Bab 3

7.1K 219 4
                                    

Taxi yang di naiki Andrea mengantarkan Andrea ke rumah kakaknya kembali.

Kak Brianna sedang menyuapi Alvin dengan bubur ayam kesukaan anak itu. Sambil menyuapi anaknya biasanya kakaknya akan bercerita dan mengajak Alvin ngobrol.

Bayi berusia 2 th itu memang pintar sekali, dia berceloteh riang kepada ibunya.

"Kak" Panggil Andrea di ujung pintu dapur tempat kakaknya dan anaknya berada

Brianna menoleh dan tersenyum kepada adeknya "kamu sakit? Kok belum masuk kantor?" Tanyanya sambil berusaha menyuapi anaknya satu sendok lagi.

"Iya kak, aku ijin hari ini sbab aku menikah hari ini" Sahut Andrea.

Ucapan adiknya membuat gerakan tangan kakaknya berhenti dan ia segera menoleh dengan cepat.

"Apa yang kamu bicarakan, Andrea?? Menikah?? Menikah dengan siapa? Leluconmu itu sungguh tidak lucu"

"Aku tidak bercanda, kak, aku habis menanda tangani surat pernikahan di catatan sipil"

"Siapa yang kau nikahi?? Bukankah selama ini kamu tidak ada pacar? Atau dengan chef yang tempo hari datang kemari itu?" Tanya kakaknya lagi.

Andrea menggeleng "aku menikah dengan Stefan kak pacarku... ".

Brianna mengernyitkan dahi memandang adeknya lalu ia menemukan alasan di balik pernikahan kilat adeknya.

Ia cuma menghela nafas pelan lalu mendekati adeknya " Baiklah kalau begitu, kakak ingin bertemu dengan suamimu".

"Stefan sedang ada tugas dari kantornya kak nanti kalo ada waktu aku akan mengajaknya bertemu kakak" Jawab Andrea "Kak, aku akan mengemasi barang barangku sebentar".

Brianna mengangguk.

Andrea cepat masuk ke kamarnya dan membawa koper yang sudah ia siapkan dari semalam. Ia pamit dengan kakaknya lalu ia segera pergi ke apartemen suaminya.

Kakaknya sedikit kuatir melepas adiknya pergi karena biasanya adeknya selalu bersama dengan dirinya tiap hari.

Ia tahu alasan pernikahan adeknya hanya ingin mengurangi konflik antara dia dengan suaminya.

Ia menghela nafas lagi "Mama Papa maafin Brianna gak bisa jadi kakak yang baik buat Andrea" Ucapnya pelan pada dirinya sendiri.

Andrea menaiki motor nya ke apartemen Padma Boulevard sebuah lingkungan apartemen elite di tengah kota Jakarta

Ia masuk ke dalam lift dan menekan tombol lantai 7 tempat apartemen Stefan berada.

Ketika membuka pintu, satu kata menggambarkan apartemen laki laki itu. Mewah dan elegan!!

Ada sofa besar di tengah tengah ruangan dengan televisi yang lumayan besar lalu ada dua kamar tidur dengan kamar mandi dalam, dapur, balkon yang luas dan langsung menghadap kolam renang yang cukup luas.

Andrea memasuki kamar pertama, ada tempat tidur yang besar dan luas di tengah ruangan, lalu ia membuka kamar mandi yang terbuat dari kaca dan bath tub lalu ada walk in closet dimana pakaian, jas, celana panjang dan aksesori pria tersimpan dengan rapi di sana.

"Mewah sekali kamarnya, apa apaan kamar mandi dari kaca memangnya dia mau kalo waktu mandi terlihat dari luar" gumamnya sambil keluar dari kamar itu dan menutup pintunya.

Andrea membuka kamar satunya lagi, ada tempat tidur yang cukup besar dan lemari pakaian. Lalu ia membuka pintu kamar mandi, ada shower dan toilet yang minimalis.

Andrea merasa ini lah kamarnya, tentu saja ia tidak berharap tidur bersama dengan pria itu bukan??

Andrea menata pakaiannya di lemari dan ia berjalan keliling apartemen itu.

Mendadak KawinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang