SoH - 1. Api Peperangan Pertama

1.1K 83 15
                                    

"Tenanglah Isaac," kata Hotaru dengan nada suara lembut sembari memijit bahu suaminya yang menegang.

Manik biru cemerlang itu berkilau untuk sepersekian detik, tatapannya terkunci pada ruangan yang berada di hadapannya. Ia menarik napas panjang sebelum menatap wajah istrinya. "Maaf ... aku terlalu khawatir, Dear."

"Itu sangat wajar Isaac," ia terdiam sejenak, memilih-milih kata yang tepat, " ... tapi kita harus selalu tegar, demi putra kita, Ryu." Hotaru membingkai wajah Isaac dengan kedua tangannya yang ramping, sementara bibir merah mudanya melengkung sempurna. "Kita akan memastikan impiannya tercapai, Laniana yang congkak itu harus mendapat pelajaran karena berani mengusik milik Isaiah dan Shimizu."

Isaac menggenggam balik tangan lembut istrinya. "Kau benar, aku tidak boleh melupakan fakta yang itu. Ryu kita pasti bisa melakukannya," kata Isaac dibarengi seriangaian lebar.

Hotaru tersenyum menyetujui, namun di dasar hatinya ia khawatir bukan main. Ia berjalan memutari sofa dan ikut duduk di samping Isaac. Kepala mungil Hotaru bersandar manja pada pundak Isaac.

Pikirannya menerawang, menebak-nebak apa yang sedang terjadi di ruangan seberang.

Putranya Ryu sedang bertarung di dalam sana, melawan William dalam rangka memenangkan sebuah tender yang diselenggarakan oleh pengusaha raksasa di Amerika, Louis Bowman, pria itu menemukan lubang minyak lagi, ukurannya 'cukup' besar hingga media massa meributkan mengenai penemuan tersebut.

Namun sayangnya, Louis juga kakak ipar William.

Sementara di seberang ruangan, Ryu, yang menjadi objek perhatian justru terlihat sangat tenang. Ia berdiri dengan tegak, langkah kakinya  mantap dan berwibawa, tidak gentar sedikitpun dengan sikap antipati William yang kentara. Malahan, ia tersenyum mengejek yang hanya bisa disadari oleh musuhnya itu.

"Seperti yang telah saya paparkan tadi, metode yang saya ambil berbeda jauh dengan metode Mr. William. Saya tidak bisa menyuguhkan kepada Anda rencana dengan risiko tinggi seperti itu. Memang keuntungannya akan sangat tajam dan orang-orang mungkin tidak akan menyadari trik unik itu," Ryu menekankan kata-kata mungkin dan unik agar Louis menangkap maksudnya dengan tepat, kemudian ia menggelengkan kepala, "Orang-orang yang akan mengambil minyak untuk kita adalah manusia, bukan mesin, berkat mereka minyak dari dasar bumi itu akan terangkat ke permukaan dan memberikan pundi-pundi uang kepada kita. Apalagi penemuan minyak Anda tidak sembarangan, jika kita salah memanfaatkannya maka masa depan anak cucu kita akan terancam. Oleh karena itu, pantaskah kita mengelolanya secara sembrono?"

Louis mengamati presentasi Ryu dengan cermat, dalam hati ia terpukau dengan gagasan-gagasan cemerlang pria yang baru berumur 27 tahun itu.

"Anak cucu, hm? Seingatku bahkan kau tidak beristri Mr. Ryu," kata Wiliam ketus, mencoba memancing agar Ryu kehilangan kendali.

Ryu tersenyum sinis. "Ah," serunya, "Maaf mengecewakan Anda dengan fakta itu Mr. William. Tapi perlu Anda ketahui bahwa dahulu saya memiliki istri yang sangat cantik dan mempesona. Bahkan ia juga hendak memberikan saya keturunan yang luar biasa. Sayang, karena keserakahan seseorang ia harus mati muda bersama anak kami yang masih dalam kandungan. Dan saya tidak menemukan satu pun wanita yang cukup pantas untuk menggantikan istri saya." Ryu membungkuk pelan ke arah Louis, "Maaf saya jadi membawa urusan pribadi dalam diskusi ini."

Louis mengangkat sebelah tangannya, mengisyaratkan tidak apa-apa. Kemudian ia berbalik ke arah William, memberikan tatapan tidak terbaca. "Well, kita semua tahu peristiwa naas itu, ada baiknya jika tidak mengungkit luka lama."

"My bad," William menunduk sejenak pada Ryu dengan perasaan benci yang semakin menjadi namun dengan lihai dikuburnya dalam-dalam. "Maafkan ketidakpekaanku Mr. Ryu."

Secret of Heart - RevealedTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon