DUAPULUHENAM

10.7K 998 26
                                    


"tabrak aja mumpung mumpung orangnya lagi fokus ke hp."

helaan nafas terdengar dari Lintang, cowok itu  menekan klakson membuat perempuan di depannya mengadah.

"kalian mau kemana? padahal gue berkunjung lho." ujar cewek itu yang tak lain, Lia Ayuna.

Lintang tak menjawab justru ia hanya menatap Lia sinis sedangkan Tiara menatap Lia penuh tanya.

"gue ikut boleh gak? dempet tiga aja mumpung gak ada polisi, atau mau naik mobil gue aja." tawar Lia penuh percaya diri.

"gue pikir tadi mau minta sedekah, kalo gak ada kepentingan tolong tutup gerbang." decik Lintang sebelum tancap gas meninggalkan Lia.

Lia mengumpat dalam diam menatap kepergian pasutri tadi. "sialan kalian!"

-------

Diperjalanan saat hendak menuju cafe Tiara menolak dan merengek agar segera ketempat bazar.

sungguh Lintang menyesal mangatakan adanya bazar.

Lintang mencoba membujuk Tiara untuk jajan di jalan tapi Tiara malah merajuk dan hampir menangis. terpaksa Lintang mengajak Tiara ke taman untuk menerbangkan lampion, namun karna masih sore mereka harus menunggu di sana selama malam datang.

sembari menunggu malam tiba Tiara tak henti menguyah sejak tadi. "masih belum berhenti tuh penggilingan." cibir Lintang pada cewek di sebelahnya. yang di maksud penggilingan adalah mulut si cewek yang tak berhenti makan.

Tiara memutar bola mata malas, "jangan so kenal!" sinis nya sambil mengacungkan jari tengah setelah itu ia mengubah posisi membelakangi cowok itu.

dengan rokok yang masih di hisap Lintang berdiri dari kursi panjang yang ia duduki. cowok itu pergi tanpa mengajak sang istri. beberapa saat kemudian dia kembali lalu berdiri di depan Tiara.

Tiara menatap malas Lintang yang tiba-tiba berdiri didepannya. merusak pemandangan!

cowok itu mengeluarkan sehelai benang yang di tengahnya terdapat kertas di lilitkan.

Lintang tersenyum menyeringai. "tarik ujungnya." pintanya.

"ini apa?"

"tarik aja,"

tanpa ragu Tiara menarik ujung benang tersebut dan..

DUAR!!

Terkejut bukan main, Tiara mengelus perutnya takut jika sang janin kaget di dalam sana tapi untungnya tidak terjadi apa-apa.

sementara Lintang tersenyum puas namun senyum itu mendadak luntur kala mata sang istri menatap nya tajam kearahnya.

"lo— masih ada lagi gak? lagi-lagi." ujar Tiara melompat kecil, sepertinya ia menyukai petasan itu tanpa memikirkan perutnya.

"bentar," Lintang melepas jaket lalu ia ikat pada perut Tiara. "jangan kaget ya, nak. awas kalo kaget nya sampe keluar."

lagi suara petasan tarik itu kembali terdengar tapi kali ini Lintang sendiri yang menarik nya.
saat tadi pergi Lintang pergi kewarung untuk membeli rokok dan disana melihat petasan jadi Lintang inisiatif membelinya.

"kembang apa buat nanti malam."

"banyak banget."

"biar rame."

LINTANG | E N DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang