TIGAPULUHTIGA

9.9K 1K 92
                                    


disini Lintang, Lia dan Andra berada di cafetaria tempat mereka dulu sering berkumpul dan hari ini mereka berkumpul lagi tanpa si munafik itu, Ansel.

hening. itulah situasi mereka saat ini.

"bisa lo pindah tempat?" arah pandang Andra mengarah pada Lia. cowok bersweater hitam, celana jeans itu meminta sang mantan untuk pindah meja.

Lia tidak berbuat apapun melihat tatapan Andra, ia menurut saja pindah meja.

"tegang banget ketemu gue?" Andra terkekeh melihat Lintang begitu tegang.

refleks Lintang menyandarkan punggung pada sandaran kursi. di lihatnya Andra begitu berbeda dari yang dulu, penampilan nya sangat berubah apalagi warna rambutnya sekarang begitu mencolok. Cowok blasteran Belanda-indo itu sangat tampan. ketampanan Lintang dengan Andra sebelas duabelas.

"agak malu sih ngomong ini," Andra menggaruk tengkuk.

"ngomong apaan?"

"gue minta maaf, gue udah gak percaya sama adik gue sendiri. gue terlalu di pengaruhi sama Ansel." tutur Andra. "gue udah tau semuanya." ujar Andra pelan.

"soal itu lupain aja gue udah maafin lo. apa Lo tau dari Lia?" tanya Lintang. Andra menoleh sebentar pada Lia.

"waktu gue di London, gue nyuruh orang buat jadi mata-matain Ansel dan Lia. di sana juga dapat bukti orang yang udah sabotase mobil gue dan kebusukan Ansel lainnya."

"dan Lia?"

"biarin cewek murahan itu jadi urusan gue. gue ada kejutan buat dia."

Lintang mengangguk lalu menyalakan dan menghisap rokok lalu menghembuskannya secara perlahan.

"nyokap lo sehat? apa gue bisa ketemu?" tanya Andra. meski dulu ia pernah kurang ajar tapi sekarang ia ingin bertanggungjawab atas perbuatannya.

"Alhamdulillah Feli gak serangan jantung atas kata-kata lo dulu. datang aja ke rumah kalo mau ketemu." kata Lintang.

Lintang berdiri membuat Andra menatapnya. "gue harus cabut, ada anak orang yang harus gue anter kerumah sakit."

Andra memberikan sebuah undangan kepada Lintang, "awas aja kalo gak dateng gue buat calon anak lo jadi anak yatim!" kata Andra mengandung ancaman. "gue butuh chef sekaligus penjaga prasmanan." ujar Andra.

Lintang tertawa, "kalo gak lupa." ujar Lintang sambil melenggang pergi.

★★★

cukup lama Tiara menunggu Lintang di depan alfamars. hari ini jadwal chek up kandungan.

Tint!...

suara klakson membuat Tiara mundur satu langkah dan memasang wajah marah untuk mengerjai lelaki itu. Lintang keluar dari mobil menghampiri sang istri.

"kenapa kok mukanya di tekuk gitu hm? maaf kalo lama jemput tadi ganti mobil dulu." Lintang mengelus rambut Tiara sayang.

"udah dong jangan marah, hari ini kita mau liat perkembangan baby." cowok itu mengambil tangan Tiara mengecupnya beberapa kali.

rasanya Tiara ingin menangis detik ini juga. kenapa ekspetasi tidak sesuai. saat men-scroll aplikasi tiktok Tiara melihat keromantisan yang di upload di video tersebut. Tiara ingin jika sedang marah seperti ini Lintang akan membujuknya dengan makanan, merayu, atau hal romantis lainnya.

melihat Lintang, Tiara jadi kesal bukannya membujuknya lagi lelaki itu malah senyam-senyum.

"gue itu bukan cowok romantis kaya cowok lain, Ra, bilang lo mau apa agar lo gak marah. tapi jangan nyuruh gue buat ngejar-ngejar layangan lagi." Lintang memposisikan diri menyamakan tingginya dengan Tiara.

LINTANG | E N DWhere stories live. Discover now