DUAPULUHTIGA

11.8K 1.1K 45
                                    

hari ini dua insan yang masih tertidur pulas dengan posisi saling memeluk satu sama lain. Kemarin, Tiara memang menolak mentah-mentah namun akhirnya ia hanya pasrah. Tiara itu munafik.

krekk...

suara pintu kamar sedikit terbuka tapi tidak memperlihatkan siapa-siapa di sana.

rupanya lelaki bertelanjang dada yang sedang memeluk istrinya sudah terbangun dari subuh. Lintang melepaskan pelukannya pada Tiara. lelaki yang hanya memakai boxer hitam itu beranjak menuju lemari mengambil baju dan memakai nya sambil berjalan keluar melihat siapa yang tadi membuka pintu kamarnya.

uhuk...

baru saja keluar terdengar suara orang batuk dari dapur selang beberapa detik suara dispenser terdengar. apa itu maling?

Lintang bergegas berlari ke dapur tak lupa membawa kemoceng sebagai senjata bila para maling itu juga memakai senjata.

betapa kagetnya begitu sampai di dapur bukan maling berbadan besar melainkan maling kecil yang sedang minum.

entah maling atau makhluk halus yang pasti Lintang kalut melihat makhluk kecil memakai sweater kuning, kepala botak terus-terusan minum.

"heh! siluman tuyul kiriman siapa lo?"

anak kecil itu tersentak dan berbalik badan, wajah memerah hampir menangis kala di bentak.

kedua mata Lintang terbelalak ternyata itu bukan maling atau tuyul tetapi Faldan sepupu kecilnya.

kaki Faldan menapak berarti manusia bukan tuyul yang menyerupai sepupunya. melihat kebawah, Lintang terkejut ternyata bukan hanya Faldan tapi juga terdapat bocah perempuan berusia dua tahun sedang memakan orek tempe sisa kemarin.

"Faldan? Gledis? kalian sama siapa kesini?" tanya nya sambil melirik sana sini siapa tahu ada orang tua mereka.

"Om tepenya— hah edis na minum," sahut bocah perempuan bernama Gledis.

"nih," Faldan menyodorkan air bekas minumnya pada Gledis dan langsung di habiskan.

"kenapa kalian ada disini?" tanya nya lagi.

"cama om Beni." Faldan menunjuk ke bawah meja makan dimana ada orang di bawah sana.

"keluar lo bangsat!" gertak Lintang. Beni keluar menongolkan kepala sambil menunjukkan deretan gigi lalu terkikik.

"lama tidak bertemu." Beni menyalimi tangan Lintang.

"ngapain Lo disini?"

"tadinya gue lagi olahraga eh taunya dua bocil ini ngikutin gue mana mereka jajan gemblong gak bawa duit gue juga enggak terus terpaksa ngutang ke tukang gemblong nya."

"dari pada mereka minta jajan yang mahal yaudah gue ajak kesini. tapi waktu ketuk pintu gak ada orang terus kita masuk ngebobol jendela."

"jendeya nya yusak Om." adu Gledis.

"ngebangsat apa lo di rumah gue?"

"gue gak nyolong apa-apa." Beni menggeleng. "Gledis sama Faldan nyolong tempe."

"bohong, Adan gak nyuli tepe. tadi Adan ke kamal om mau minta tepe tapi om lagi bobo sama ateu." ujar Faldan.

Lintang menggelengkan kepala tak habis pikir dengan ketiga manusia ini. tadi kira siapa yang membuka pintu ternyata oh ternyata Faldan pelakunya.

"ateu..." Faldan melihat Tiara menuruni tangga. bocah itu berlari menghampiri Ateunya.

"eh ada tamu."

"Ateu baru bangun ya?" tanya Faldan polos.

"Iya."

"Udah lama Ben?" Tanya Tiara pada Beni.

LINTANG | E N DWhere stories live. Discover now