🌷Prilly kenapa ?

2.7K 250 18
                                    

Ali menatap Prilly yang sejak tadi tertidur begitu nyaman.  Tangan Ali juga terulur mengelus pipi Prilly dengan lembut.  Terdapat luka kebiruan dibawah mata yang dapat Ali pastikan adalah perbuatan Dimas. 

Sungguh Ali ingin menghabisi Dimas saat itu juga,  tapi Ali memiliki satu rencana yang dapat membalas semua perbuatan Dimas kepada Prilly.

Keadaan sudah dikatakan kembali normal,  kedatangan Ali yang membawa Prilly malam itu juga mampu membuat Jelita dan juga Sandra menangis haru.  Beda lagi dengan para Papa papa.  Mereka hanya memeluk dan mencium rambut Prilly. 

Hingga saat ini,  Ali tak bisa meninggalkan Prilly barang sejenak.  Seperti ada trauma tersendiri jika harus meninggalkan Prilly. 

" Setelah kamu bangun,  kita akan balas semua sayang.. "

Ali berguman sendiri dengan mata masih terfokus pada wajah yang sudah beberapa hari lalu tak ia lihat. 

Suara langkah sepatu yang terdengar  ditelinga Ali membuat kepala Ali sedikit menoleh kebelakang. 

" Prilly belum bangun Li? "

" Belum! " Ali menatap Clara yang duduk disebrang ranjang Prilly. 

" Apa yang sudah Dimas lalukan pada Prilly ? "

" Maksud kamu? "

Ali menghela nafas " Aku melihat banyak bekas luka " Ali berbicara dengan sangat datar.  Hingga mampu membuat Clara sedikit takut. 

" Maafkan aku li..aku sudah berusaha melindungi Prilly semampuku,  tapi tenagaku tidak mampu melawan Dimas. "

Ali hanya diam menatap wajah Prilly yang masih tertidur,  Dia tidak bisa menyalahkan Clara begitu saja,  karna berkat dia juga Prilly bisa ditemukan. 

" Baiklah..  Lagipula ini bukan kesalahanmu,  harusnya aku berterima kasih karna berkatmu aku bisa menemukan Prilly "

Clara hanya tersenyum tipis,  dia mulai berfikir,  salahkah dia telah berkhianat dengan Dimas ?
Tapi apa yang memang Dimas lakukan adalah hal yang sudah melanggar hukum.  Apakah dia masih harus diam saja ketika Dimas berbuat kriminal? Meskipun mungkin saat ini Cinta itu masih terpatri didalam hatinya.

Tidak tidak..

Clara menggeleng dengan semua pikiran didalam otaknya,  semua itupun tak lepas dari tatapan Ali. 

" Kenapa? "

Clara menatap Ali dengan kaget.  " ehhh.. Mmm... Dimas bagaiman? " kilahnya agar Ali tak bertanya macam macam lagi.

Ali kembali melihat kearah Prilly " Aku belum selesai membalas semua perlakuannya kepada Prilly , aku masih ingin bersenang senang " Ali melirik Clara kembali " Kenapa?  Kau masih mengharapkannya? " imbuhnya lagi. 

" Tidak!  Apa kau berfikir aku masih mau menerima seorang Pria yang begitu gampangnya bermain tangan?  Kepada Prilly yang katanya dia cintai saja Dia masih sanggup berbuat kasar!  Apa lagi denganku.  "

" Baguslah kalau begitu!  Aku sangat sangat berterima kasih denganmu " Ucapnya tulus. 

Mereka larut dalam pikiranya masing masing,  hingga tak sadar jika mata Prilly mulai bergerak. 

" Alii... " Prilly memanggil Ali begitu pelan.  Ali menoleh cepat ketika telinganya menangkap suara yang begitu Ali rindukan. 

" Kamu sudah bangun!  Bagaiman?  Ada yang sakit ? "

Prilly mencoba duduk dan menatap sekelilingnya,  tiba tiba tanganya menggenggam erat tangan Ali. 

" Ali...  Ali..  Aku takut " Prilly duduk dengan gelisah,  bola matanya bergerak kekiri dan kanan. 

Calla LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang