BAB 24 : Blamed

26.3K 2.6K 556
                                    

Shea cantikku 😍 Ramein, yaaa 💗

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Shea cantikku 😍 Ramein, yaaa 💗

***

Author Pov

"Al! Al... Alea!"

Suara Zayyan terdengar dari belakang membuat Alea yang tengah berjalan menuju pintu gerbang langsung terhenti. Bel pulang sudah berbunyi lima menit lalu, para murid kompak berhamburan di lapangan. Mengingat jika tadi ada huru-hara yang tidak jelas, mana  mungkin Zayyan membiarkan gadis itu pergi begitu saja tanpa meluruskan apapun.

Ada titik di mana seseorang tidak bisa lagi terus-terusan memaklumi. Itu yang Zayyan pikirkan. Kanara dan Moana sudah cukup sulit untuk akur dengan Alea, Niskala yang terang-terangan menunjukkan ketertarikannya pada Shea, dan sekarang rumor tidak valid malah tercipta hanya perkara sepasang sepatu.

Zayyan terlalu banyak mengecewakan Alea, dia tidak mau membuat gadis itu semakin merasa tersisihkan. Baginya, Alea sudah terlalu baik dan sabar untuk Zayyan yang selalu kurang bersikap tegas selama hubungan mereka.

"Iya, kenapa?" tanya Alea usai memutar badan. Seolah tidak terganggu dengan rumor itu.

"Omongan anak-anak sekolah tadi... yang tentang sepatu ini sama punya Shea, tolong jangan diambil hati. Mereka emang suka kemana aja kalau ngomong. Al, sepatu Shea dikasihnya itu sama Moana," kata Zayyan.

Panjang umur, yang dibicarakan justru hadir. Moana berdiri di sebelah Zayyan membuat Alea tidak fokus di tempatnya. Gadis itu berusaha mengatur kestabilan pembawaannya. Sedangkan Moana menatap gadis itu penuh perhitungan seraya mengunyah permen karet.

"Oh, masalah sepatu, ya." Alea mengulum bibirnya. "Itu nggak apa-apa. Aku nggak mempermasalahin soal itu, kok."

"Yakin nggak ngepermasalahin?" tanya Moana dengan suara berbisik, tersenyum mengejek. "Pas istirahat nyusulin, tuh, ke kamar mandi."

"Siapa yang nyusulin?" Zayyan memutar kepala ke arah Moana. "Alea nyusulin lo?"

Moana melirik Alea sekilas, suka sekali melihat raut tertekan gadis itu meskipun tidak semua orang bisa paham membaca mimik wajah Alea Lovatta. Moana menggeleng enteng, pura-pura memainkan kuku jari dengan roman malas. "Ah, enggak. Saya asal ngomong aja barusan."

Alea menahan napas di dada. Moana sengaja sekali mempermainkan ucapannya.

"Al?" Zayyan kembali menarik atensi Alea agar mengarah kepadanya. "Kamu beneran nggak marah? Kalau sepatunya masih dipakek sama Shea, aku nggak bakal pernah pakek sepatu yang ini lagi. Beneran. Jangan dianggap serius omongan anak-anak sekolah, Al. Apalagi soal kapal-kapalan atau apalah itu. Mereka cum—"

"Iya, Zayn. Iya. Nggak usah diperpanjang." Alea menyela lebih dulu, menandakan jika lelaki itu tidak perlu khawatir. "Nggak usah dipikirin."

"Kita masih baik-baik aja ‘kan, ini?"

ENIGMA: Last Flower Where stories live. Discover now