TIGAPULUHLIMA

9.6K 1K 97
                                    

"Mandi gih, hari ini kan ada penobatan." Kekeh Tiara mengacak rambut Lintang. Sudah bangun tetapi cowok itu memilih bersandar di dada Tiara.

"Gak mau kalo di mandiin mau." ucap Lintang dengan suara serak'nya.

"Ish... Cepatan mandi!" Titah Tiara

Lintang beranjak menghadap Tiara, mengikis jarak di antara mereka. hingga hembusan nafas Lintang dapat Tiara rasakan begitu dekat.

"ayo mandi. Yujin pengen kita mandi bareng katanya. lama gak berkunjung." Lintang tersenyum mesum seraya menaikkan sebelah alisnya.

tubuh Tiara meremang seketika di tambah jantungnya yang semakin berdegup kencang. semoga lelaki itu tidak mendengarnya. "apaan sih. aku udah mandi!" Tiara memalingkan wajah.

"kiss dulu sepuluh kali."

"ma—"

cup!

cup!

Lintang beranjak pergi setelah berhasil mengecup bibir Tiara.

lelaki itu keluar setelah beberapa menit membersihkan diri. Ia ingin melanjutkan aktivitas menggoda Tiara namun di gagalkan oleh ketukan pintu.

"permisi, Den, di luar ada tamu temennya Non Tiara." ucap Mbok Res.

"itu pasti Melin." seru Tiara.

Lintang menahan Tiara yang ingin keluar menemui Melinda. "kenapa Melin bisa kesini?" tanya Lintang.

"aku yang suruh, dari pada lonte persimpangan itu yang kesini. Wlee." Tiara berhasil melarikan diri.

"kiss nya mana?" teriak Lintang.

"ada di laci." balas Tiara.

Lintang mengernyit lantas ia membuka laci disana terdapat 5 permen. "ini permen anjrit."

"kita pergi abis laki gue berangkat ya, Mel." ujar Tiara langsung mendapat anggukan Melin.

"gue kepikiran Glora, dia kabur tengah malem bawa-bawa anak. gue suruh tinggal di kossan gue malah gak mau." ucap Melin membuka pembicaraan.

meski Ia dan Glora dulunya tidak akrab namun ia sudah menganggap Glora sebagai sahabat. Melin mengkhawatirkan keadaan Glora dan anaknya.

"doain aja supaya Glora sama anaknya baik-baik dan sehat."

Tiara melihat suaminya keluar kamar. Lintang hanya mengenakan kemeja hitam dan celana jeans hitam. padahal Tiara sudah menyiapkan men suit untuk lelaki itu kenakkan.

 padahal Tiara sudah menyiapkan men suit untuk lelaki itu kenakkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"jas nya kenapa gak di pake? aku udah siapin lho." protes Tiara menghampiri Lintang.

"males, aku cuma ke kantor bukan jadi presiden." pekik Lintang.

"kata papa kamu harus rapi." Tiara merapihkan baju Lintang.

"do not care." final Lintang.

"terserah, nanti aku mau cafe sama Melin."

"enggak."

"lho kok gitu? semalem aku kan udah izin kamu juga izinin."

Lintang mengernyitkan dahi seraya berpikir sejenak kapan Tiara meminta izin untuk keluar. "kapan?" tanya nya.

"waktu kamu tidur, terus kamu bilang iya iya, gitu. gak ada pelarangan pokoknya." tukas Tiara langsung mendapati izin dari Lintang.

Lintang memegang bahu Tiara menatap sorot mata coklat itu. "asal itu buat kamu senang silahkan. hati-hati." beber Lintang. setelah itu Ia mencium kening, pipi Tiara bergantian.

tak hanya itu Lintang juga meraih bibir Tiara untuk ia lumat hingga bertukar saliva.

"aku berangkat." ujar Lintang setelah mengakhiri ciuman mereka.

Tiara mengambil tangan Lintang mengecup punggung tangan berurat itu. "semangat."

hampir melupakan sesuatu Lintang melakukan tos terdahulu pada anaknya yang belum keluar. "Putri Daddy gak boleh nakal di dalam sana."

Tiara meringgis kala Lintang mengecup leher dan menggigit nya cukup lama.

"per-permisi kalian melupakan kehadiran saya disini." kata Melin, raut wajah polos nya sudah hilang setelah melihat adegan itu.

★★★


"perkenalkan nama saya Lintang Arsyan, saya di sini sebagai Chief  Executive Officer. menggantikan posisi papa saya." ujar Lintang pada semua staff yang tengah meeting bersamanya.

"kehadiran saya sebagai pemimpin di perusahaan ini semoga membawa hal positif, Insha Allah." sambungnya lagi. masih belajar jadi wajar perkenalan hanya segitu.

"saya masih akan memantau perusahaan ini, mengecek semua kinerja kalian sampai anak saya bisa membawa perkembangan bagi perusahaan." tutur Sandy.

"happy working under my leadership." ujar Lintang membubarkan semua staff.

Sandy mengajak Lintang melihat ruang kerja nya, sembari berbincang-bincang. "kamu harus meyakinkan semua kalo kamu bisa dan mampu meneruskan bisnis Papa yang sudah Papa bangun dari nol. dan jangan mengecewakan Papa, Lintang." papar Sandy menepuk pundak sang anak.

"semampu Lintang ya, Pah. Lintang juga pengen sukses kaya Papa, buat Tiara dan anak Lintang bahagia." harap Lintang.

"Papa selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu, Tiara dan calon Cucu Papa."

"ini ruangan kamu." kata Sandy membuka pintu ruang kerja Lintang.

" kata Sandy membuka pintu ruang kerja Lintang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Thanks, Pah."

★★★

"maafin Mama ya, Al, Mama udah bawa kamu pergi jauh dari Papa." air mata Glora lolos begitu saja saat membelai wajah balita tampan yang tengah tertidur di gendongan nya.

"Mama harap Alzam tidak mewarisi sifat buruk Papa, ya." lirih Glora. keputusan nya untuk kabur dari Ansel semoga membuat hidupnya lebih aman, dan tidak lagi menjadi tameng bagi suaminya.

Fyi, saat ini Glora bersama anaknya tinggal di perkampungan jauh dari kota. membesarkan Alzam sendiri di lingkungan sederhana.
.

.

TBC

Kayaknya nanti bakal sedikit lama Update karena Author mau belajar dulu buat PAT.
Kalian yang PAT hari Senin semangattt✊ jangan lupa untuk belajar😙
.

Pencinta Happy End?
Or
Sad End?
.

NEXT BIAR CEPET END??

LINTANG | E N DWhere stories live. Discover now