LIMABELAS

13.1K 1.1K 24
                                    

"hiks..." Tiara  menangis tersedu-sedu. ia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang tak berpakaian sehelai pun.

"Halah lebay," sahut seseorang yang sudah berpakaian rapi seragam sekolah.

"Ini semua gara-gara lo,"

Lintang mengangkat sebelah alisnya seraya menunjuk dirinya sendiri. "Gue? lo, juga ngedesah, bung. Munafik jadi cewek. Bilang aja Lo ke enakan." ucap Lintang.

Tiara menunduk menyembunyikan rona merah wajahnya di telapak tangan. Tangis gadis tidak perawan itu semakin menjadi-jadi.

"Ish.. enggak," Tiara turun dari ranjang dan berlari ke kamar mandi dengan selimut melilit di tubuhnya.

Melihat Tiara memakai selimut ke kamar mandi, Lintang melepaskan tawa yang sudah tertahan sejak tadi.

"Ribet banget ketimbang ke kamar mandi doang," ujar Lintang di iringi tawa di akhir kalimat.

Setelah melakukan ritual mandi membersihkan diri, Tiara berjalan pincang menuju lemari, memakai seragam, setelah nya ia duduk di meja rias mengerikan rambut dengan hairdryer. Tiara baru menyadari adanya dua tanda merah keunguan di bagian leher.

Berusaha menutupi tanda itu dengan bedak agar tidak terlihat tapi usahanya gagal tanda itu sulit di tutupi. Tiara frustasi di buatnya.

Tiara berjalan ke luar kamar tapi sebelumnya ia mengambil vas bunga yang ia sembunyikan di belakang punggung.

"Kenapa kok jalannya pincang?" Lintang tersenyum usil pada Tiara.

"Hari ini ujian, kenapa Lo bikin bekas sialan di leher gue?" Tandas Tiara. Ia menunjukkan bekas kissmark  yang terpampang jelas di lehernya.

Lintang berdecak. Lantas ia membuka kancing atas baju seragam dan memperlihatkan bahu miliknya yang di penuhi kissmark dan bekas gigitan.

"Lo juga bikin, mana banyak banget lagi tandanya. Ada bekas gigi nya lagi." Sargas Lintang.

Pipi Tiara seketika memerah, ia mengangkat tinggi vas bunga yang di genggaman nya bersiap melempar.

BRAKK!

Lintang mengelak cepat sebelum vas bunga tersebut mengenai dirinya. Lintang tersentak saat Tiara melakukan serangan tak terduga. Lebih baik ia pergi dari pada cewek itu semakin mengamuk.

"BANGKE SIALAN!"

--------

"Tumben hari ini ceria?" tanya Rizwan pada Lintang, basa basi.

"Abis merdeka." Kekeh Lintang. Entah mengapa pikiran Lintang terbayang-bayang  dengan adegan nya semalam.

"Merdeka mah udah lama, tanggal 17 Agustus 45." Sahut Axel.

"Maksud gue bukan itu," Lintang menonyor  dahi Axel.

"Terus apanya yang merdeka?" tanya Rizwan antusias.

"Ada deh. Kepo lu,"

Ting Ting Ting...

Suara bell sudah berbunyi, sebagian siswa yang masih berada di luar mulai berdatangan masuk kelas. Begitu juga dengan seorang gadis yang memakai sweater putih berjalan kearah meja'nya.

"Ke kelas gak boleh pake jaket. Buka. Gue anggo—"

"Shutt. Temen gue lagi sensi, jangan ada yang ngomong." ucapan Aril terpotong kala Billy datang dan membekapnya dari belakang.

LINTANG | E N DOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz