🌷Bye Bye

2.3K 253 12
                                    

Jendela besar yang berada di kamar Prilly menjadi saksi bisu kegalauan hati Prilly.  Dia seperti hilang arah. Semua terasa hampa.  Ruang geraknya masih dibatasi oleh Dimas.  Memang benar Dimas tak lagi mengikatnya dengan tali . Tapi keadaan masih sama,  Dimas tidak akan melepaskan Prilly.

Clara yang selama ini menjadi tamengnya ketika Dimas ingin berbuat kasar denganya.  Berkat Clara pula ia seakan memiliki harapan.  Entah harapan kosong atau harapan yang sebenarnya tak pernah ada. 

Sampai saat ini Clara masih belum mau membantunya untuk lari dari tempat ia disekap. Jika bertanya  jawabnya selalu sama ' Tunggu saat yang tepat ' . Semua itu membuat emosi Prilly tak terkontrol. 

Prilly menghembuskan nafasnya dengan sangat berat.  Pikiran dan tubuhnya sudah sangat lelah.  Maka dengan memandangi hamparan kebun teh yang amat luas ini,  mampu membuatnya sedikit tenang.  Setidaknya untuk saat ini. 

" Apa yang kamu lamunkan Pril? " Clara datang dengan sebuah nampan berisi makanan untuk Prilly. 

" Tak ada " pandangan Prilly kembali terfokus kepada cahaya yang berwarna orange.  Rupanya dia telah berdiri disini sudah cukup lama. 

Clara menghela nafas dan menghampiri Prilly " Makanlah..  Kamu sudah melewatkan jam makan siangmu "

" Buat apa aku makan?  Lebih baik seperti ini ! Biar aku mati perlahan "

Clara menatap Prilly sedih.  Dia merasa menyesal belum bisa membawa  Prilly pergi dari sini. 

" Makanlah..  Setidaknya untuk mengisi tenagamu? "

" TENAGA BUAT APA?  INI KAN YANG KALIAN MAU?  MELIHATKU MATI " Prilly menatap Clara dengan nyalang.  Dia seperti dipermainkan. 

" Prill..  Nggak gitu "

" APA? "

" PRILLY!! Tak bisakah kamu tidak berteriak barang sehari? " Dimas datang dengan suara keras.

" Kalau begitu lepaskan aku! " Prilly yang semula kaget dengan suara Dimas berusaha terlihat santai. 

Dimas berjalan kearah Prilly.  Menarik pinggang Prilly agar semakin mendekat.  " Jangan harap!  "

" Clara..  Apa semuanya sudah siap? " Dengan masih memeluk pinggang Prilly,  Dimas bertanya kepada Clara. 

" Sudah "

" Apa yang kalian rencanakan ?" Prilly meronta. Melepaskan pelukan Dimas. 

" Malam ini kita akan makan malam romantis.  Bersiap lah..  Dan pakai gaun yang ku berikan kepada Clara "
Setelah mengatakan itu Dimas meninggalkan Prilly dan juga Clara. 

Clara mendekat,  tetapi Prilly memilih menjauh.  Seoalah tidak ingin percaya dengan Clara.

" Prill..  " panggil Clara

" Sudahlah.   Kau tidak usah berpura pura baik didepanku! "

" Apa maksudmu? "

" Aku tau..  Kau tak begitu sungguh sungguh ingin membantuku! "

" Aku mau kamu sabar dulu "

" SABAR??  Sampai kapan? Begitu banyak kesempatan,  tapi kamu tidak juga membantuku kabur dari sini "

🌷🌷

Kegelapan malan rupanya telah datang,  angin dingin yang berhembus diarea berkebunan tak dihiraukan Ali.  Kini dia sedang berdiri disamping mobilnya,  memandang lurus kepada bangunan rumah yang dia yakini Prilly berada didalamnya. 

Calla LilyWhere stories live. Discover now