🌷Curiga

2.4K 233 8
                                    

Sejak terjadinya paket boneka itu,  kini Ali semakin mengawasi ruang gerak Prilly.  Dia tidak akan membiarkan siapapun mengambil miliknya. 

" Bagaimana?  Sudah ketemu orangnya? " Ali berdiri membelakangi orang yang sedang ia ajak bicara. 

" Kami sudah mendapatkan alamat pengirim paket untuk nona Prilly,  tapi ketika kami sudah datang ke alamat itu,  ternyata rumah nya sudah kosong tuan"

" Kosong? " Ali membalikan badannya . Hingga kini dia saling berhadapan dengan orang suruhan Ali.

" Iya tuan.  Rumah itu sudah lama kosong.  Menurut informasi dulu ada satu keluarga yang tinggal disana,  namun setelah sepasang suami istri itu meninggal rumah itu dibiarkan kosong "

" Berapa orang yang menghuni rumah itu dulu? "

" Ada tiga tuan.  Tapi sampai saat ini tidak ada yang tau kemana perginya anak dari pemilik rumah itu "

Ali mulai berfikir kemungkinan kemungkinan siapa dalang dibalik teror ini. 

" Kalian boleh pergi.  Kabari saya jika ada perkembangan "

" Baik tuan muda "

Ali mengepalkan tanganya.  Dia benar benar ingin tau siapa orang yang dengan berani ingin mengambil Prillynya. 

Brengsek!! 

🌷🌷

" Permisi mbak..  Saya mau cari bunga "

" Iyaa Sillah.. Lo? " Prilly menghentikan ucapannya ketika mengetahui siapa orang yang baru saja memasuki tokonya. 

" lho..  Toko bunga ini punya  kamu? "

" Iya..  Gimana?  Cari bunga apa?  San..  Santi..  Tolong layani mas ini ya " Prilly hendak pergi,  tapi cekalan ditangannya menghentikan langkah kakinya. 

" Sorry..  Bisa nggak usah pegang pegang ?"

" Ehh yaa..  Maaf "

" Biar dilayani karyawan gue aja ya "

" Kenapa bukan kamu sendiri.  "

" Gue lagi sibuk banget soalnya "

" Oh okee..  "

Dimas-- ya..  Orang yang baru saja berdebat dengan Prilly adalah Dimas.  Entah dari mana asalnya bisa sampai ditoko bunga milik Prilly. 
Prilly sendiri selalu merasa tidak nyaman jika berdekatan dengan Dimas.  Entah karna apa Prillypun tidak tau . Hingga kini,  Prilly memilih memasuki ruangan ya,  ketimbang harus meladeni Dimas. 

Lonceng diatas Pintu toko berbunyi,  menandakan ada Orang yang memasuki toko tersebut.  Dengan pakaian formal,  jas melekat ditubuhnya,  dan dasi yang masih mencekik lehernya,Ali memasuki toko bunga Prilly dengan berjalan santai. 

Ali mengitari semua sisi toko.  Hingga matanya tak sengaja melihat laki laki yang sedang sibuk memilah milah bunga Mawar. 

" Siti..  " panggil Ali pelan. 

" Iya pak..  Ada yang bisa saya bantu? "

" Mbak Prilly mana ?"

" Ada didalam pak "

Ali mulai berjalan memasuki ruang kerja Prilly  dengab nenainkan ponselnya, tanpa Ali sadari ada sepasang mata tajam diujung rak sedang menatap Ali dengan sinis. 

" Sayang.. " Ali memanggil Prilly mesra.  Menghampiri kekasihnya yang sejak tadi terlihat melamun. 

" Hey..  Kok nggak ngabarin kalo mau kesini "

Calla LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang