🌷Bandel

7K 339 1
                                    

" Ali ayo dong bolos..  Aku mau tidur aja..  Aku ngantuk Ali " Prilly terus bergelendot dilengan Ali.

Ali menyentil kening Prilly " Bandel!  Sekolah yang bener. "

" Iishh..  Nggak asik ih kamu! " Prilly berlari kearah luar kelas.

" Prilly berhenti ! " Ali sedikit berteriak tanpa menoleh kearah Prilly , pandangannya masih fokus pada buku yang ia baca.

"Sekali kamu keluar dari kelas ! aku bakal diemin kamu!  " lanjutnya masih tanpa menatap Prilly. 

Prilly berlari dan langsung memukul pundak Ali
" Alii ishh aku bete sama kamu..  Kamu jahat!  Aku benci benci benci "

Prilly menangis ketika tak mendapat respon apa-apa dari Ali. 

Ali mengusap kepala Prilly sayang dengan dia masih Setia pada buku yang ia baca. 

Sifat mereka sangat berbanding tebalik.  Ali yang pintar dalam segala hal dan Prilly yang sedikit bandel tapi cengeng.
Bagaimana tidak dikatakan bandel.  Suka mengajak Ali bolos,  sering berlarian di koridor sekolah , sering terlambat dan kadang-kadang sering balapan.

" Ali nanti aku mau balapan! "

" Aku bakar motor kamu "

"Ya beli lagi dong "

Ali menatap tajam Prilly " Punya duit? "

" yaa duit kamu lah " jawabnya enteng. 

Selain hobi bolos Prilly juga hobi balapan.  Yaa meskipun jarang sekali niat untuk balapannya sukses.  Karna Ali selalu menggagalkannya. 

Kini mereka berada dimobil menuju rumah Prilly.  Ali yang tengah fokus menyetir dikejutkan dengan kehebohan Prilly. 

" Aduhhh Aliii lihattt ini " Prilly menunjukan handphonenya yang berisi beberapa macam gambar bunga Calla Lily yang baru saja dipost disalah satu toko bunga langgananya.

Ali menatap sekilas isi handphone Prilly setelahnya ia kembali fokus menyetir.

" Ali ih kok cuma gitu doang sih! "

" Iyaa nanti beli!  Itu aja kan.  Gampang!  "

Prilly memeluk erat lengan Ali " aduhh makacih cayang akuhh "

Setelah sampai dirumah, Prilly membuka pintu dan langsung berlari kearah taman belakang. 

Ali yang mengerti apa yang akan dilakukan Prilly hanya menggelengkan kepala. 

" Nggak usah lari!  " teriak Ali yang tak dihiraukan Prilly. 

Ali yang sedang berjalan hendak menyusul Prilly dikejutkan kembali dengan tangisan Prilly. 
Ali yang kaget melempar tasnya kesembarang arah dan berlari melihat Prilly. 

" Aliiii!!  Huaaaa Aliiii.. " teriak Prilly dengan menghentak kakinya ketanah. 

" Kenapa sih!  Ada apa? "

" Bunga aku mati Ali !" tangis Prilly semakin kencang. 

Ali menghela nafas.  Selalu seperti ini jika bunga nya ada yang mati.  Mau gimana lagi Prilly memang penyayang bunga sih.  Apa lagi bunga calla lily..

Ali mengelus kepala Prilly. " Udah nggak usah nangis.  Nanti aku ganti yang banyak. "

Prilly mendongak " beneran? "

"Apa aku pernah bohong?! "

Prilly menyengir dan akhirnya menggeleng. 

" Udah masuk sana,  bersih-bersih terus makan! "

" nggak mau makan!  "

Ini yang Ali tidak suka,  kalo lihat bunganya ada yang mati pasti nggak mau makan. 

" makan ato nggak bakalan aku beliin bunga lagi! "
Ali menatap tajam. 

" Ckk! " decaknya sambil berjalan menuju kamar.

Ali menggelengkan kepala.

" Kenapa li? " dari arah dapur terlihat jelita-mama Prilly bertanya .

" biasa ma..  Bunganya ada yang mati "

Jelita menggeleng " dasar anak itu. "

" Udah sana kamu juga ganti baju terus ajak Prilly makan "

" iya ma..  Ali naik dulu ya "

Jelita hanya mengangguk.

Rumah Prilly sudah seperti rumah Ali,  pulang sekolah rumah yang pertama dia tuju adalah rumah Prilly.  Yaa memang jarak rumah Ali dan Prilly hanya selisih dua rumah saja.  Mereka bertetangga dari usia 10tahun,  jadi masing-masing keluarga memang sudah sangat mengenal satu sama lain.

Buktinya hari ini saja,  Ali dengan santai berjalan kearah kamar Prilly berada.  Sudah hal biasa memang Ali keluar masuk kamar Prilly.  Begitupun dengan Prilly mau kapan saja ingin menginap dirumah Ali,  yaa sah sah saja.  Nggak ada yang ngelaran.  Bahkan Ali saja senang.  Kalo Ali saja senang terus kalian bisa apa??? 

" Ganti baju dulu " ketika dilihatnya Prilly tengkurap diatas tempat tidur. 

" Gantiin! "

" Nantangin? "

Prilly cengengesan.

" Sepatunya lepas dulu " pinta Ali dengan menabok kaki Prilly pelan. 

" Lepasin dong Ali " rengeknya dengan masih diposisi awal. 

Dengan telaten Ali melepas sepatu dan kaos kaki Prilly.

Cup..

Prilly tiba-tiba terbangun dan mengecup pipi Ali.
" Makasih.. Sayang Ali bangett " dipeluknya erat tubuh Ali.  Ali hanya tersenyum dengan tingkah Prilly.  Ali malah senang dicium-cium kayak gitu. 

Kalian seneng juga nggak??

Yaa hallo.  .

Jadi dong.   Nanti gue kabarin..

Nggak bakal tau kalo lo nggak ngomong.

Iyaa iyaa Ali biar urusan gue.. 

Kirim lokasinya aja ya.. 

Sip.   Thank you.  

" maaf ya Ali sayang.   Kali ini aja.   Aku mau ikut balapan..  " Prilly bergumam sendiri dalam kamar. 

Prilly berencana nanti malam akan mengikuti balapan motor.  Tanpa sepengetahuan Ali tentunya.  Sudah dipastikan jika kekasihnya itu tau pasti rencana Prilly akan gagal lagi.

Ketika Prilly membuka pintu kamar ia dikejutkan dengan Ali yang sudah berdiri didepan pintu.

" Haa..ii " Sapa Prilly gugup.

Ali menarik alisnya. Menatap Prilly tegas. 
Prilly yang ditatap menggaruk rambutnya bingung.

" Kenapa sih "

" ada yang kamu sembunyikan? " Ali bertanya dengan mata menelisik.

" hahh? "

" Kamu nggak pandai bohong! "

" aku nggak bohong kok..  "

Ali masih dengan tatapan curiganya.

" Ali apaan sih..  Udah ah kalo masih mau curiga-curigaan mending kamu pulang aja " ancamnya dengan suara ngegas. 

"Oke"

Tanpa diduga jawaban Alu membuat Prilly membaliknya tubuhnya.  Dilihatnya Ali yang ingin beranjak,  buru-buru dikejarnya. 

" Ali ihh..  Jangan pergi . "

" Tadi kan ngusir "

" engga gitu lhomaksud aku "

" terus " tatap Ali tajam.

" Aliii jangan natap aku gitu.   Aku takut " rengeknya dengan suara manja


Cerita baru..
Semoga kalian suka. .

Calla LilyWhere stories live. Discover now