ch. 8: Tricks

1.1K 181 64
                                    

Pic: image design kantor GDS (spt yg sudah dideskripsikan di chapter sebelumnya, designnya spt anyaman dg warna monokrom hitam putih).

########

Ruang kantor pegawai yang di design terbuka memiliki ruang makan, sofa-sofa berbentuk setengah lingkaran dengan meja di tengah disediakan untuk pegawai berisitirahat atau makan saat jam istirahat, saat berjalan menaiki tangga melewati lantai 2 Kyuhyun berhenti dan mendekati pintu kaca melihat para pegawai dari luar, Sungmin duduk dengan arsitek Yoon memakan makan siang mereka, mereka terlihat bicara dan arsitek Yoon tersenyum, sebenarnya ada banyak pegawai lain yang duduk disana tapi bagi Kyuhyun yang terlihat hanya Sungmin dan arsitek Yoon.

Sekretaris Kim yang memang selalu mengikuti di belakang direktur pun melihat apa yang dilihat Kyuhyun, dan seketika dia paham apa yang diperhatikan Kyuhyun, bagi orang lain yang melihat mungkin hanya akan terlihat seperti seorang direktur sedang mengamati pegawainya, tapi sekretaris Kim tahu yang dilihat direktur hanya 2 orang yang terlihat akrab itu.

"Para arsitek Proyek Busan pasti sangat sibuk, mereka harus terus bekerja bersama dan tidak memiliki waktu untuk makan diluar, biasanya hanya sedikit yang duduk makan di lounge", sekretaris Kim berusaha menghibur dengan caranya, agar direktur berpikir kalau Sungmin dan arsitek perempuan itu makan bersama karena kebetulan.
"Mungkin kita harus menyediakan delivery lunch untuk mereka jadi mereka tidak perlu repot pergi keluar dan menghemat waktu, pekerjaan juga bisa lebih efisien" Kyuhyun berbalik dan naik tangga menuju lantai atas.

Sementara sekretaris Kim bingung mendengar ucapan sang direktur, apakah itu sungguh-sungguh atau tidak. Tapi dia tidak pernah mendengar direktur Cho bercanda jadi kecil kemungkinan kalau itu candaan.

*****

Benar saja keesokannya sekretaris Kim disuruh memesan delivery lunch untuk para pegawai dan semua berkumpul makan siang di lobby, beberapa pegawai yang sibuk dengan proyek masing-masing sedang tidak ada di tempat, ada yang di luar kota dan ada yang keluar negeri, setidaknya hanya tersisa sekitar 10 orang pegawai yang 8 orang diantaranya memegang proyek Busan.

"Ini dari boss?? Uwahh... Beruntung sekali..kita dapat makan siang gratis!" Pinchit segera mengambil box makanan yang terbuat dari kayu berbentuk kotak, bento dari restoran Jepang itu dipesan sekretaris Kim, dia sendiri yang mengatur pembagiannya.
Sungmin mengambil bagiannya dan tersenyum pada sekretaris Kim, "mereka harus berterimakasih padamu karena sudah dapat makanan gratis ini".
"Eh??" Sungmin tidak mengerti maksud ucapan sekretaris Kim, hanya bengong saat mau mengambil segelas es americano.
"Direktur ingin kalian bekerja lebih efisien, jadi kalian tidak perlu buang waktu untuk makan diluar atau membeli makanan keluar, jadi cepat selesaikan proyek Busan dengan hasil baik" sekretaris Kim berucap pada para pegawai seolah apa yang dikatakan pada Sungmin tadi hanya angin lalu.

Sungmin pun tidak memikirkan lagi ucapan sambil lalu dari sekretaris Kim. Dia duduk di salah satu kursi besi dari 4 kursi yang ada dengan meja bundar yang juga terbuat dari besi.

Sekretaris Kim melihat arsitek perempuan cantik itu duduk bersama Sungmin.

"Direktur mau membuang-buang uangnya untuk membelikan makanan untuk mereka semua karena dia tidak mau kau repot-repot pergi keluar membelikan makanan untuk orang lain... Tapi tetap saja ini percuma, orangnya sama sekali tidak tahu apa maksud direktur," sekretaris Kim geleng kepala sambil berlalu naik tangga.

Makan siang gratis masih tetap dibelikan hingga selesai hari kerja pekan ini, meskipun Kyuhyun tidak dapat imbalan apa-apa dari ini tapi seperti yang sekretaris Kim pikirkan, setidaknya Sungmin tidak repot-repot keluar membelikan makan siang untuk perempuan itu atau untuk orang lain, jika Sungmin tidak repot-repot membelikan orang lain makan siang maka Kyuhyun tidak akan cemburu, Kyuhyun seperti mau menyembuhkan luka dengan membuang sedikit uangnya, atau itu hanya sekedar pengingkaran terhadap kenyataan.

AbidingWhere stories live. Discover now