BAB 16 : DID

28.7K 2.9K 501
                                    

Ramein dong, lumayan nih part ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ramein dong, lumayan nih part ini. Lumayan mikirnya 🤧 Happy reading! 🌹

***

Author Pov

"Papanya kamu juga Moana," kata Kaivan.

Moana mengerlingkan matanya, fokus merokok dengan satu tangan menekuk di bawah perut. Seolah apa yang ia lakukan tidak harus meminta izin pada siapapun. Namun, gadis itu sadar jika mata Rayyan jauh lebih serius memperhatikannya. Moana memalingkan wajah, memilih menyorot lurus ke arah tembok.

Tepat di belakang Moana, langkah kaki Niskala terhenti ketika melihat Kaivan menoleh ke arahnya. Pria itu mundur secara perlahan, mendekati Niskala cepat-cepat kemudian memutar balikan tubuh putri bungsunya.

"Kenapa, Mas?" tanya Viola sedikit bingung ketika baru saja turun tangga, dan Kaivan langsung menyuruhnya membawa Niskala masuk ke kamar. Wanita itu melirik sekilas.

"Moana dateng," kata Kaivan langsung dipahami wanita itu. Tidak banyak berbicara, Viola membawa Niskala menaiki lantai atas.

"Buang rokoknya sekarang," titah Rayyan pada putrinya, meskipun pria itu tahu jika perkataannya sama sekali tidak ada arti bagi Moana. Lihat saja, gadis itu memasang wajah cuek seakan-akan tuli. Moana menyesap sekali lagi, sudut mata gadis itu melirik sinis kala melihat Rayyan mulai maju satu langkah.

"Berhenti di situ. Nggak usah ngedeket," cetus Moana ketus. Gadis itu mundur satu langkah. "Siapa kamu berani ngatur-ngatur saya?"

"Ayah kamu," balas Rayyan lugas. "Berhenti ngerokok. Kamu seneng, tapi Kanara enggak."

Moana mendecakkan lidahnya. Malas sekali mengakui jika mereka adalah ayahnya. Tidak, Moana sama sekali tidak mempunyai Ayah. Pria dewasa adalah makhluk menjijikkan. "Enggak peduli. Lagian saya kan udah dewasa. Kalian juga sering ngerokok. Nggak usah sok bijak."

"Mon, kamu masih kecil," timpal Kaivan.

"SAYA UDAH DUA PULUH DUA TAHUN!"

Dibentak-bentak oleh anak kandungnya sendiri, tidak lebih menyakitkan daripada tidak dianggap sama sekali. Kaivan duduk di bahu sofa dengan pandangan turun menatap ubin dingin. Bohong... bohong jika Kaivan tidak sakit hati. Madava benar-benar hebat merenggut segala kesehatan psikologis Kanara tanpa cela.

Dissosiative Identity Disorder atau DID adalah salah satu jenis gangguan kejiwaan yang paling berat. Sebagian besar orang pasti tidak asing dengan DID. Gangguan mental yang ditandai dengan kerusakan memori, kesadaran, identitas emosi, presepsi, representasi tubuh bahkan perilaku. Penderita memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda-beda di satu badan.

Setiap kepribadian memiliki identitas yang berbeda dengan dirinya yang asli. Seperti nama, usia, gestur, ras bahkan jenis kelamin. Seperti kepribadian Kanara yang lain ini. Moana Adya Valerian melabeli dirinya sendiri sebagai wanita dewasa berusia 22 tahun. Berbeda 4 tahun dari usia Kanara yang sebenarnya. Tidak mau mempunyai Ayah, dan hanya memiliki ibu. Itu mengapa ia sama sekali tidak menunjukkan rasa segan sedikitpun pada Rayyan dan Kaivan.

ENIGMA: Last Flower Where stories live. Discover now