Bab 7

5.6K 222 1
                                    

Stefan menoleh dan mengernyitkan dahinya.

"Mau apa dia kesini?"

"Saya kurang tahu, bos, tapi ibu ada di sudut ruangan ini sedang makan bersama seorang pria".

" Awasi dia dan beri laporannya kepadaku! Oh ya jangan sampai ia melihatku".

"Baik, bos"

Andrea yang tidak tahu bahwa suaminya ada di tempat ini juga tampak asyik makan.

Kapan lagi makan makanan mewah seperti ini secara gratis? Batinnya acuh tak acuh.

Albert tampak senang memandangi wajah Andrea yang cantik dan senang bisa berada berdua saja dengan wanita cantik ini.

"Kakak udah lama kenal dengan kak Luana ya?" tanyanya basa basi.

"Iya aku teman sekelas Luana dulu".

" Oh begitu pantas kalian begitu akrab"sahutnya sambil mengangguk angguk "kakak kapan menikahnya? Aku lihat kakak masih sangat muda".

" Aku nikah kemarin jumat"jawab Andrea singkat sambil meletakkan piring di meja.

Albert dengan sigap ingin mengambilkan makanan lagi yang ingin di makan gadis itu.

"Kakak mau puding? Atau es krim?Atau  mau coba dessert hotel lullaby ini sangat enak" tanya Albert lagi.

"Oh enggak.. Enggak.. Aku udah kenyang, Albert!" Sahut Andrea sambil menggoyang goyangkan tangannya menolak.

Lalu ia menoleh ke kanan dan ke kiri mencari cari dimana Luana berada.

Tak lama Luana berjalan tergopoh gopoh menghampirinya lalu berbisik

"Pulang yuk.. Kalo enggak aku mungkin akan di seret tanteku berkeliling memperkenalkan diri ke semua orang" Bisiknya.

"Ayo" Andrea berdiri dan meraih tasnya di ikuti oleh Albert.

"Loh.. Loh kakak mau kemana??"

"Sst.. Jangan berisik!! Aku mau pulang! Awas aja kalo kamu ngadu ke tante!" Ancamnya sambil menarik tangan Andrea keluar dari ruangan itu di ikuti oleh Albert.

Albert mengantar kedua gadis itu keluar dari lobby hotel dan terus memandangi motor Andrea pergi menjauhi hotel.

Tak di sangka rombongan Stefan juga ikut keluar hingga Albert harus menepikan dirinya memberi jalan rombongan tuan muda keluarga Wijaya.

"Pak Albert, anda.. " Stefan tampak menggantung ucapannya.

"Oh.. Tadi saya mengantar kakak sepupu dan temannya pulang" Sahut Albert spontan.

Ia tentu tahu hotel ini milik keluarga keluarga paling berkuasa di kota ini. Ia takut menyinggung keluarga itu, ia takut Stefan menganggap ia tidak puas dengan pelayanan hotelnya lagipula keluarganya juga menjalin kerja sama dengan anak perusahaan Wijaya.

Ia tidak mau hubungan bisnis keluarganya terganggu oleh kesalah pahaman kecil ini.

Begitu mendapat jawaban dari Albert, bibir tipis Stefan langsung terkatup rapat dan ia segera pergi meninggalkan Albert masuk ke dalam mobil Rolls Royce nya yang sudah menunggu di pintu masuk.

"Kita kemana, den?" tanya Johan sopir pribadinya sebelum menjalankan mobil itu.

Stefan tampak melirik arlojinya sebentar "Padma Boulevard".

Johan langsung menjalankan mobil itu meninggalkan halaman hotel di ikuti oleh mobil mobil pengawal lainnya.

Di tengah jalan, Stefan membuka foto foto yang di kirimkan pengawal pribadinya.

Mendadak KawinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang