SoH - 13. Freya?

483 40 0
                                    

Mereka semua tahu arti nama itu. Sebuah nama yang mampu membuat semua orang enggan membicarakannya, apalagi di tempat ini.

"Bagaimana ini, Blaire?"tanya Kathy takut-takut.

Blaire menatap Kathy dengan tatapan iba. Kejadian seperti ini tidak terjadi kali ini saja. Dulu, ketika para wanita masih mengejar-ngejar Ryu dengan gigih, ada yang bertindak nekad:berbohong sebagai Freya agar Ryu memperhatikannya.

Dan ya, Ryu sangat memperhatikannya.

Begitu mengetahui dirinya dibohongi, Ryu mengusir wanita itu dengan kasar, tidak cukup hanya sampai di situ, ia membuat keluarga gadis itu menderita juga. Pekerja yang bersekongkol dengan wanita itu juga tak luput dari amarah Ryu. Ia memecatnya pada hari yang sama. Kemudian, mengatakan betapa sedih dan terkhianatinya dia oleh karyawannya sendiri. Menjadikan dukanya sebagai lelucon, dan menghina mendiang istrinya yang meninggal dengan tragis. Katanya, ada batasan-batasan yang harus dipahami dan dihormati sebagai sesama manusia. Jika hanya dengan sejumlah uang tidak berharga mereka mempermainkan duka seseorang, maka mereka tidak pantas menyebut diri mereka sebagai manusia. Dan Ryu hanya ingin mempekerjakan manusia.

Para pekerja menanam baik-baik kejadian itu dalam diri mereka. Menyimpannya dengan khusus di dalam otak. Dan bertindak sangat hati-hati agar tidak mengusik duka Ryu. Melihat balasan Ryu pada wanita itu, mereka yakin untuk tidak bertindak bodoh dengan mengulanginya.

Dan kini, Kathy takut kejadian serupa menimpanya. Mengingat resepsionis malang dan wanita itu menyesali tindakan mereka hingga kini.

"Tenang, Kathy. Kau tidak tahu menahu soal ini kan?"

Kathy mengangguk sambil gemetaran.

"Sekarang, kembalilah ke tempatmu, sampaikan saja dengan sopan Mr. Ryu sedang sibuk. Dan katakan padanya agar jangan mengulangi hal seperti ini lagi, kita semua tahu bahwa seseorang dengan nama itu tidak mungkin berada di sini."

Kathy mengangguk kembali dan pergi melakukan tugasnya.

Blaire menghela napas. Masih saja ada orang gila yang bosan hidup. Apakah orang itu sudah kehilangan kewarasannya? Blaire yakin bahwa kejadian yang menimpa wanita itu sudah tersebar di kalangan atas. Mengingat betapa cepat isu-isu tersebar melebihi apapun.

Namun, rasanya ada yang ganjil. Jika benar wanita itu tahu apa yang terjadi. Masihkah ia nekad? Blaire cukup yakin siapapun masih punya akal sehat untuk tidak mengusik Isaiah.

Bagaimana jika-----

Blaire segera menaruh dokumen-dokumen yang dibawanya dari ruangan Ryu. Kemudian, menyusul Kathy secepat yang ia bisa.

Tidak mungkin ada jasad yang bangkit dari kuburnya, tekan Blaire.

Ia menekan tombol lift yang mengarah ke lobi. Menunggu lift turun dengan gusar, dan menghambur secepat kilat ketika pintu lift terbuka.

Keringat dingin menetes dari dahinya yang pucat. Blaire mendekati meja resepsionis dengan perlahan.

"Mohon maaf, Nyonya. Mr. Ryu sedang sibuk saat ini," resepsionis itu tampak sedikit gelisah, "dan tolong jangan mengulangi perbuatan seperti ini lagi, Nyonya. Mrs. Freya Leonara sudah beristirahat dengan tenang, tolong jangan mengusik Mr. Ryu."

Resepsionis itu mengucapkan kata-kata yang disarankan Blaire dengan baik.

Wanita itu menghela napas panjang. Tampak kecewa. Meskipun wanita itu membelakangi Blaire, Blaire tahu bahwa wanita itu tersenyum tipis. Ia membalikkan badan, rambut merah jahenya bergerak dengan anggun tatkala angin membelainya.

Blaire hampir kehilangan kekuatan kakinya untuk berdiri. Lututnya melemas. Wajahnya memucat seperti habis melihat hantu.

Ia berjalan dengan sangat perlahan, pandangan matanya terkunci pada wanita berambut merah jahe itu. Lama ditatapnya wanita itu hingga tidak terlihat lagi.

Secret of Heart - RevealedWhere stories live. Discover now