Bab 8

5.7K 203 6
                                    

Hari minggu Stefan biasanya bangun sedikit lebih siang tapi pagi ini pintunya sudah di ketuk beberapa kali membuat Stefan kesal setengah mati.

Ia memindah bantal dari bawah kepalanya ke atas menutupi telinganya tapi suara itu belum berhenti.

"Pak Stefan, ayoo bangun!!" Teriak suara cempreng dari luar kamarnya.

"Apaan sih?? Berisik!" Maki Stefan kesal dengan suara pelan.

"Pak.. Bangun donggg atau saya masuk ke dalam kamar pak Stefan!" ancam suara cempreng itu lagi membuat mata Stefan langsung terbuka lebar.

Terpaksa ia turun dari ranjangnya yang nyaman, memakai sandal dan segera membuka pintu.

"Apa?" Tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Bangun dong.. Udah pagi ini" Ucap gadis itu dengan ketawa lebar.

"Ini kan hari minggu, aku mau bangun siang!" Sahut Stefan kesal.

Kepalanya jadi pusing sekarang!

"Anterin aku ke pasar dong! Aku mau belanja kebutuhan rumah dan mau beli bunga".

Alis Stefan mengernyit.

" Emang motor kamu kenapa?"

"Kan ini hari minggu, jalanan pasti macet ayo antar aku! Aku mau beli beberapa bahan makanan, dan pasti tidak bisa di bawa pakai motor".

" Beli di supermarket aja! Gampang!"sahut Stefan sambil memundurkan tubuhnya ingin menutup pintu kamar.

Tapi gadis ini langsung menahannya dengan tubuhnya sehingga Stefan sedikit terdorong ke dalam kamar.

"Mau ngapain kamu?"

"Mau menodai kamu" Sahut Andrea santai. "Ayo cepat mandi dan antar aku!"

"Aku malas" Jawab Stefan.

Seumur hidup ia tidak pernah pergi ke pasar atau semacamnya. Semua di lakukan oleh karyawannya di rumah lalu sekarang gadis ini memintanya untuk di antar ke pasar.

"Oya udah kalo gitu, aku akan masuk ke dalam kamar kamu ini!"

"Andrea, jangan melewati batas!"

"Batas apa?? Kita suami istri jadi sah sah aja kalo aku mau masuk ke kamar kamu ini!" Sahut Andrea berani.

Stefan menghela nafas sebentar

"Baiklah.. Beri aku dua puluh menit!"

"Sepuluh menit!" Sahut Andrea sambil bersedekap di depan Stefan

"Baiklah" Sahut Stefan akhirnya.

Andrea membalik badan ingin keluar dari kamar suaminya itu tapi kemudian ia berbalik lagi membuat Stefan mengernyitkan dahi.

"Apa lagi??"

"Pakai kaos biasa aja, ngga usah pake jas!! Kita ke pasar bukan ke kondangan!"

"Bawel!"

Lalu pintu kamar Stefan di tutup dengan keras membuat Andrea jadi sedikit kaget.

"Sungguh laki laki ini memiliki sifat yang sangat buruk sekali" Gumamnya sambil geleng geleng kepala.

Andrea duduk di balkon kamarnya. Ia membeli furniture meja dan dua kursi dan ia meletakkan di balkon mereka.

Sepuluh menit kemudian, Stefan keluar dari kamar memakai kaos lengan pendek dan celana panjang berwarna hitam.

Andrea akui laki laki ini benar benar tampan dan gagah. Kulitnya putih bersih, rambut hitam legamnya yang selalu tertata rapi. Alisnya yang tebal, hidung yang mancung, bibir yang tipis berwarna merah muda lalu dadanya yang bidang. Tinggi badannya yang sangat menunjang ketampanan wajahnya yang hakiki.

Mendadak KawinWhere stories live. Discover now