BAB 45 : Meredam

25.3K 3.4K 3.9K
                                    

Tembus 2K komentar di part ini, jam delapan malem nanti aku update lagi! Tapi isinya jangan spam huruf doang, ya, tapi beneran comment di setiap line

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tembus 2K komentar di part ini, jam delapan malem nanti aku update lagi! Tapi isinya jangan spam huruf doang, ya, tapi beneran comment di setiap line. Oke? Aku jarang minta target tau 😌✨

***

Author Pov

"Selama kamar kamu direnovasi, buat sementara kamu tidurnya di kamar Haira dulu aja, Shey." Suara Bayu mengalihkan atensi Shea yang baru saja duduk di meja makan—hendak sarapan bersama.

"Iya." Gadis itu menyahut pendek. Shea melirik Bayu sekilas. "Emangnya ... Papa punya uang buat renovasi kamar Shea?"

"Ada," jawab Bayu.

"Nggak ngeganggu tabungan Papa buat pengobatan Haira emang?" tanya Shea lagi, sangat hati-hati. Mengingat jika Bayu selalu menomorsatukan kondisi dan kebutuhan Haira dari dulu, dan renovasi kamar yang rusaknya separah ini pasti membutuhkan dana yang tidak sedikit. Belum lagi mengganti beberapa barang yang lain.

Bayu tidak menjawab itu, matanya hanya melirik piring Shea di depan. "Sarapan dulu."

Shea meraih sendoknya dengan roman tidak semangat. Dari kemarin malam, isi kepalanya terasa berat. Atas banyaknya tragedi yang datang secara berurutan, membuat pikiran gadis itu berkelana panjang.

Katanya, kemungkinan besar kamar Shea dibakar secara sengaja. Apa pelaku kebakaran ini adalah orang sama yang melemparinya telur busuk, merusak sepatunya, dan juga menghajarnya habis-habisan di malam itu? Kalaupun memang benar, apa alasannya? Apa motifnya? Mengapa senang sekali orang itu membuat Shea sengsara seperti ini?

Shea tahu ada yang mengintainya sejak Rayyan memberinya peringatan, untuk tidak keluar malam sendiri ketika mengantarkannya pulang bersama Keyla waktu itu. Akan tetapi, Shea tidak menduga juga jika tindakan peneror itu akan berani sampai sejauh ini.

"Kakak, Papa minta maaf. Kalau aja pulangnya nggak telat, kamu sama Haira nggak bakal gini," ucap Bayu menatap penuh putrinya. "Tapi, nggak pa-pa, kan? Pas semalem kan ditemenin A Biru sampai Papa pulang ke rumah."

"Kenapa?" tanya Shea rendah.

"Kenapa apa?"

"Kenapa cuman Xabiru?" Shea bertanya lagi dengan nada mengambang, seolah ini menjadi pertanyaannya sejak dulu. "Kenapa... cuman Biru yang dibolehin Papa deket sama Shey?"

Bayu mendadak terdiam.

"Aku nggak pernah diizinin sama Papa buat deket sama cowok. Dari dulu, sampe sekarang mau lulus SMA pun tetep sama. Boro-boro pedekatean, ketauan dianterin temen cowok yang cuman anggota sekelompok tugas aja Papa udah tantrum. Apalagi pacaran," celetuk Shea.

Shea tidak merasa dirinya seorang Primadona, tetapi gadis itu sadar bahwa tidak sedikit lelaki yang berusaha mendekatinya. Sebab Bayu galaknya tidak setengah-setengah, sebagian besar lelaki yang ingin maju mendekatinya memilih mundur, hilang dan pergi begitu saja.

ENIGMA: Last Flower Where stories live. Discover now