🌷Pertunangan

2.4K 224 5
                                    

Setelah kejadian beberapa waktu lalu,  dimana Dimas dengan gamblang menyatakan perasaannya , kini Prilly terlihat sering melamun. Pikiranya seakan berkelana ke kejadianbeberapa minggu lalu,  ketika dirinya menerima paketan sebuah boneka besar.  Apa itu juga Dimas pengirimnya?

" Kamu kenapa ? Ada yang kamu pikirkan? " Ali berjalan menuju kursi kerja Prilly.  Setibanya di ruangan Prilly,  tak ada pergerakan dari Prilly,  bahkan ketukan sepatu mewah Ali tak mengganggu lamunan Prilly. 

"Hey ..Kapan sampainya? "

" Kenapa? " Bukanya menjawab,  Ali kembali menanyakan perihal keadaan Prilly. 

" Aku? "

Ali mengangguk.

" Aku nggak apa apa "

Ali menghela nafas " Yaudah.   Jadi kan? "

Prilly tersenyum lebar  " Jadi dong .. Ayo " Prilly bangkit dan menarik tas nya .

Seperti tertular,  kini Ali juga ikut tersenyum , menggandeng tangan Prilly dan menariknya menuju keluar toko .

" Ikuti mobil saya dari belakang !" Ali berbicara kepada kedua bodyguard nya. 

" Kenapa pake bodyguard segala? "

" Buat jaga jaga.  Nggak apa apa..  Ayo "

🌷

Sampai disebuah mall,  Ali langsung menuju kesebuah toko perhiasan mewah.  Rencana pertunangan mereka diam diam telah diatur oleh kedua orang tua mereka. 
Tak ada pesta meriah.  Hanya ada pertemuan kedua keluarga saja. 

" Kamu pilih aja yang kamu suka "

Prilly mengangguk antusias.  Wanita mana yang tidak senang jika diajak kesebuah toko perhiasan?  Nggak ada pastinya. 

Sama halnya dengan Prilly,  Dia terlihat berjalan melewati etalase etalase yang menyimpan berbagai macam perhiasan. 

Hingga mata Prilly dibuat berhenti ketika melihat satu buah cincin sederhana yang diatasnya terdapat satu buah batu kristal berwarna biru yang berpasangan dengan cincin yang hampir sama , hanya berbeda dibatu kristalnya saja .  Mata Prilly berbinar melihat keindahan cincin cincin tersebut. 

" Ali..? " Panggil Prilly dengan suara pelan.

Ali menatap Prilly dengan tersenyum.  Mengerti jika sang kekasih menginginkan cincin tersebut. 

" Saya ambil ini " Ali menunjuk cincin yang sudah menarik hati Prilly itu. 

" Sayang..  Tapi harganya mahal. "

" Berapapun akan aku bayar! "

Ali tersenyum dan memeluk Prilly. 

Setelah selesai membeli cincin tunangan,  mereka terlihat berjalan menuju sebuah butik yang memang sudah menjadi langganan keluarga Ali. 

Tangan kiri Ali menggenggam tangan kanan Prilly dengan lembut,  sedangkan tangan kanan Ali ia gunakan untuk memegang ponsel yang sejak tadi berbunyi. 

" Pilih gih gaun yang kamu suka,  aku tunggu disini ya " Ali berpesan ketika telah memasuki butik tersebut.

" Bebas ya! "

Ali menatap Prilly " Bebas tapi Sopan! "

Ali duduk disebuah sofa yang memang disediakan pihak butik untuk menunggu,  dengan masih memainkan ponselnya kepala Ali menoleh kekiri memastikan Prilly belum ada keluar dari ruang ganti. 

" Ali..  Ini bagaimana ?"  Prilly keluar dengan memakai gaun merah pas badan yang memiliki belahan dada sedikit rendah.  Bagi orang yang melihat,  Prilly terlihat begitu sexy.  Tapi tidak tau dengan Ali. 

Calla LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang