BAB 13 : CIPA

27.4K 2.9K 460
                                    

❝Trust me, berada di situasi mengasihi diri sendiri adalah part yang paling menyedihkan❞ —Zayyan Arlen Valerian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Trust me, berada di situasi mengasihi diri sendiri adalah part yang paling menyedihkan❞ —Zayyan Arlen Valerian

***

Author Pov

Mari kita membahas sedikit tentang maksud dari pengakuan Zayyan sore tadi pada kedua temannya. Kelainan bawaan lahir yang hingga kini belum ditemukan obatnya, dan lelaki itu dinyatakan tidak akan pernah bisa sembuh.

"Gue ... penderita CIPA."

CIPA atau Congenital Insensitivity to Pain adalah sebuah penyakit langka yang katanya hanya bisa menjangkit 0.01 persen orang di satu negara. Diperkirakan 1 dari 25.000 orang di dunia yang bisa mengalami ini. Penyakit CIPA sama sekali tidak menular, tetapi bisa menyerang siapa saja. Entah perempuan atau laki-laki, dewasa maupun anak-anak. Tetapi rata-rata CIPA memang diwarisi secara genetik.

Seperti apa yang pernah dikatakan Zayyan, jika lelaki itu sama sekali tidak bisa merasakan sakit. Seumur hidupnya. Mau tertimpa batu, teriris pisau atau terbakar api, Zayyan tidak akan bisa merasakan perih dari itu semua sebab tubuhnya tidak mempunyai kepekaan terhadap rangsangan apapun dari luar.

Penyakit CIPA disebabkan oleh mutasi gen NTRK1. Gen NTKR1 adalah gen yang berfungi untuk menginstruksikan tubuh untuk mensekresikan suatu jenis protein yang sangat esensial bagi neuron sensori, yang fungsinya mengantarkan impuls mengenai rasa sakit, panas, dingin dan juga sentuhan. Sedangkan para penderita CIPA seperti Zayyan, NTRK1-nya tidak berkerja dengan baik, sehingga banyak neuron sensori yang hilang dan mati.

Sekilas, penyakit ini terlihat tidak berbahaya. Malah mungkin terdengar keren, kan? Tidak bisa merasakan sakit, seperti superhero. Zayyan harusnya beruntung, begitu? Salah. CIPA lebih dari kata bahaya, bahkan terlalu khawatir.

Penderita CIPA sama sekali tidak mempunyai kendali pada dirinya sendiri. Mereka sering melakukan hal-hal bahaya tanpa disadari, itu karena mereka tidak mempunyai parameter untuk menentukan tubuhnya baik-baik saja atau dalam bahaya. Seperti menggigit bibir sendiri yang sering Zayyan lakukan. Akibat tubuhnya tidak bisa mendapatkan sinyal rasa sakit, lelaki itu bisa saja kebablasan terus menggigit bibir dan lidahnya hingga putus jika tidak dipantau oleh orang-orang terdekat.

Itu mengapa sebabnya penderita CIPA tidak boleh lepas dari pengawasan. Mereka bisa 'memutilasi' badannya sendiri secara perlahan. Zayyan sering menepuk pelan pipinya sendiri, upaya ingin merasakan sakit seperti apa yang dikatakan orang normal. Namun, rangsangan yang tidak bisa berfungsi membuat lelaki itu tidak sadar jika tenaganya terlalu besar hingga membuat wajahnya berakhir babak belur.

Sama saat Shea memberikannya salep luka bakar di sekolah waktu itu, dan Zayyan memakainya dengan tenaga kelewat kencang hingga kulit melepuhnya kian lepas.

"Emang dingin itu apa, Bar?"

Zayyan tidak akan pernah tau apa itu definisi suhu. Sebab jika lelaki itu disimpan di tengah kutub es atau kobaran api, sama sekali tidak ada bedanya bagi Zayyan. Sama saja. Zayyan juga tidak bisa mengenal rasa lapar dan haus, maka dari itu jadwal makan dan minumnya sudah ditentukan. Termasuk kebutuhan toilet, dan juga mengecap rasa makanan. Hambar. Kehidupan Zayyan benar-benar hambar.

ENIGMA: Last Flower Where stories live. Discover now