Part 16

5.4K 166 1
                                    

"Selamat pagi, pak Stefan" Sapa Andrea pagi ini sambil menata sarapan untuk mereka berdua di meja.

Ia juga menyediakan dua gelas susu kedelai yang bagus untuk kesehatan untuk mereka. Untuk sarapan, ia membuat sup kacang merah yang di masak dengan buncis dan daging sapi.

Stefan sudah memakai pakaian kerjanya, ia sudah rapi dan tampan dengan sepatu hitam mengkilapnya dan setelan jas yang pas membungkus tubuhnya.

Ia mendekat dan menjulurkan leher ke depan untuk melihat masak apa istrinya hari ini.

"Apa itu?" tanya Stefan pada Andrea sambil menunjuk sop berkuah yang ada di depan piring nasinya.

"Sop kacang merah, ayo cicipi" Andrea membuka kursi untuk dirinya dan ia segera duduk di depan sarapannya di susul oleh Stefan.

"Emang kacang merah bisa di makan? Beracun tidak nanti?"

Andrea langsung melirik Stefan dengan kesal. Apa-apaan pertanyaan itu? Emang kalo beracun Andrea mau memakannya dan mati dengan konyol? Bodoh sekali suaminya ini! Batin Andrea.

"Makan saja! Gak usah banyak ngomong! Aku nggak akan membuatmu mati muda, sayang kan? Belum aku apa-apain udah mati duluan?"

Alis Stefan terangkat dan ia menatap Andrea dengan mata yang membulat sempurna.

"Emang kamu mau ngapain saya?" tanya Stefan bingung.

"Yah.. Minimal di cium lah! Kamu pasti belum pernah berciuman dengan wanita secantik aku kan?"

"Cih.. " Dengusnya.

Pede sekali wanita ini!

"Sudah makanlah.. Nanti terlambat ke kantor, gaji mu kena potong nanti"

Stefan tidak bicara lagi. Dia segera menyuap makanannya itu ke mulutnya dan ia merasa masakan aneh ini sungguh enak.

Andrea melirik suaminya dan melihat dari raut muka pria itu.

"Enak?"

"Hmm.. Lumayan" Sahut Stefan santai

"Lumayan apaan?? Wajah kamu jelas jelas menunjukkan kalo rasanya enak!"

"Iya.. Iya enak" Sahut Stefan mengalah.

"Nah gitu.. "

Lalu mereka sarapan dalam diam.

Ponsel Stefan berbunyi, Stefan mengeluarkan ponselnya dan melihat nama neneknya di layar ponselnya.

"Kenapa ngga di angkat? Dari pacar kamu ya?" tanya Andrea saat melihat Stefan tidak kunjung menerima panggilan dari ponselnya itu.

"Bukan, dari nenek"

"Nenek? Angkat aja siapa tahu penting" Ucap Andrea

"Hmm" Stefan hanya menggumam.

Mau apa ini neneknya meneleponnya pagi pagi begini? Mau bikin ulah apalagi ini?? Astagaaa...

"Angkat terus loudspeaker, aku mau dengar juga" Ujar Andrea yang di jawab lirikan malas dari suaminya.

"Halo iya nek.. "Jawab Stefan yang menempelkan ponselnya ke telinga dan tidak meloudspeaker panggilan tersebut.

"Stefan.. " Panggil neneknya dengan suara serak dan lemah

Andrea langsung menegakkan tubuh dan beranjak dari kursinya. Ia menempelkan telinganya di samping telinga Stefan membuat Stefan agak menjauh tapi langsung di tarik oleh Andrea supaya mendekat lagi.

"Nenek kenapa?" tanya Stefan "nenek sakit?"

"Engga, cuma badan nenek aja kurang fit" Jawab Neneknya sambil terbatuk batuk.

Mendadak KawinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang