Part 11

5.7K 202 1
                                    

Andrea dan Stefan cukup lama di apartemen Brianna, mereka ngobrol dengan santai tapi Stefan bisa melihat bahwa Andrea sering menahan tangis di hadapan kakaknya.

Berulang kali Andrea mengusap luka memar di wajah kakaknya dengan salep yang di simpan oleh Briana.

"Udah malam, kalian pulang saja dan beristirahat. Besok kan kalian harus bekerja" Ucap Briana sambil menggendong Alvin yang sudah tertidur di gendongan.

"Tapi kakak tidak apa apa kami tinggal? Nanti kalo Kak Ardi balik lagi gimana?" tanya Andrea cemas "nanti kalau dia memukul kakak lagi?"

Brianna tersenyum dan menggeleng.

"Kakak akan membalasnya jika dia memukul kakak lagi. Kakak tidak akan membiarkan dia menindas kakak lagi."

"Beneran kak?"

"Iya, dek" Jawab Briana "kalian pulang dan beristirahat saja. Terima kasih udah menemani kakak ya"

"Stefan" Panggilnya ke adik iparnya

"Iya, kak"

"Titip adek kakak ya.. Dia emang keras kepala tapi dia perempuan yang baik kok" Ujarnya lagi

"Kakak... "

"Baik, kak" Sahut Stefan lalu mereka berdua pamit pulang.

Di mobil, Andrea menyandarkan kepalanya. Ia sedikit kuatir dengan kakaknya.

"Jangan kuatir! Kakakmu pasti bisa mengatasi masalah di dalam rumah tangganya" Ujar Stefan di sela sela dia mengemudi.

Andrea menoleh saat mendengarkan ucapan Stefan. Ia menatap suaminya sebentar lalu kembali membuang pandangan ke depan.

"Suami kakakku itu pacar pertama kakak saat kuliah, mulanya dia cowok yang baik dan sabar tapi entah kenapa sejak menikah dia tiba tiba seperti itu".

" Setiap orang bisa berubah entah jadi baik atau jahat, semuanya itu hanya masalah waktu dan keadaan".

Andrea menghela nafas sebentar.

"Sejak menikah, kakakku resign dari pekerjaannya dan fokus mengurus rumah tangga tapi suaminya merasa kakakku hanya menjadi beban untuk dia" Ucapnya lagi dan Stefan hanya mendengarkan istrinya berbicara.

Pernikahan mereka memang berusia seminggu an saja tapi sedikit demi sedikit ia mempelajari sifat wanita yang kini menjadi istrinya.

Andrea seorang gadis yang mandiri dan keras kepala juga pemberani.

Ia dapat dengan mudah melumpuhkan Ardi yang notabene badan Ardi lebih tinggi dan lebih kuat dari dia.

"Kamu ternyata jago berantem juga ya? Itu pengalaman pribadi kamu? Kamu sering berantem?"

Andrea tertawa mendengar pertanyaan suaminya yang lebih mirip dengan pernyataan ketimbang pertanyaan.

"Aku pernah ikut beladiri dan naik jadi sabuk hitam, aku juga pernah ikut pertandingan dan mendapat juara satu antar sekolahan".

Stefan diam saja.

" Kamu bisa berkelahi juga, pak?"tanya Andrea sambil mengamati suaminya dari atas sampe bawah.

Stefan cuma meliriknya

"Aku tidak pernah berkelahi" Jawabnya singkat.

Memang seumur hidupnya ia tidak pernah berkelahi tapi ia di bekali kemampuan bela diri oleh ayahnya. Semua anak laki laki dalam keluarganya memiliki kemampuan beladiri yang cukup untuk menghadapi sepuluh orang seorang diri. Ia memiliki piala kejuaraan karate di rumahnya beberapa buah.

Mendadak KawinWhere stories live. Discover now