DELAPANBELAS

12.2K 1.1K 17
                                    

SHIT!!

"Billy sialan. Bisa bisa nya dia nunjuk- nunjuk Daleman gue. Kurang didikan banget." Umpat Tiara.

"TIARA?"

Tiara berbalik badan, kelima cowok itu sudah masuk kedalam rumah.

"Keluar, keluar. Maen nyelonong aja." usir Lintang.

"Jadi kalian beneran udah kawin?"

"Sejak kapan?"

"Kok bisa?"

"Gue gak di undang?"

"Sungguh mengejutkan."

Menarik nafas panjang untuk menjelaskan, Lintang menyuruh sahabat nya untuk duduk mendengarkan.

"Gue di jodohin sama Tiara. Kita nikah udah ada dua bulanan, gue gak ngundang kalian karena acara nya cuma di datengin keluarga sama kerabat terdekat. Benar benar sangat mengejutkan!" Tutur Lintang.
Mereka mengangguk sembari ber-oh ria.

"Udah sah rupanya."

"Misi gue ngejodohin si Rio sama ngebaperin si Byan harus berakhir." guman Billy seraya menggaruk kepala tidak gatal.

"Besok jelasin sama Byan kalo lo yang selama ini ngebaperin dia. gue gak mau dia terus baper sama gue." Pekik Tiara dan Billy mengangguk patuh.

"Udah sah nih, traktir 10 menu selama tujuh hari berturut-turut lah." ujar Dion.

"Lo mau buat cafe gue bangkrut?" Sinis Lintang. "Satu orang lima menu berlaku dalam lima menit di mulai dar—"

"Jangan lima menit lah, minimal dua jam biar gue ajak Ismi." Potong Axel seraya berdiri dan berjalan keluar.

"30 menit 1 detik di mulai dari sekarang." Setelah mendengar kalimat dari Mulut Lintang kelima cowok itu kompak berlari tanpa pamit dan permisi bahkan salah satu dari mereka ada yang ketinggalan sepatunya entah milik siapa.

"Emang lo punya cafe? Dimana?" sahut Tiara.

"Emang selama ini gue ngasih duit ke lo hasil dari mana? Ngepet? Ya kali." Timpal Lintang.

"Gue kan gak tau kalo lo punya usaha. Gue kira hasil minta dari orang tua."

"Orang tua? Gue gak punya!"

"Ish, berdosa banget gak ngakuin Mama sama Papa. Gue bilangin ya."

Lintang menghela nafas. "Bilangin sana. Lagian orang tua gue bukan mereka." Tekan Lintang.

Hanya menggeleng geleng kepala, Tiara tak habis pikir dengan suaminya. "Sangat berdosa sekali." Ujar nya.

"Ngomong ngomong cafe lo, dimana?"

"Deket butik Aya collection."

"Itu kan butik nyokap gue."

Memang selama ini Lintang menghidupi Tiara dari usaha cafe warisan kakek nya.

Merasa perut nya mual dan ingin mengeluarkan sesuatu Tiara segera berlari menuju wastafel.

Setelah urusannya selesai Tiara kembali duduk di sebelah sang suami dengan keadaan wajah pucat.

"Kayak nya Lo masuk angin. Gue kerokin ya?" Tawar Lintang.

Tiara menyandarkan punggung pada sandaran sofa sesekali ia memegang perut. "Nanti Lo modus lagi," sungut Tiara.

"gak papa lah, ke duakali'an." ucap Lintang terdengar menggoda.

Tiara mendelik. "Gigi Lo ketombean."

"Pengen sop buntut, beliin gih," Tiara membuka suara saat beberapa menit hening.

LINTANG | E N DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang