Bab 1

15.9K 315 0
                                    

"Suruh anak gak jelas itu keluar dari rumahku! Bikin sial saja" Teriak Ardi dari dalam kamarnya kepada Kakaknya Brianna.

"Ardi!! Andrea itu adekku, hanya aku yang dia punya! Dia akan tinggal dimana aku tinggal!" Balas kakaknya dengan tegas.

"Kesialan macam apa yang di berikan adekku kepadamu?? Dia tinggal di sini juga ikut membantu aku membersihkan rumah, memasak bahkan ia juga ikut memberi aku uang untuk rumah tangga kita".

" Uang empat juta saja kau banggakan!! Makan minum, air, wifi yang ia pakai juga kalo di total lebih dari empat juta!"

" Katamu dia adekmu?? Adek darimana ha?? Dia hanya anak yang di buang di depan pintu rumah keluarga kamu lalu di angkat anak oleh orang tuamu. Dia anak ngga jelas ngerti ngga?? Kita ngga ngerti asal usul dia.. "

"Tutup mulutmu!! Andrea adalah adekku walaupun dia bukan anak kandung orang tua ku, dia tetap adekku!" Tukas istri pria yang bernama Ardi dengan tegas "Jangan pernah sekalipun kau menghina adekku!"

Ardi maju dan menampar wajah istrinya dengan keras sampai wajah perempuan itu terlempar ke samping.

"Sekarang kau berani membantahku ha?? Kau pikir siapa dirimu?? Nona besar keluarga Wicaksono?? Orang tuamu sudah mati dan kau tidak mendapat harta warisan apapun dari mereka."

"Kau harus bersyukur aku mau menikahimu dan membiayai kehidupanmu dan adekmu!! Kau hanya di rumah saja menghabiskan uangku! Muak aku liat wajahmu dan penampilanmu yang gembrot ini".

Wanita itu hanya bisa menangis mendapat ucapan makian dari suaminya.

Ardi adalah pacarnya sejak mereka masih duduk di kelas satu SMA lalu setelah mereka lulus dari kuliah dan bekerja di kantor yang sama. Ardi yang tergila gila pada paras ayu milik Brianna bertekad melamarnya walaupun saat itu kedua orang tua Brianna meninggal karena kecelakaan dan seluruh uang kompensasi dan harta orang tuanya di ambil alih oleh paman mereka.

Alasan mereka dulu waktu Brianna masih berusia 17 th adalah supaya harta orang tua nya tidak habis di tangan Brianna tapi akhirnya mereka tidak mendapat satu peser pun uang orang tua mereka bahkan mereka pun di usir dari rumah yang mereka tempati.

Semua di alihkan menjadi nama paman mereka.

Alhasil Brianna yang saat itu berusia 17 tahun dan Andrea yang berusia 10 tahun harus berjuang bersama bertahan hidup.

Andrea memang bukan anak kandung orang tua Brianna. Brianna ingat malam itu saat hujan deras, mereka baru saja pulang dari menjemput ibunya di Rumah sakit.

Ibu Brianna terpeleset di kamar mandi saat sedang mengandung dan perutnya menghantam lantai dengan keras sehingga keguguran dan dinding rahimnya robek dan mengalami luka terbuka yang hebat sehingga mengakibatkan pendarahan yang tidak berhenti berhenti.

Bayi yang ada di kandungan ibunya pun meninggal seketika dan rahim ibunya pun ikut di angkat oleh dokter.

Saat mobil yang di kendarai ayahnya berhenti di depan pagar rumah, ayahnya melihat sebuah keranjang yang di tutupi plastik tergeletak di depan pagar rumah.

Ayahnya buru buru turun dari mobil dan memeriksa keranjang itu. Ia segera mengangkat keranjang itu dan membawanya ke dalam mobil karena di dalam keranjang itu terdapat seorang bayi perempuan yang cantik dan masih berwarna merah.

"Ma, lihatlah ada anak bayi di tinggalkan di depan pagar rumah kita" Ucapnya sambil membuka keranjang rotan itu di depan istrinya.

Ibu Brianna mengangkat bayi yang menangis kedinginan itu dan mendekapnya di dada.

"Kasihan sekali anak malang ini" Ucap ibunya sambil mendekap bayi itu erat erat di dadanya.

"Pa, bagaimana kalo kita angkat saja anak ini sebagai anak kita. Mungkin ini yang di berikan Tuhan sebagai ganti anak kita, pa".Ucap ibunya sambil menatap suaminya dengan sungguh sungguh.

" Bri, mau punya adek ini?"tanya ibunya kepada putrinya yang berdiri di belakang duduknya sambil menyodorkan bayi perempuan mungil itu ke Brianna putri mereka.

Brianna kecil memandang wajah bayi ini dan kebetulan bayi ini juga memandang Brianna dengan mata basahnya habis menangis. Lalu Brianna mengangguk.

"halo kamu sekarang adik Brianna ya, bayi kecil" Ucap Brianna yang di sambut senyuman dari si bayi perempuan mungil itu.

"Lihat adeknya tersenyum" Ucap ibunya senang "kita beri nama anak ini Andrea ya, pa, nama untuk putri kita, kita berikan saja pada anak ini"

Sang suami lega melihat senyuman di wajah istrinya hanya bisa mengangguk. Ia mengurus surat dan syarat adopsi anak untuk mengadopsi anak ini dan memberi dia nama Andrea sesuai nama yang mereka siapkan untuk calon bayi mereka yang telah tiada.

Mereka berempat hidup dengan bahagia, mereka menganggap Andrea sebagai anak kandung mereka.

Brianna dan Andrea saling menyayangi layaknya kakak dan adek kandung. Mereka saling menyayangi dan melindungi.

Saat kedua orang tua mereka meninggal, seluruh harta dan uang kompensasi di ambil semua oleh keluarganya. Brianna dan Andrea di usir keluar dari rumah mereka.

Untunglah bibi mereka yang paling kecil berbaik hati kepada mereka sehingga mereka mendapat uang 500 juta dan mereka menanda tangani mereka tidak memiliki hubungan lagi dengan keluarga Wicaksono.

Kedua gadis itu pergi dari rumah dan menumpang sementara di rumah salah satu pelayan rumah mereka yang berbaik hati menampung mereka karena sudah menganggap mereka seperti keluarga.Mereka pindah dari Surabaya ke Jakarta

Mereka berdua berjuang bersama untuk hidup sehingga Brianna bisa lulus kuliah dan bekerja sebagai kepala Finance di sebuah perusahaan asing.

Brianna dan Ardi sama sama bekerja dan menabung untuk pernikahan mereka. Lima tahun setelahnya Ardi menikahi Brianna dan meminta Brianna untuk berhenti dari pekerjaannya dan fokus untuk mengurus rumah tangga.

Ardi membeli perumahan yang cukup bagus di kawasan elite di kota Jakarta sementara uang tabungan Brianna selama bekerja di gunakan untuk cicilan dan membeli mobil untuk mereka.

Sekarang usia pernikahan mereka sudah memasuki tahun ketiga namun sikap Ardi sudah berubah total. Ia sekarang gampang marah dan suka memaki maki Brianna.

Ia merasa keberatan dengan kehadiran Andrea di rumah mereka karena Brianna tidak bekerja dan sudah memiliki satu orang anak laki laki bernama Alvin. Ardi merasa biaya rumah tangga mereka semuanya berada di pundaknya.

Padahal tanpa ia tahu Andrea selalu memberi uang sepuluh juta per bulan ke kakaknya namun ia berpesan untuk menyimpan sebagian dan jangan memberi tahu kakak iparnya.

Andrea mengetahui pertengkaran kakak dan kakak iparnya setiap hari tentang dia. Dia kasihan kepada kakaknya karena terus menerus menerima ucapan kasar dan makian suaminya karena keberadaannya .

Tapi ia bingung harus kemana karena kakaknya tidak akan pernah mengijinkan ia pergi jauh dari sisi kakaknya tanpa kejelasan.

Oleh sebab itu ia bertekad menerima tawaran nenek Ayu untuk menikahi cucu sulung nya yang bernama Stefan Anggara Wijaya yang berusia 30 tahun.

Ia tidak tahu keputusan yang ia ambil ini benar atau tidak tapi ia akan mengambil jalan ini untuk memberi ketenangan pada hidup kakaknya.

Makanya pagi itu setelah ia membersihkan rumah kakaknya dan memasak untuk sarapan keluarga kakaknya. Ia mengambil kartu keluarga dan surat surat yang di perlukan lalu ia segera pergi dari rumah kakaknya.

Mendadak KawinWhere stories live. Discover now