BAB 1 : Valerian's

83K 4.5K 1K
                                    

Tragedi penculikan dan pembantaian 40 anak Sekolah Dasar 12 tahun silam kembali diangkat media, wilayah Jakarta Selatan kembali tidak aman?

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Tragedi penculikan dan pembantaian 40 anak Sekolah Dasar 12 tahun silam kembali diangkat media, wilayah Jakarta Selatan kembali tidak aman?

12 tahun usai penangkapan Madava Fanegar, teror 'X' kembali menggemparkan Jakarta Selatan. Mensos ingatkan para orang tua lebih mengawasi anak-anaknya.

Diduga keturunan Madava, identitas 'X' dipertanyakan banyak kalangan. Netizen; "Mitos atau fakta, benarkah psikopat bersifat genetik?"

***

Author Pov

Jari tangannya terus menggulir layar ponsel, sembari membaca seksama setiap judul yang terpapar di berbagai jenis halaman blog. Tiga terakhir judul ini, ditulis sudah sebulan yang lalu. Banyak juga sebenarnya yang baru. Dia sempat membacanya ketika awal, dan sekarang matanya mulai lelah. Lelaki itu menghela napas usai mematikan layar ponsel, memilih bersender kuyu ke belakang dinding.

Madava Fanegar. Nama terkutuk itu memang dikenal oleh banyak orang. Seorang psikopat keji, yang pernah meresahkan warga dua belas tahun lalu—sesuai dengan berita yang ia baca barusan—jika pria itu dalang dari tragedi pembantaian anak-anak berseragam merah-putih. Tubuh mereka dikoyak, jeroan organnya dijual melalui dark web, sedangkan sisa tubuhnya ntah dikemanakan. Hangus.

"Ngeri si anjir!" Zayyan mengumpat. Jika dipikir kembali, dua belas tahun silam itu ketika ia berusia 6 tahun juga, masih kelas 1 SD! Seusia dengan para korban dari Madava, kan? Zayyan merasa dia salah satu anak yang beruntung sebab, bisa selamat sampai sekarang.

"Nggak kebayang jadi orang tuanya, pasti sakit banget. Belum traumanya. Lagian, si Madava aneh-aneh aja. Dilahirin jadi manusia, malah milih jadi anjing." Zayyan bermonolog kembali.

Kemudian sekarang si X—yang dulunya dilakoni oleh Madava—Tiba-tiba saja mencuat lagi ke permukaan, yang sialnya sudah melanjutkan pemburuan. Zayyan mendecak. Tidak mudah menangkap dan membongkar identitas seorang psikopat. Madava saja dulu butuh bertahun-tahun untuk berhasil ditangkap, jika bukan Ayah Zayyan yang 'kebetulan' berhasil melabrak labirin pria itu.

"Tuan Zayyan Arlen?"

Panggilan dari salah satu karyawan VL-Guard berhasil menarik atensinya. Zayyan menoleh cepat ke arah ambang pintu. "Iya?"

"Ada Bu Lana nunggu di lobi," beritahunya.

"Bunda?" Zayyan menunduk, menatap layar ponselnya sekilas kemudian kembali mengarah ke depan. "Kenapa nggak nelpon ke Zayn?"

"Ponselnya lowbat. Ditunggu, ya, Tuan."

"Iya. Makasih, ya." Zayyan menyahut, diikuti pergerakannya yang mulai melepaskan dogi—pakaian karate. Tungkai kaki Zayyan mengayun keluar ruangan bela diri.

ENIGMA: Last Flower Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora