AWAL

39.7K 2.4K 123
                                    


"Saya nikahkan engkau Lintang Arsyan nugraha bin sandi Nugraha dengan Tiara dyandara binti irwan dengan maskawin uang 75 juta dan seperangkat alat sholat di bayar tunai!"

"Saya terima nikahnya Tiara dyandara binti Irwan dengan maskawin tersebut dibayar tunai."

"Bagaimana para saksi sah?" Ucap penghulu pada para saksi.

"SAH..." Ucap Mereke bersamaan.

Alhamdulillah.

Akhirnya setelah beberapa menit proses m ngucap ijab Kabul sudah selesai.

Lintang melirik Tiara, tidak menyangka detik ini dirinya sudah resmi menjadi seorang suami. Tiara langsung peka ia meraih tangan Lintang untuk di salimi. Tanpa ada sebatas senyum di wajahnya. Datar.

Yang bahagia di pernikahan Lintang Tiara hanya lah para orang tuanya. Lintang hanya memasang wajah datar sesekali dia tersenyum karna paksaan dari Sandy dan feli. Begitu juga Tiara ia juga melakukan hal yang sama.

-

Acara resepsi pernikahan sudah selesai. Acara ini acara yang tidak berfaedah bagi Lintang, ia harus berdiri di pelaminan seharian bersama orang yang tidak pernah dia kenal sebelumnya. Dan harus menyapa semua tamu undangan yang sangat membosankan.

"Sekarang udah jadi suami. Jangan nakal,jangan bandel. Oke?" Ucap Sandy pada anaknya yang kini sudah menjadi seorang suami.

Lintang hanya bergeming tak jelas dan tak menanggapi ucapan Sandy. Lintang mengambil rokok lalu menyalakannya dan mulai menghisap benda putih yang di selipkan di dua jarinya.
Sebelum besannya tau kelakuan Lintang yang tidak sopan feli merebut rokok yang tengah di hisap Lintang sebelum akhirnya di buang.

"Gak sopan sayang!" Ucap Feli lembut. Lagi lagi Lintang hanya bergeming. Dia membuang muka tak mau menatap feli maupun Sandy. Lintang melihat Tiara yang berada di dapur tengah asik memakan kue pernikahan. Begitu lahap. Dan di sana juga ada Irwan dan Aya. Tak mau lama melihat orang makan Lintang mengambil ponsel dari saku jasnya melihat banyak notif dari teman-temannya yang menanyakan keberadaan nya.

"Ayo Tiara sini!" Feli melambaikan tangan mengajak menantunya ikut dalam perbincangan mereka.

Dengan mulut yang masih mengunyah dan satu tangan memegang kue. Tiara menghampiri feli dan Sandy meski ragu. Di belakang Tiara ada Irwan dan Feli menemani Tiara.

Aya mendudukan Tiara di sebelah Lintang. Sangat tidak nyaman untuk Tiara harus duduk berdekatan bersama Lintang yang wajah nya tak ada kata 'ramah'.

Hening.

"Sekarang kita bahas honeymoon kalian, kalian mau kemana? Bali? Australi? New York?" Aya memecahkan keheningan. "Atau kalian punya rekomen sendiri?" Ucapan Aya langsung di setujui Sandy dan Feli.

"Pengadilan agama seru kayak nya ya?" Jawab Lintang. Lalu melirik Tiara dengan sedikit senyuman berharap Istrinya juga setuju.

"SETUJU!"

Kedua pasang orang tua itu hanya menghela nafas di barengi gelengan kepala. Tanda tak setuju.

Pengadilan agama adalah tempat yang tepat untuk Lintang dan Tiara untuk mengakhiri hubungan suami-istri. Ya kali baru nikah udah cerai?

Hari sudah mulai gelap. Para orang tua berpamitan pulang. Mereka beranggapan bahwa pengantin baru ini akan melakukan kewajiban nya malam ini juga di salah satu hotel milik Irwan.

Sebelum mereka pergi menuju Parkiran, Tiara terlebih dulu meraih tangan Aya menunjukkan raut wajah tak mau di tinggalkan.

"Ikut ma! Tiara gak mau bareng dia!" Rengek Tiara. Lalu menunjuk Lintang yang tengah berada di pojokan. "Nanti kalo mama sama papa pulang, terus Tiara di babu in sama dia, terus aku di kdrt in ma!"

"Gak bakal sayang!" Irwan memeluk Tiara erat menenangkan bahwa suaminya tak akan berbuat kdrt.

"Kalo Lintang galak, kasar sama kamu potong aja barang berharga dia!" Sandy mengusap lembut kepala Tiara lalu menatap Lintang penuh peringatan.

Lintang berdecak sebal kedua orangtuanya begitu membela Tiara di banding anak nya.

"Jangan dong! Nanti lama dapat cucunya!" Sahut Feli. Ke 4 orang yang berada di ambang pintu itu tertawa.

"Oh iya ya."

"Kalo dia galak pukul aja sama Tiara pake benda apa aja!" Pekik Feli.

"Pake golok boleh?" Tanya Tiara antusias.

"Boleh dong!" Jawab feli dan sandi bersamaan.

Meski perkataan Tiara hanya becanda Irwan dan feli tau kalo itu sangat tidak sopan.

Ke 4 orang itu pergi sebelum akhirnya nya menghilang dari penghilatan Tiara.

-

Malam pertama yang di bayangkan para orang tua itu tak sesuai ekspektasi, nyatanya sudah tengah malam pun Lintang dan Tiara masih sibuk dengan urusan nya masing².

"Tiara....!"

"Tiara...!"

Bisa-bisanya sudah tengah malam Lintang masih berteriak-teriak seperti sedang di pasar. Lintang memanggil Tiara yang sedang berada di kamar mandi.tapi Tiara tidak menyahut dan membuat Lintang berteriak memanggil Tiara.

"Tiara..."

"Apa?" Suara Tiara di balik kamar mandi. "Gue lagi cuci muka!"

"Bantuin gue! Bentar!"

Tiara yang berada di kamar mandi di buat tidak tenang karena Lintang melempar sesuatu ke pintu yang suara nya lumayan keras.

Saat ini Tiara sedang membersihkan wajah dari make up yang masih menempel di wajah nya.

"Tiara! Buruan!"

Ceklek.. pintu terbuka.

"Bungaok." Lintang reflek lalu menutup mulut.

"Apa Lo bilang?"

Lintang mengeleng menandakan tidak mengucap apa apa. Padahal di hatinya ia tertawa melihat Tiara. Make up yang belum terbersihkan secara merata dan rambu panjang yang terurai di padu baju tidur berwarna putih membuat Tiara seperti bungaok!

"Mau apa?"

"Bantu gue ngelepasin gesper belt!"

"Masa Lo gak bisa?"

"Macet. bungaok!"

Tanpa basa-basi Tiara berjalan ke arah dapur. Datang datang sudah memegang gunting. Lalu berlutut mengarahkan gunting yang di pegang nya ke arah gesper belt yang Ter lilit di pinggang suaminya.

Krek gesper itu sudah melonggar.

"Kenapa Lo gunting! Bungaok."

"Katanya macet... Udah lah lagian juga udah lepas ini!"

"Gak gini juga kali!"

"Ngerepotin."

Lintang menghela nafas kasar.

"Bersihin tuh muka! Gue gak mau tidur bareng BUNGAOK!"

"LINTANG TAI ANJING!" Sentak Tiara.

"BUNGAOK!"

"LINTANG STERES! NYUSAHIN! TAI ANJING!"

"TIARA BUNGAOK! BUNGKELEUKAN!"

"STRES!"

"SIA STRES!"

"GOBLOK!"

LINTANG | E N DWhere stories live. Discover now