertepuk tangan, seolah dirinya ada disana.

Misa lanjut nyemilin cemilan yang dia bawa sampai bel pintunya berbunyi. Misa menutup toples cemilan itu dan berjalan menuju pintu. Membukanya dan menemukan Doyoung, suaminya disana.

Misa menghela nafasnya. Lagi-lagi lelaki ini datang. Sebenarnya Doyoung menginginkan apa, sih? Melepaskannya sudah Misa lakukan, berhenti mencintainya? Misa berusaha. Lalu kenapa sekarang Doyoung datang lagi dengan segala perhatian manis yang selalu Misa harapkan dulu?

"Misa." Doyoung tersenyum tulus. Lelaki itu bahkan memperlihatkan gigi rapinya saat tersenyum. Dia sangat merindukan istri manisnya itu.

"Mas ngapain kesini?"

"Ngga ngapain, saya cuma kangen dan pengen lihat kamu dan anak kita." Doyoung masih dengan senyum manisnya. Sebenarnya Doyoung sedih banget setiap ingat dan tahu kalau Misa berusaha berhenti mencintainya. Tapi apa Doyoung tidak boleh berharap?

"Oh, iya." Misa cuma ngangguk-ngangguk. Setelahnya keduanya diam sampai Misa mengijinkan lelaki itu masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi ruang tamu.

"Kamu mau minum apa?"

"Tidak usah, saya cuma pengen lihat kamu kok."

Misa mengendikkan bahunya, keduanya saling diam sampai bel pintu rumah kembali berbunyi dan Misa yakin Mark lah yang datang.

Dan benar saja, Marknya sudah datang. Tepat waktu, pukul sebelas siang.

"Udah nunggu lama?" Mark mengusap rambut Misa yang kini tengah memeluknya erat. Misa menggeleng, tanda tidak.

Mark melepaskan pelukan mereka dan menatap Doyoung yang kini masih duduk di kursi ruang tamu. Mark mengusap pipi gembil gadisnya, "ngapain dia kesini?"

Misa menggeleng, "katanya mau liat aku sama anakku."

Mark mengangguk, "kayaknya lo harus pergi sekarang. Soalnya Misa mau gue bawa pergi, jadi lo udah ngga ada alasan buat diem disini."

"Kalian mau kemana?"

"Cek kandungan."

"S-saya boleh ikut? Saya ingin.. melihat anak saya.." Doyoung berkata lirih, takut-takut ditolak oleh Misa. Apa Misa akan membiarkannya ikut dan melihat anaknya untuk pertama kali?

Mark menatap Misa, si manis menghela nafasnya lagi. Misa memang sakit hati, tapi dia ngga boleh egois. Gimanapun juga, Ayah dari anak yang dia kandung kan Doyoung. Akhirnya gadis itu mengangguk, membiarkan Doyoung untuk ikut cek kandungan bersama dirinya dan Mark.

🎭🎭🎭

Tangan Misa di genggam erat oleh Mark sedangkan dokter mulai melakukan USG pada perut si manis. Misa sesekali terkikik karena merasa perutnya kegelian.

Doyoung masih liatin dari jauh. Harusnya dia yang disana, menggenggam tangan istrinya sembari melihat perkembangan anak mereka. Tapi karena kesalahan yang Doyoung buat, dirinya harus kehilangan kesempatan berharga itu.

Mata Mark berbinar ketika melihat bayi yang ada di perut Misa. Sudah berbentuk bayi, hanya saja ukurannya masih sangat kecil. Mark ngga bisa nahan senyumnya dari tadi. Bahkan tulang pipinya sampai terlihat. Mark sangat bahagia sekarang.

Sedangkan Doyoung, mati-matian menahan air matanya yang hampir jatuh. Itu anaknya, darah dagingnya. Bayi yang bahkan belum lahir, tapi sudah ia sakiti hatinya. Doyoung ternyata jahat sekali ya.

"Anaknya sehat, bundanya juga sehat. Dijaga terus ya, jangan sampai banyak pikiran, banyak istirahat juga, jangan terlalu banyak aktifitas." Dokter kandungan itu bicara pada Mark. Lelaki itu mengangguk, menghapal hal-hal yang diingatkan oleh dokter kandungan gadisnya.

Setelah selesai pemeriksaan, Mark dan Misa duduk untuk menerima resep dokter. Dokter memberikan vitamin dan setelahnya mereka sudah boleh pergi.

Mark menggenggam erat tangan Misa, tidak membiarkan gadis itu jauh dari jangkauannya. Sedangkan Doyoung harus jalan di belakang. Sakit banget harus ngeliat istrinya bersama lelaki lain, tapi Doyoung tau kalo ini kesalahannya. Jadi dia ngga bisa nyalahin Misa.

Ketiganya sampai di parkiran setelah beberapa saat berjalan, Mark dan Misa menatap Doyoung yang masih setia diam di belakang.

"Mas, pulang ya? Aku sama Mark mau makan siang dulu." Usiran halus Doyoung terima dari Misa.

Doyoung mengangguk, tidak membantah kata-kata yang di keluarkan istrinya, "saya boleh.. cium anak saya ngga?"

Misa liatin Mark, meminta persetujuan. Mark mengangguk dan akhirnya Misa membiarkan Doyoung mengecup perutnya, "jaga anak kita baik-baik ya?"

"Hm."

"Saya pulang dulu." Dan setelahnya Doyoung  berdiri, cepat-cepat berjalan memasuki mobilnya. Air mata yang sejak tadi ia tahan lolos. Doyoung tidak bisa tidak menangis kalau ini menyangkut Misa, cintanya.

Misa..

Doyoung masih diam di parkiran untuk beberapa saat untuk menenangkan hati dan pikirannya. Setelah merasa baikan, Doyoung menatap layar ponselnya.

Lagi-lagi mencoba tersenyum,

"Mi, saya ngga bakal nyerah disini."

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

🔔💌aku lagi sibuk melakukan sesuatu selama masa karantina ini, apa yang kalian lakuin selama masa karantina? Kalian udah #dirumahaja kan?
recnjwin
17 April 2020.

Pandora Box [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang