EMPATBELAS

12.9K 1.1K 40
                                    

"Mah, Pah? Maaf Lintang gak bisa ikut makan malam, Lintang ada urusan sebentar. Nanti Lintang jemput Tiara, gak pa-pa? ucap Lintang.

"Urusan penting?" tanya Irwan.

Lintang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hehee, iya, Pah. Nanti Lintang kesini lagi untuk ngejemput Tiara." Balas Lintang.

"Iya, silahkan."

---------

"Lo, udah tau ke busukan dia tapi Lo masih nerima dia?"

"Iya. Gue udah ngundurin diri, terserah orang mau benci sama gue atau gak. Yang pasti gue kapok punya anggota penghianat kayak Lo." Sentak lelaki berwajah gahar yang sedang berhadapan dengan Lintang.

"Kayak gue? Gue gak semunafik Ansel yang selalu Lo bela, dra!" Tangan Lintang sudah terkepal di samping badan.

Di markas kosong, Lintang hanya berdua dengan lawannya, Deandra geano. Dua remaja itu tengah saling memandang sengit.

"Tapi kesalahan dia gak artinya buat gue. Gue udah mati rasa saat apa yang Lo lakuin sama, Lia. Di belakang gue." Tandas Andra.

Lintang menggeleng pelan. "Lo salah paham. Gue gak pernah nikung lo."

Dada Andra Menggebu. Tangan nya sudah terkepal dan..

Bugh!

Bugh!

"Lia ngomong sama gue, kalo dia hamil anak Lo. Dan lo juga terang-terangan bilang sama bokap nya."

Emosi Andra semakin membara, ia melayangkan tinjuan di saat lawan nya belum siap.

Darah segar keluar dari sudut bibir Lintang. Lantas Ia menyeka darah yang keluar dengan kasar.

Jika bukan berhadapan dengan Andra, Lintang pasti sudah membalasnya.
Lintang tak melawan saat dirinya di pukul dan di lukai. Ia diam tanpa ada perlawanan.

Menit kemudian Andra terdiam, ia melempari Lintang dengan botol wine dan  satu buah senpi.

"Bunuh gue."

"Gak. Gue masih punya hutang Budi sama Lo."

Andra menendang apa saja benda yang ada di hadapannya. Sebagai pelampiasan.

"Gue muak denger omong kosong lo! Urusan kita clear. Tapi ingat, gue masih punya dendam pribadi sama lo." Sentak Andra.

--------

Kembali ke kediaman Irwan dan Aya yang sedang makan malam. Bukan nya senang, Tiara mengerucut kan bibir kesal. Ia sangat tidak nyaman dan telinga nya sangat risih oleh pujian orang tuanya yang di tujuan kan pada Nanda.

Tiara? Gadis itu bergerutu sendiri. Ia didiamkan.

Saat Tiara hendak meminum jus, Spontan Irwan mencegah.

"Perbanyak minum air putih, jangan minum jus terus." Larang nya.

Tiara mengangguk malas. "Hem, iya,"

"Bulan ini udah cek up belum?" Tanya Aya.

"Besok." Jawab Tiara.

LINTANG | E N DWhere stories live. Discover now