Part 21

5.2K 184 1
                                    

Stefan keluar dari kamarnya dan otomatis lehernya menoleh ke kamar sebelah yaitu kamar Andrea.

Pintu kamarnya masih tertutup rapat.Stefan sempat berhenti beberapa menit tapi kemudian ia pergi ke dapur.

Ia membuka tudung saji dan melihat ada sepanci kecil sop ayam yang masih mengepul asapnya dan aromanya sukses membuat perutnya lapar.

Ia menoleh ke sana kemari mencari Andrea tapi apartemennya sangat sepi.

Stefan berjalan ke balkon tapi gadis itu tidak juga di temukannya di sana.

Kemana gadis itu pergi?batin Stefan curiga.Ia masuk lagi ke dalam apartemen dan mengetuk pintu kamar Andrea.

"An"panggilnya tapi tak ada sahutan

Stefan ingin membuka pintu kamar Andrea tapi ia ingat perjanjian yang ia buat bahwa masing masing tidak boleh mencampuri urusan pribadi dan masuk ke dalam kamar.

Di urungkannya niatnya tadi dan ia kembali duduk di sofa.

Stefan mengetatkan rahangnya dan mengepalkan tangannya.Wajahnya memerah marah!

Jangan jangan wanita itu menemui pria itu dan melanggar perintahnya!!

Stefan paling benci orang yang membohongi dan melanggar aturannya!!

Ia ingin menelepon Andrea tapi ia gengsi dan kesal!

Ia membanting handphone nya ke sofa dan ia duduk menyilangkan kakinya di sofa.

Rasa laparnya mendadak hilang begitu saja.Ia meraih remote tivi dan menyalakannya.

Amarah naik ke ubun ubun Stefan,ia sangat marah dan kesal.Ia ingin segera keluar dan mencari Andrea lalu menyeretnya pulang ke rumah.

Sampai malam Andrea tidak pulang ke rumah,dan selama itu Stefan tidak menyentuh makanan di meja.

Pukul sembilan,Andrea pulang ke apartemen.Ia membuka pintu tapi terkunci dari dalam.

Ia mencoba beberapa kali tapi tetap saja tidak bisa terbuka.Ia mengetuk pintu terus menerus dan berharap Stefan mau membuka pintu.

Hari ini ia terburu buru sehingga handphone tertinggal di dalam kamar.

Ia harus segera ke rumah sakit,siang tadi ia mendapat telepon dari tetangga rumah kakaknya.

Kakaknya di pukuli oleh suaminya dengan menggunakan tongkat.Tentu saja Briana tidak mampu membalas perlakuan suaminya karena ia harus melindungi anaknya sehingga kepala dan badannya terkena pukulan beberapa kali dan menyebabkan kakaknya terluka dan berdarah.

Untunglah saat itu tetangga mereka lewat dan menolong kakaknya sehingga suami kakaknya itu berhenti memukuli kakaknya dan pergi.

Kakaknya dan keponakannya masuk rumah sakit dan Andrea buru buru datang menemui kakaknya.

"Pak..Pak Stefan buka pintunya!"

Andrea terus mengetuk pintu sampai tangannya pun terasa menebal kulitnya.

Baru setelah setengah jam pintu terbuka dan wajah dingin Stefan muncul dari balik pintu.

"Mau apa?"

Andrea sedikit menelan ludah melihat wajah Stefan yang tidak bersahabat itu.Tapi karena ia tidak memiliki kesalahan,ia mendorong pintu lebih lebar dan masuk.

"Untuk apa kamu pulang?"tanya Stefan dingin setelah pintu ia tutup dan kunci.

"Tentu saja aku pulang karena aku kan tinggal di sini!"

"Saya kira kamu akan bermalam di rumah pria kamu itu!"

Andrea menoleh dengan cepat mendengar ucapan Stefan yang tidak enak di dengar.

Mendadak KawinWhere stories live. Discover now