BAB 5 : Shey-Ru

37.4K 3.4K 979
                                    

❝Di lain hari nanti, saya akan menjadi orang pertama yang mengobati luka di jarimu, meskipun kedua tangan saya tengah berdarah-darah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di lain hari nanti, saya akan menjadi orang pertama yang mengobati luka di jarimu, meskipun kedua tangan saya tengah berdarah-darah.❞ —Enigma; Last Flower

***

Author Pov

"Kata Madava, warna kuning yang dikasih dia itu melambangkan belasungkawa, kayak bendera orang yang meninggal. Terus kalau gambar smile di balon, itu dia nyuruh keluarga korban buat tetep bahagia terus kedepannya."

Berbicara soal balon kuning, Zayyan jadi teringat malam ketika ia menjemput Kanara ke kantor polisi. Di perjalanan pulang hari itu, Zayyan melihat perempuan bergaun hitam di tepi jalan—dekat lampu remang-remang—tengah berlarian seraya memegang banyak tali yang mengikat sekumpul balon kuning juga. Wajahnya tidak terlihat, terhalang oleh balon tersebut. Namun, Zayyan yakin usia mereka tidak jauh beda. Atau mungkin saja memang sepantaran? Entahlah, ia hanya menerka-nerka.

"Masa, sih, jualan?" Zayyan bergumam. "Semalem itu? Di tempat sepi?"

"Lo ngomongin siapa?" tanya Damian tanpa mengalihkan atensi dari layar laptop. Lelaki itu sedang numpang mengerjakan tugas di kamar Zayyan, sebab di rumahnya sendiri selalu diganggu gugat oleh dua adik kembarnya yang tidak mau diam. Jadi, Damian memilih mencari aman dengan bertandang ke rumah Zayyan.

Zayyan menggeleng. "Bukan siapa-siapa, sih." Lelaki itu menoleh. "Mian gue mau nanya."

"Nanya apaan?"

"Menurut lo kalau ada psikopat bergender cewek, apa dia bisa punya power full kayak psikopat cowok?" tanya Zayyan.

Damian menghela napasnya. "Ngapain juga nanya gituan, Zayn. Mending lo hafalin nih bagian lo buat presentasi Sejarah besok."

"Ck, tinggal jawab elah."

"Ya, udah deh. Menurut gue kan?" Damian mau tak mau ikut beropini. "Ya, menurut gue bisa aja. Maksudnya, kata siapa cewek nggak bisa sekuat cowok? Bisa tau. Nggak selamanya nyali sama tenaga perempuan itu di bawah laki-laki. Butuh contoh? Tuh, liat si Nara adek lo. Dia aja bisa ngebekuk dua begal modal botol tupperware doang, iya, kan?"

Zayyan manggut-manggut. Benar juga. Dan pasti di luar sana ada banyak perempuan yang kapasitas kuatnya melebihi Kanara.

"Emang kenapa? Lo nggak lagi mikirin si X, kan, Zayyan?" tebak Damian usai memiringkan tubuhnya ke samping. Belum sempat Zayyan menjawab, Damian sudah lebih dulu menyela. "Ck! Lo tuh, ya, wujudnya aja belum keliatan hilal, ngapain juga harus dipikirin? Nggak usah ruwet. Nggak bakal ketemu sama dia juga."

Zayyan melemparkan sedotan pada Damian. "Lagian siapa juga yang mau ketemu sama orang gituan."

"Ya, makanya nggak usah dibahas." Damian melirik ponsel Zayyan yang terus berdenting oleh notif, tanda pesan masuk. "Calon ipar lo daritadi ngoceh. Balesin dulu coba."

ENIGMA: Last Flower Where stories live. Discover now