Sophrosyne • 16 (Started 2)

1K 127 9
                                    

Yang salah harus disalahkan, yang benar harus dibantu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yang salah harus disalahkan, yang benar harus dibantu. Ya orang-orang mulai lupa dengan kebaikan itu, dan malah melihat dari orang lain juga dari berita tanpa bukti nyata. ~Chelsea Elaina Fariza • Sophrosyne~


Chelsea'POV

"CAPE banget gila..."

Sungguh hari ini adalah hari yang sangat sial, bagaimana mungkin aku bisa kesiangan ditambah lagi mobilnya mogok, dan lihat sekarang tidak ada satu pun kendaraan umum yang lewat. Kalau saja ada ojek online seperti dimasa depan, mungkin sekarang aku sudah enak duduk menikmati angin. Namun semua itu hanya hayalan, karena dizaman sekarang mana ada hal seperti itu. Terpaksa aku harus berjalan kaki seperti ini.

Apa ini teguran karena aku ingin membuat sesuatu hal yang jelek, tapi mana mungkin yang salah bukan hanya aku kan. Pastinya tuhan juga mengerti dengan apa yang di aku rasakan.

Ingin sekali aku menelpon Finola, tapi aku tidak setega itu kalau sampai harus buat dia jemput ku sekarang. Apalagi sekitar 15 menit lagi bel masuk berbunyi.

"Tolong, siapa saja biarin gue nebeng dong." Gumam ku pelan.

Lihat tanpa perasaan para pengendara itu hanya melewati ku begitu saja, sungguh tidak peka sekali.

"RANYA!"

Suara itu, aku seperti mengenalnya. Otomatis aku langsung berbalik dan tak jauh dari tempat ku berdiri ada Abyan sedang berada di motornya.

Tidak lama sampai motornya kini sudah berada di hadapan ku, tapi aku hanya menatapnya saja.

"Hei! Ra!" Serunya lagi. "Ngapain jalan? Lo gak dianter?"

"Ehk... apa Beti, gak jelas," ucap ku balik bertanya.

Ku lihat wajahnya langsung muram, kenapa dia bersikap seperti orang merajuk.

Sebenarnya aku sedikit malu karena kejadian tidak jelas kemarin, tapi kalau aku tidak nebeng padanya bisa saja aku telat kan. Akhirnya aku memilih untuk menyampingkan ego ku dan berjalan menghampirinya.

"Tadi Lo nanya apa?" tanya ku lagi.

Walaupun raut wajahnya terlihat masih suram, tapi Abyan tetap menjawab. "Lo kenapa jalan, gak dianter?"

"Owh... Iya, mobil gue mogok." Jawab ku dengan nada kesal.

Aku menatapnya sebentar, lalu naik ke atas motornya dan duduk di kursi penumpang. Hal tersebut tentu saja membuat laki-laki itu terkejut.

"Ehk... Ehk... Ngap_"

"Btw gue numpang ya, gila cape banget gue." Seru ku memotong ucapannya.

"Bilang dulu kek, gue kaget woi!"

"Kan udah barusan,"

"Anjir, mana ada Lo bilang pas udah naik,"

"Kenapa? Lo gak mau bonceng gue?" tanya ku memiringkan badan, agar bisa melihatnya. "Tenang gue udah mandi kok, gak ada bakterinya." Lanjut ku ketika mengingat kejadian kemarin.

Sophrosyne Where stories live. Discover now