🌷Cincin

2.7K 264 11
                                    

DIAM ATAU MATI!!!

🌷🌷

" Bagaimana?  Aku rasa ini belum s seberapa " Ali menatap Dimas sengit.  " Masih ada kelanjutan dari ini! Yang lebih dari ini !! "

" Lalukan semua apa Yang kau mau!  Yang jelas aku sudah pernah merasakan kulit mulut kekasihmu itu "

Ali menatap Dimas berang! Ali berjalan kearah Dimas,  Langkah kaki Ali terdengar sangat menakutkan , tanganya terkepal kuat,  hingga setelah sampai didepan Dimas,  Ali menarik kasar baju Dimas. 

" YANG PERLU KAU TAU!  SETIAP JENGKAL KULIT MULUS PRILLY YANG SUDAH KAU SENTUH!  AKU AKAN MEMBALASNYA!  LEBIH DARI YANG KAU PIKIRKAN! KAU PAHAM! "

Dimas tersenyum remeh " Kenapa tidak sekalian kau bunuh aku sekarang juga! "

" Itu terlalu mudah bagimu!  Dan jangan harap setelah ini kau akan mudah menjalani hari harimu !! " Ali menatap Dimas tajam,  Dan tanpa Dimas sadari, perlahan kaki Ali menendang kursi Yang Dimas duduki dengan keras  ,hingga Dia tersungkur jatuh kelantai .

Ali menatap Dimas dengan remeh " Selamat menikmati neraka buatanku!! " setelah itu Ali melangkahkan kakinya keluar dari gedung tua mana adalah tempat penyekapan Dimas. 

🌷🌷

" Ali mana ma? " Tanya Prilly kepada Jelita yang sedang berada dikamarnya. 

Prilly memang sudah sadar,  dan keadaanya sudah bisa dikatakan baik. 

" Keluar sebentar katanya.  Bentar lagi juga dateng "

Prilly hanya menganggukan kepalanya,  pandangan Prilly berganti kearah pintu kamar berharap Ali segera tiba. 

" Hallo Pril. " Clara memasuku kamar dengan membawa beberapa buah ditangannya. 

" Hai..  Senang bertemu denganmu lagi.  Aku pikir aku sudah tidak bisa bertemu denganmu lagi " Prilly menyambut Clara dengan bahagia.  Dia seperti mendapatkan sosok kakak pada diri Clara. 

" Selama kita masih hidup disatu benua,  aku rasa kita akan bertemu terus " Clara sedikit tertawa. 

Seperti menular,  kini Prilly ikut tertawa.  Jelita yang melihat putrinya sudah memperlihatkan perubahan yang cukup besar tersenyum haru. 

" Makasih ya..  Terima kasih banyak sudah mau bantu aku!  Mungkin kalau tidak adanya kamu,  saat ini aku masih berada dirumah itu " Prilly menundukan kepala. 

" Sudah sudah..  Jangan diingat lagi.   Yang penting kita sudah lepas dari sibrengsek Dimas.  "

Kepala Prilly terangkat begitu cepat ketika mendengar nama Dimas.  Hingga efeknya mampu membuta tubuh Prilly sedikit bergetar. 

" Dddi.   Mmasss"

" Udah ya.   Nggak usah diingat ingat.   Kamu sekarang aman..  Tenang Okeee.   " Clara memberi sugesti agar Prilly kembali tenang. 

" Kenapa? " Ali yang tiba tiba masuk langsung bertanya ketika melihat wajah Prilly yang sedikit pucat. 

" Alliiihh..  " Prilly berhampur kepelukan Ali ketika Ali mulai mendekatinya. 

" Kenapaa heemmb ?"

" Takuttt.. " Rengek Prilly dengan memeluk erat Ali. 

" Takut apa?  Udah yaa nggak usah takut..  Semua sudah berakhir.   Sekarang saatnya kita bahagia " Ali menangkup pipi Prilly, mengelus kedua pipi Prilly dengan jempol tanganya.

Prilly menatap Wajah Ali tanpa kedip, hingga membuat Ali sedikit tersipu " Kenapa sih? "

" Nggak apa apa..  Aku berasa udah nggak ketemu kamu laaamaaa banget "

Calla LilyWhere stories live. Discover now